Lembaga Survei Nasional: Pilpres Satu Putaran, Rocky Gerung: Propaganda Perencanaan Kejahatan

Lembaga survei nasional Populi Center sudah meluncurkan hasil survei pada kamis (9/11/2023), bahwa masyarakat sebanyak 64,9 persen menginginkan pemilihan pemilihan presiden (PILPRES) berlangsung dalam satu putaran. 

“Publik bisa dikatakan optimis pilpres tahun ini berlangsung satu putaran, ” ujar Hartono peneliti Populi Center. 

Rocky menanggapi di  Youtube Rocky Gerung Official (12/11/2023), bahwa ini adalah propaganda yang sangat purba, sama seperti amerika ingin menyerang eropa di perang dunia kedua dengan narasi akan memusnahkan eropa dengan pesawat yang dibuat di inggris, padahal itu hanya rekaman studio lalu disebarkan ke publik. 

“Tetapi dalam politik sebetulnya itu nggak boleh terjadi karena politik itu adalah ujian moral ujian argumen,” tambah Rocky.

Rocky menambahkan bahwa orang yang menggunakan cara propaganda tersebut hanya takut kalah argumentasi. Sehingga kemenangan propaganda dengan cara yang tidak etis.

“Dari awal sudah menduga ini adalah perencanaan kejahatan pencernaan kecurangan,” tegas Rocky. 

Rocky mengatakan juga bahwa propaganda sudah terjadi dengan tiba tiba lembaga survei mengeluk-elukan satu periode kepemimpinan, baliho ada dimana mana, sudah jelas.

 Rocky juga menegaskan jika pemilih pemilu 80% adalah lulusan SMP yang mudah di bombardir pikirannya dengan berbagai sogokan bantuan langsung tunai (BLT), sehingga lembaga survei menunggangi populasi yang tidak rasional sebagai dasarnya. 

“Karena sudah dikondisikan untuk memilih seseorang,” ujar Rocky. 

Rocky menambahkan, kecurangan ini juga disponsori oleh lembaga survei. Ditengah krisis moral dan etik justru membalikan fakta untuk memberi dukungan rezim yang condong untuk melakukan satu putaran.

“Lembaga-lembaga survei di situ kesalahan metodologinya,” tegas Rocky.

Tambah Rocky , lembaga survei bisa mengatakan bahwa survei yang dilakukan benar dengan mengatakan itu dilakukan setelah BLT ditebar baliho dipasang, jelas bahwa itu disclaimer yang menganggap seolah negeri indonesia homogen. 

“Lembaga survei bermasalah karena soal atau variabel-variabel yang kita sebut hidden curicula apa namanya kurikulum terselubung itu diandaikan sebagai normal,” ujar Rocky. (AA)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment