Modernis.co, Malang – Ingin sekali mengawali tulisan ini dengan kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, Mungkin karena sudah banyaknya korban berjatuhan yang terlahir oleh oleh virus ini, bisa pula karena kehadirannya telah mencabut nikmat umat untuk menggapai berkah-Nya.
Hal ini mengingatkan saya terhadap hadits Nabi yang berbunyi “Ada dua nikmat yang sering manusia sia-siakan yaitu nikmat sehat dan nikmat sempat” akan tetapi hari ini bertambah nikmat yang tersia-siakan oleh manusia yaitu nikmatnya berkah yang didapat oleh dampak virus corona (Covid-19).
Dunia dewasa ini telah dihebohkan oleh salah satu penyakit atau virus yang dipercayai mematikan, dimana sudah banyak korban yang berjatuhan akibat virus ini. Ya, virus ini adalah bernama Wabah Corona Disease (Covid-19). Seluruh dunia sepakat bahwa pertama kali virus ini lahir di negara yang memiliki julukan Tirai Bambu yaitu Negara Cina, di mana banyak sekali data maupun media yang memberikan informasi kebenaran hal tersebut.
Penyakit ini menyebar di seluruh lapisan Cina, bahkan setelah beberapa waktu berlanjut virus ini menyebar atau masuk ke hampir seluruh Negara-negara dunia. Seperti, Italia, Inggris bahkan Indonesia, begitupun dengan Arab Saudi yang sudah menyiasati berbagai hal agar virus ini tidak masuk di Negara itu, salah satu siasat yang dilakukannya adalah penundaan ibadah umrah.
Beberapa minggu belakangan ini virus ini sudah menghebohkan Indonesia setelah ada 2 warga yang positif corona, menyebarnya berita itu kian membuat kepanikan bermuara dalam diri masyarakat. Jika beberapa bulan belakangan hanya mengetahui virus ini dari media. Hari ini Indonesia sudah merasakan virus ini, bahkan ada salah satu Kabinet Indonesia Maju yaitu Menteri Perhubungan sudah divonis positif virus ini.
Alhasil semakin banyak masyarakat yang terindikasi positif virus ini, maka semakin besar pula kepanikan yang terjadi. Sehingga pemerintah baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah provinsi, bahkan lembaga-lembaga seperti lembaga pendidikan memiliki siasat tersendiri untuk mencegah masuknya virus ini di lingkungan mereka.
Panik terhadap virus ini adalah hal yang wajar, karena memang sudah banyak korban yang berjatuhan di seluruh lapisan dunia yang sudah positif virus ini. Namun, kesalahan yang kian tidak disadari adalah, hal atau dampak akhir yang akan diperoleh dengan rasa panik yang berlebihan seperti, penundaan ibadah umrah, penutupan sementara tempat wisata bahkan seperti penundaan terhadap jalannya proses Pendidikan, dengan demikian keberkahan juga tertunda.
Virus ini memang pantas sekali untuk kita takuti dan waspadai keberadaannya agar tidak masuk di lingkungan kita. Akan tetapi kepanikan-kepanikan itu tidaklah harus merampas hak-hak masyarakat untuk mendapatkan berkah. Sementara langkah-langkah atau kebijakan pemerintah bagi saya sudah merampas hak yang seharusnya masyarakat dapat.
Seperti halnya Arab Saudi dengan penundaan jamaah umrah, Indonesia dengan penutupan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan pendidikan yang sangat merugikan moral masyarakat. Berapa banyak orang-orang yang hendak melaksanakan ibadah Mulia (Umrah) harus terbengkalai atau terhalang oleh virus ini?, sehingga berkah tuhan juga tertunda didapat oleh umat.

Indonesia sendiri tidak seharusnya memberikan batasan untuk warga Negaranya mendapatkan keberkahan, seperti berkahnya sosial, berkahnya kebudayaaan, berkahnya pendidikan dan keberkahan-keberkahan lain yang seharusnya sebagai warga Negara kita dapatkan, namun harus terhalang oleh rasa ketakutan yang berlebihan terhadap virus ini.
Pada dasarnya kematian, penyakit dan sebagainya sudah ada garis atau catatan yang akan tuhan tanam dalam perjalanan hidup umat, hal ini yang harus kita sadari. Walaupun dalam teori maslahah mursalah tidak masalah melakukan kemudharatan yang kecil untuk mencegah kemudharatan yang lebih besar, namun langkah-langkah atau solusi untuk mewaspadai virus ini justru adalah langkah untuk membuka kemudharatan yang tidak kalah besar.
Dampak yang ditawarkan dalam solusi ini justru akan membuat umat harus terhalang untuk mendapatkan berkah karena kebijakan-kebijakan yang kurang tepat dalam pencegahan atau penanganan virus ini. karena ada hak-hak dan berkah umat atau masyarakat yang terhalang olehnya, ini adalah suatu kemudharatan yang besar pua.
Sedikit opini singkat dalam tulisan ini, semoga kita semua tidak terlalu beranggapan bahwa virus ini sebagai sebuah kebinasaan yang akan menenggelamkan manusia pada kematian. Melainkan mari sama-sama percaya akan takdir, catatan langkah hidup manusia yang sudah tertulis di lauhul mahfudz yang tidak akan ada yang bisa merubahnya kecuali dengan kepercayaan ruh yang kuat kepada sang khaliq.
Selanjutnya terlepas dari ulasan opini singkat ini. Mari kita berdoa untuk pribadi, keluarga, dan seluruh umat muslim dunia, agar terhindar dari wabah virus yang dipercayai menakutkan dan mematikan ini. Karena ketika kita sudah tidak terlepas dengan usaha dan memohon perlindungan kepada-Nya. Maka segala masalah yang besar dunia bahkan akhirat akan selesai di tangan-Nya.
Oleh: Lutfi Muktar ( Kabid Tabligh IMM Tamaddun FAI UMM 2020)