Pendidikan Adalah Pasar, Bagian ke-3

Amir Rifa'i

Modernis.co, Malang – Sejak zaman dahulu, pendidikan telah lama dianggap sebagai tonggak utama dalam perkembangan individu dan masyarakat. Akan tetapi kini, dalam beberapa dekade terakhir, paradigma pendidikan telah berubah secara drastic dan dramatis. Pendidikan tidak lagi hanya dianggap sebagai alat pembebasan intelektual, tetapi juga sebagai pasar ekonomi yang membawa pada kejumudan.

Lalu bagaimana pendidikan yang mempunyai cita-cita intelektual bergeser dipengaruhi oleh komoditi pasar dengan dalih perkembangan pendidikan modern. Tidak lain adalah karena pendidikan hanya dilihat sebagai sebuah investasi, padahal, pendidikan jika dilihat sebagai investasi dalam masa depan seseorang merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur dengan uang. Namun, pergeseran besar terjadi ketika pendidikan mulai dilihat sebagai komoditas yang dapat dibeli dan dijual.

Fenomena ini diperparah oleh pertumbuhan perguruan tinggi swasta yang melibatkan biaya kuliah yang tinggi dan pendekatan bisnis terhadap pendidikan. Dalam banyak negara, pendidikan tinggi sekarang dianggap sebagai bisnis yang sangat menguntungkan. Perguruan tinggi dan universitas bersaing untuk menarik siswa dengan berbagai tawaran, termasuk program-program spesialis dan fasilitas mewah. Inilah diantara yang menjadikan perguruan tinggi telah menjadi pasar yang sangat kompetitif, dengan harga yang waw.

Mengutip kalimat viral anak zaman Now, “Emang boleh biaya pendidikan semahal itu?”. Selain itu pendidikan yang dipersepsikan sebagai pasar juga tidak lepas dengan dengan ideologi neoliberal. Kebijakan ekonomi neoliberal memandang pendidikan sebagai tanggung jawab individu, bukan negara. Ini berarti bahwa pendidikan sering kali diabaikan oleh pemerintah dan harus didanai secara mandiri oleh individu/ mandiri.

Maka kita bisa melihat bahwa sistem pendidikan yang berbasis pasar cenderung menguntungkan mereka yang memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Sementara itu, individu yang kurang mampu sering kali terpinggirkan, terlupakan bahkan tidak jarang diabaikan.

Adapun selanjutnya peran sektor swasta juga memainkan permainan besar dalam perubahan paradigma pendidikan. Banyak perusahaan swasta yang melihat peluang dalam bisnis pendidikan dan mulai mengoperasikan sekolah, universitas, dan platform pembelajaran online. Ini menciptakan persaingan yang lebih kuat dalam dunia pendidikan dan meningkatkan komersialisasi dalam dunia pendidikan.

Egoisnya, sektor swasta sering kali fokus pada keuntungan finansial, yang dapat mengorbankan kualitas pendidikan. Hal ini terlihat dalam berbagai skandal yang melibatkan universitas swasta yang memanipulasi data penerimaan siswa atau memberikan gelar palsu kepada siswa yang membayar mahal. Ketika pendidikan dianggap sebagai pasar, risiko praktik-praktik semacam ini meningkat.

Permaslahan peran seorang guru juga tidak kalah penting dalam perubahan paradigm pendidikan yang juga berdampak pada kinerja seorang guru. Dalam sistem pendidikan yang dianggap sebagai pasar, guru sering kali dianggap sebagai pekerja yang harus memenuhi target kinerja dan hasil ujian belaka, tanpa memperhatikan norma kemampuan sebagai basic mata pelajaran di bidangnya.

Fokus pada penilaian dan pengukuran sering kali mengorbankan pendekatan pembelajaran yang lebih holistic, humanistic dan pengembangan karakter siswa. Guru juga terkadang dipaksakan untuk mengikuti kurikulum yang tiap waktu, sewaktu-waktu diganti dan dipaksakan oleh pemerintah atau lembaga pendidikan yang memiliki tujuan komersial. Ini juga dapat mengurangi kreativitas dan fleksibilitas dalam pengajaran.

Tidak berhenti sampai disitu, pendidikan online dan perdagangan internasional juga telah menjadi salah satu aspek utama dalam komodifikasi pendidikan. Banyaknya platform pembelajaran online seperti Coursera, Udemy, dan edX telah tumbuh pesat, menawarkan kursus dari universitas terkemuka di seluruh dunia. Ini memberi akses lebih luas ke pendidikan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang mutu pendidikan yang disampaikan dan pemantauan penipuan akademik.

Selain itu, perdagangan internasional pendidikan juga semakin berkembang. Mahasiswa dari berbagai negara bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan tinggi, yang sering kali menjadi investasi besar. Hal ini menciptakan pasar internasional yang besar dalam pendidikan tinggi dan mendukung ekonomi negara tuan rumah. Hahaha

Maka, jika sebuah pendidikan dipandang pasar, telah mengubah cara kita memandang pendidikan. Pendidikan tidak lagi hanya tentang pengembangan intelektual dan pemberdayaan individu, tetapi juga tentang bisnis yang menguntungkan, ya untung yang sangat besar, sementara manfaat yang datang dengan paradigm ini belum tentu dapat diraskaan oleh khalayak umum. Harusnya, pendidikan menjadi alat pembebasan yang kuat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Oleh: Amir Rifa’I (Pemerhati Pendidikan)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment