5 Hal Penting Soal Etika Bermedia Sosial Anak

etika bermedia sosial

Modernis.co, Jakarta – Gimana kabar nih para orang tua yang lagi pusing soal etika bermedia sosial anak. Beh bikin khawatir sih jaman sekarang.

Jaman gini siapa sih yang nggak kenal media sosial? Dari TikTok, Instagram, Twitter/X, sampai platform baru, semuanya jadi bagian dari keseharian kita. 

Tapi, pernah kepikiran nggak sih kalau berselancar di dunia maya itu nggak cuma soal upload foto keren atau bikin thread viral? 

Ada yang namanya etika bermedia sosial yang harus diketahui oleh semua kalangan, apalagi buat kita yang masih muda, termasuk para kiddos.

Nah, buat para milenial dan gen Z yang punya adik, sepupu, atau bahkan sudah jadi orang tua muda, ini 5 point penting yang wajib kita tanamkan soal etika bermedia sosial pada anak-anak. Check it out!

1. Pikirkan Dulu Sebelum Posting

Ini nih aturan emasnya! Kita sering banget dengar istilah jejak digital itu abadi. Apa pun yang kita share, bahkan setelah dihapus, bisa aja tetap ada di suatu tempat. 

Nggak lucu kan kalau postingan iseng waktu SD malah bikin malu pas mau apply kuliah atau kerja? Ajak anak untuk selalu mikir beberapa aspek sebelum unggah ke medsos.

Seperti apakah ini sopan? Apakah ini bikin orang lain sakit hati? Apakah aku mau kalo orang lain share ini tentang aku?

2. Jaga Privasi itu Wajib

Sering lihat kan, story yang share lokasi persis lagi di mana, atau foto tiket bioskop yang ada barcode-nya? Stop ya, sehingga ajarkan anak untuk super ketat soal informasi pribadi.

Informasi pribadi itu bisa berupa nama lengkap, alamat sekolah, alamat rumah, nomor telepon, foto kartu identitas, lokasi terkini, semua itu rahasia! 

Nggak semua momen harus jadi konten, lho. Ingatkan mereka, nggak semua orang di internet itu bisa jadi teman. Ada aja orang jahat yang manfaatin peluang kejahatan di medsos.

Kalo ada orang asing nanya info pribadi, atau mulai mengeluarkan kalimat-kalimat tidak senonoh/mesum, langsung blokir dan kasih tahu orang tua..

3. Berani Melawan Cyberbullying

Di dunia maya, kita sering ketemu orang-orang iseng yang suka ngetik kasar atau toxic ya. Oleh karena itu, tanamkan pada anak bahwa keyboard itu bukan senjata. 

Kita harus selalu berkata-kata sopan dan menghormati orang lain, sama seperti saat ngobrol langsung. Tapi, kalau kita yang jadi korban cyberbullying, jangan diam! 

Kasih tahu mereka untuk laporkan akun bully itu, blokir, dan segera sharing ke orang tua atau guru. Jadilah netizen yang nggak cuma scroll, tapi juga berani membela yang benar.

4. Hargai Karya dan Hak Cipta Orang Lain

Nggak semua foto atau lagu yang ada di internet itu bebas dipakai, guys. Kasih tahu anak kalau ngambil foto atau ide orang lain tanpa menyebut sumbernya itu namanya plagiat. 

Kejadiannya sama kalau kita pinjam sendal orang tapi gak ijin, gak dikembaliin, malah diklaim punya sendiri. Gak sopan kan ya?

Plagiat itu gak cuma nggak etis, tapi bisa juga melanggar hukum, lho. Biasakan mereka untuk selalu memberikan credit saat nge-share konten milik orang lain. 

Kalau emang masih memungkinkan, izin dulu jangan asal comot. Dengan begitu, kita menghargai kerja keras orang lain.

5. Batasi Waktu & Jangan Terjebak Haus Validasi

Scrolling terus-terusan bisa bikin kita capek, lho, apalagi kalau mikirin likes atau komentar. Kalau udah gini, mungkin kita sudah terjebak haus validasi digital.

Tunjukkan pada anak bahwa media sosial itu alat untuk mengisi waktu luang atau berbagi kebahagiaan sesaat aja, sehingga jangan gantungkan hidup dari media sosial.

Sosial media bukan segalanya. Kalau emang mau posting yaudah, tapi abis itu yasudah tidak perlu dipikirkan seberapa banyak insight postinganmu. Kecuali kalo kamu emang gunain medsos itu buat jualan atau bisnis.

Oiya, kiddso kita juga perlu batas screen time dan yang paling penting, ingatkan bahwa nilai diri itu nggak ditentukan oleh jumlah followers atau likes. 

Mereka harus fokus pada kehidupan nyata, hobby, dan teman di dunia nyata. Ini penting buat kesehatan mental dan biar nggak gampang overthinking.

Media sosial itu keren banget kalo dipakai dengan benar. Kita semua punya peran buat menciptakan ruang online yang positif dan fun. 

Dengan memahami dan mengamalkan 5 hal di atas, anak-anak bisa tumbuh jadi warga digital yang cerdas dan bertanggung jawab. 

Yuk, mulai diterapin dari sekarang! So, udah siap jadi role model digital yang asyik? (IF)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment