Peran Pendidikan Nonformal dalam Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Pedesaan

Pendidikan Nonformal

Modernis.co, Jakarta – Pendidikan nonformal merupakan konsep pada pembangunan pendidikan serta pemberdayaan di berbagai lapisan masyarakat. Masyarakat pedesaan memiliki daya di berbagai bidangnya yang mampu dikembangkan secara maksimal melalui pendidikan nonformal.  Sumber data dan informasi diperoleh dari tinjauan literatur yang relevan, jurnal, artikel, dan sumber lain yang berkaitan dengan tema.

Penulisan karya bertujuan untuk menumbuhkan dan menyalurkan pemahaman mengenai pendidikan nonformal, fungsi dan prosedurnya, dalam konteks pembahasan akan berkaitan dengan pembedayaan masyarakat khususnya masyarakat desa karena salah satu dari tujuan penulisan.

Pertama memberikan pemahaman bahwa kesenjangan sosial dan intelektual antara masyarakat desa dengan masyarakat kota, memungkinkan dapat lebih di atasi melalui penerapan konsep pendidikan nonformal yang dimana masyarakat desa lebih banyak memiliki kendala dalam pendidikan formal yang kurang.

Kedua melalui penulisan karya ilmiah akan mencoba menggali masyarakat desa yang memiliki potensi baik keterampilan atau talenta dengan konsep pendidikan nonformal, generasi muda dengan talenta terbaik akan di arahkan melalui pendidikan nonformal  yang berguna memberi kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan pada semua kalangan masyarakat.

Terutama generasi muda yang lebih cepat dalam proses menyerap informasi pengetahuan yang diharapkan dapat menyalurkan wawasan mereka ke lingkunganya sebagai pondasi pembangunan pendidikan pada masyarakat pedesaan. Sehingga pemerataan pendidikan dapat terjadi sekaligus mengikis kesenjangan pendidikan, namun mengimbangi kualitas dari pendidikan nonformal perlu adanya prosedur dan tata kerja pendidikan nonformal.

Khususnya untuk pemberdayaan masyarakat, dan prosedur pendidikan nonformal akan mencoba merangkai segala pendidikan yang dibutuhkan masyarakat sebagai alat atau media pengembangan mereka sehingga mampu beradaptasi dan bersaing di era globalisasi bercirikan high competition.

Pendidikan nonformal adalah aktivitas belajar di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal namun tetap dilakukan secara terorganisi, Pendidikan nonformal menjadi upaya pendidikan sistematis dan terorganisir yang diadakan di luar sistem persekolahan, tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Pemberdayaan, pembangunan berkelanjutan, dan pendidikan nonformal sama-sama berbasis pada masyarakat.

Ketiga konsep tersebut sama-sama ingin mensejahterakan masyarakat melalui perubahan pola pikir hingga dapat meningkatkan taraf kehidupannya. Pendidikan nonformal mempunyai banyak peluang untuk menyentuh aspek-aspek pemberdayaan karena pembelajaran pada pendidikan nonformal bersifat indvidu dan berpusat pada peserta didik. Program-program yang ada pada pendidikan nonformal mempunyai orientasi pada pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja, lapangan pekerjaan, wirausaha, dan pada sektor pembangunan pada umumnya

Pendidikan nonformal menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 adalah program pembelajaran yang terselenggara secara terancang, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada diri peserta didik. Pendidikan nonformal bertujuan untuk mengganti, menambah, dan melengkapi pendidikan formal. Pemerintah menunjuk lembaga khusus untuk diselenggarakannya pendidikan nonformal dengan berpedoman pada standa nasional pendidikan.

Oleh karena berpedoman pada standar nasional pendidikan, maka hasil dari pendidikan nonformal tersebut dapat dihargai setara dengan pendidikan formal. Pendidikan nonformal juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar tingkat awal, seperti misalnya pengetahuan mengenai alam, pendidikan aksara, pengetahuan tentang kesehatan atau gizi, kewarganegaraan, dan sebagainya.

