Modernis.co, Malang – Muhammadiyah memiliki berbagai bidang dalam menjalankan gerakan dakwahnya, dan salah satunya adalah pendidikan. Hal ini terbukti dan kita tahu dalam sejarah Indonesia, sejak masih dijajah Belanda. Melalui pendidikan, pemerintah Hindia Belanda masa itu, sanggup memberikan rasa khas “Belanda” di beberapa unsur dalam masyarakat, terlebih bagi pelajar.
Dalam sejarahnya, waktu itu pendidikan masih menerapkan sistem yang disesuaikan dengan kelompok masyarakat, ada berbagai kelompok lapisan masyarakat, untuk lapisan tertinggi, sekolah hanya boleh diisi oleh pelajar berkedudukan atau orang kaya saja, sedangkan kelompok kedua diisi oleh pribumi yang menempati golongan rendah dengan diberikan pendidikan yang kurang berkualitas.
Pendidikan Indonesia pada masa itu menganut sistem pendidikan sekuler yang dalam pembelajaranya tidak diajarkan nilai-nilai dan ajaran agama,dan sistem pendidikan pesantren yang hanya mempelajari syariat Islam. Dari sini, KH. Ahmad Dahlan berusaha keras agar mengintegrasikan kedua sistem pendidikan tersebut untuk menyatu.
baca juga: Tanpa Pamrih, 5 Sumbangsih Nyata Muhammadiyah Terhadap Bangsa dan Negara
KH. Ahmad Dahlan memiliki cita-cita untuk melahirkan sistem pendidikan yang mampu melahirkan masyarakat menjadi ulama yang intelektual yang kuat dalam keimanan kepada Allah SWT serta didukung dengan khazanah pengetahun umum. Untuk merealisasikan hal tersebut KH. Ahmad Dahlan mengajarkan pelajaran Agama di sekolah Sekuler barat serta mendirikan sekolah yang menggabungkan antara pelajaran umum dan pelajaran tentang syariat Islam.
Melalui Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan memiliki keinginan yang kuat untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia. Beliau berpandangan bahwa terpuruknya umat Islam dan bangsa Indosesia tidak lain disebabkan oleh terbelakangnya sistem pendidikan yang diselenggarakan. Oleh karenaya, beliau memfokuskan diri untuk mengambil jalur pendidikan sebagai sarana dakwah untuk membebaskan bangsa Indonesia dari kebodohan, dan menyadarkan bangsa Indonesia agar mampu berjuang untuk mengusir penjajah Belanda dari Nusantara.
Muhammadiyah dalam perspektif ideologi keagamaannya merupakan gerakan Islam, dengan misi dakwah amarma’ruf nahi munkar dan tajdid sebagai identitas gerakannya. Idiom “kemajuan”, “maju”, “memajukan”, dan “berkemajuan” telah melekat dalam pergerakan Muhammadiyah sejak awal berdiri hingga dalam perjalanan berikutnya.
Tahun 1912, tercantum kata “memajukan” dalam frasa tujuan Muhammadiyah, yaitu “Memajoekan hal Agama kepada anggauta-anggautanja”. Kyai Dahlan, seringkali mengungkapkan pentingnya “berkemajuan”. “Menjadi kyai, jadilah kyai yang maju”. Semua langkah Kyai Dahlan dan Muhammadiyah menjadi pelopor pembaruan sistem pendidikan, kesehatan, sosial, dan juga gerakan perempuan. Dan itu semua menjadi gerak kemajuan yang saat ini dibuktikan dengan aksi nyata oleh para generasi penerusnya.
baca juga: Mengenal Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Kalimat-kalimat K.H. Ahmad Dahlan di atas mendasari bahwa pendidikan muhammadiyah dengan ribuan lembaganya mulai Paud/TK hingga universitas yang ada saat ini, lahir dari semangat pembaharuan bisa dilihat dari sejarah beliau yang sangat peduli terhadap dunia pendidikan.
Berbagai pemikiran pendidikan yang berkemajuan telah banyak ditawarkan oleh organisasi Muhammadiyah terutama melalui pendirinya KH. Ahmad Dahlan, yang salah satuny adalah berusaha menampilkan wajah pendidikan Islam menjadi satu sistem pendidikan yang integral. Pemikiran tersebut terlihat jelas pada tujuan pendidikan yang dirumuskan yaitu dengan melahirkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yaitu generasi yang dapat menguasai ilmu agama dan juga ilmu umum, material, spiritual dan dunia akhirat. Menurut beliau dua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya. Karenanya, tindakan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan dalam mengintegrasikan dua sistem tersebut yaitu dengan memberikan pelajaran agama di seluruh sekolah Belanda sekuler, juga merintis sekolah-sekolah di kalangan sendiri dengan memadukan ilmu agama dengan pengetahuan umum untuk diajarkan di sekolah.
Tidak terlalu berlebihan sekiranya penulis menyebut bahwa K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang pemikir pergerakan hebat yang menghasilkan produk sejarah. Pemikiran pendidikan berkemajuan Muhammadiyah yang digagas oleh Ahmad Dahlan tentu tidak dapat dipisahkan dengan pemikiran Islam.
baca juga: Bikin Bangga, 5 Fakta Unik Muhammadiyah
Dan hari ini kita melihat bahwa semangat pendidikan Muhammadiyah adalah wujud manifestasi dari pemikiran Ahmad Dahlan yang diilhami melalui Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama dari ajaran Islam. Semoga Muhammadiyah selalu terdepan dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Wallahu a’lam bishowab.
Oleh: Amir Rifa’I (Pemerhati Pendidikan)