Pendidikan lanjutan adalah melengkapi dari pendidikan tingkat dasar dan pendidikan nilai-nilai hidup seperti meditasi, pendidikan kesenian, pengajian, sekolah minggu, dan lain-lain. Namun, menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991 tujuan diadakannya pendidikan nonformal adalah untuk melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya, mebimbing masyarakat untuk belajar agar memliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang dibutuhkan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan pendidikan ke jenjang tingkatan yang lebih tinggi.

Menurut Andi (2021:187) Pendidikan   nonformal   terdiri   atas beberapa wadah pendidikan untuk melayani masyarakat      sesuai dengan kelebihannya masing-masing. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu wadah pendidikan nonformal. Salah satu peran pendidikan nonformal dalam pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat dipedesaan adalah mengembangkan kualitas dalam mengelola serta memberdayakan dengan maksimal dalam suatu daya yang menjadi tumpuan masyarakat, menurut Ihsan (2018:46) yang menyatakan bahwa “untuk program pendidikan nonformal harus diperluas sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perkembangan masyarakat”.

Pendidikan formal maupun nonformal merupakan lembaga vital yang berperan utama sebagai kunci untuk mempersiapkan   kebutuhan masa depan bangsa berdasarkan aspek intelektual, dan memadukan aspek keterampilan dengan kepribadian. (Ihsan, 2018:46).

Pendidikan nonformal juga memiliki peran untuk menggali potensi masyarakat yakni dengan mencari talenta yang dimiliki masyarakat pedesaan dan mengasah daya intelektual mereka, dengan upaya pembimbingan terarah sangat memungkinkan masyarakat yang memiliki potensi dapat menjadi pembuka kanal pengetahuan di lingkup masyarakat pedesaan, dan diharapkan meneruskan pengetahuan yang sudah didapatkan ke lingkungan sekitarnya..

Pendidikan nonformal juga berperan sebagai substitusi atau pengganti dari pendidikan sekolah, pendidikan nonformal menyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa karena tidak memperoleh kesempatan untuk menempuh pendidikan formal. Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar membaca, menulis berhitung hingga pengetahuan praktis dan sederhana yang berhubungan dengan gizi, teknologi, dan lain-lain.

Pendidikan nonformal yang bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang terartur maka tentu diperlukan sebuah tata cara pengelolaan dan pengembangan pendidikan yang baik. Pengelolaan pendidikan yang baik akan memunculkan suatu kebijakan yang dapat melahirkan sebuah aturan dan diterapkan pada arah pengembangan pendidikan kedepannya. Aturan yang dilahirkan dari kebijakan pengolalan pendidikan tersebut, tidak hanya disasarkan pada keuntungan finansial dalam lembagan pendidikan tersebut, namun juga lebih mengacu pada terciptanya sumber daya manusia dari lembaga tersebut yang juga memiliki karakter yang baik.

Salah satu yang menjadi kendala pemerataan pendidikan adalah ketidaktercapaian program wajib belajar yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Beberapa hambatan program wajib belajar tahun yakni daya partisipasi masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan, minat anak dan kesadaran orang tua kurang terhadap pentingnya pendidikan untuk masa depan, masih adanya anak putus sekolah, sosialisasi program wajib belajar yang kurang maksimal, dan ketidaktepatan subsidi pemerintah terkait pendataan masyarakat miskin sehingga berpengaruh pada pembagian kartu serta kurangnya croos check.

Pemerataan Pendidikan

Hak untuk mendapatkan pendidikan kurang diperhatikan bahkan sebagaimana masyarakat di suatu negara memperoleh hak nya untuk mendapatkan pendidikan yang layak terutama masyarakat dikalangan pedesaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat keterbatasan dan ketidakadilan disebabkan oleh aksesibilitas layanan pendidikan yang belum merata, terbatasnya tenaga pendidik, infrastruktur wilayah yang belum memadai, prasarana jalan, dan sarana transportasi yang masih belum terpenuhi.

Selain dikarenakan akses pendidikan yang terbatas kendala faktor   finansial   atau   keuangan.   Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mahal biaya yang dikeluarkan oleh peserta didik tersebut. (Thomas, 2019:26). Pemerataan pendidikan yang dilaksanakan di berbagai daerah Indonesia mempunyai bermacam-macam kendala dalam melaksanakannya. Permasalahan tersebut disebabkan oleh daerah pedesaan yang terpencil dan jauh dari perkotaan dalam mengakses layanan pendidikan yang masih belum terdistribusi secara merata.

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat keterbatasan dan ketidakadilan disebabkan oleh aksesibilitas layanan pendidikan yang belum merata, terbatasnya tenaga pendidik, infrastruktur wilayah yang belum memadai, prasarana jalan, dan sarana transportasi yang masih belum terpenuhi. Selain dikarenakan akses pendidikan yang terbatas, kendala dari pemerataan pendidikan adalah faktor finansial atau keuangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mahal biaya yang dikeluarkan oleh peserta didik tersebut. (Thomas, 2019:27).

Peran Pendidikan Nonformal

Proses pendidikan    yang    diterapkan diluar sekolah (nonformal) juga memiliki pengaruh   yang   sangat   penting   untuk mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  yang mana  program  yang  dicanangkan  tidak terlepas  dari  pengembangan  bakat  dan minat  setiap  individu (Haerullah, 2020:194).

Peran pendidikan nonformal sebagai penyaluran pengetahuan yang telah didapatkan oleh pengajar setelah proses pengembanan studi di pendidikan formal yang kemudian proses penyaluran dapat menciptakan sebuah keharmonisan dalam proses lahirnya ide-ide baru pada semua lini masyarakat. Para pengajar yang akan memulai proses penerapan terutama generasi muda terpelajar di kalangan mahasiswa yang harus mengambil posisi garis depan pada proses pemberdayaan karena jenjang studi mereka dianggap lebih mampu dalam menjalankan tugas tersebut.

Erma (2023:14) mengatakan upaya dalam  mewujudkan  desa  wisata tentu  tidak  hanya  menjadi  tanggungjawab beberapa   kelompok   saja.   Namun,   kerja sama  tiap   anggota   masyarakat   menjadi   penting. Sebagai wadah bagi setiap anggota masyarakat yang memiliki kemauan untuk berkontribusi dalam memajukan sumber daya. Dengan demikian, menunjukan bahwa peran generasi muda yang juga menjadi anggota dari kelompok masyarakat,  semakin penting dimana generasi muda merupakan pusat dari kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan juga dianggap sebagai kunci dari kesejahteraan sosial. Pendidikan punya peran dalam membentuk pemikiran masyarakat baik itu pendidikan secara formal maupun nonformal. Pendidikan nonformal bertujuan untuk mengganti, menambah dan melengkapi pendidikan formal. Pemerintah menunjuk lembaga khusus untuk diselenggarakannya pendidikan nonformal dengan berpedoman pada standar nasional pendidikan. Pendidikan nonformal di Indonesia umumnya melalui Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).

Di Indonesia sendiri tercatat ada 83 program LKP tahun 2019 mulai dari bahasa, musik, tata rias, tata boga, tari, hingga teknologi informasi. Melalui LKP inilah konsep pemberdayaan dapat berjalan. Mengingat angka kemiskinan dan angka putus sekolah yang cukup tinggi di Indonesia, diharapkan melalui pemberdayaan lewat pendidikan nonformal ini masyarakat dapat terbantu untuk dapat mensejahterakan kehidupannya sendiri. (Dinda, 2021:110).

Pendidikan nonformal memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia, terlebih di era globalisasi sekarang ini. untuk meningkatkan kualitas pendidikan nonformal dalam pengembangan sumber daya manusia yang perlu dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan nonformal, maupun satuan pendidikan nonformal yang sejenis, pertama perlu menata konsep yang tepat tentang program-program pendidikan nonformal.

Kedua, perlu merencanakan program pendidikan nonformal yang berbasis kepada kebutuhan nyata warga belajar yang menjadi sasaran program pendidikan nonformal. Ketiga, penyelenggaraan dan pengelola pendidikan nonformal secara tekun dan berkelanjutan dengan prinsip-prinsip manajemen yang tepat guna.

Atau dengan kata lain untuk meningkatkan efektivitas pendidikan nonformal dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia diperlukan upaya penataan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan pendidikan nonformal agar lebih profesional sehingga mampu memahami konsep yang tepat tentang pendidikan nonformal dan dapat merencanakan program pendidikan nonformal yang berbasis kepada kebutuhan nyata warga belajar serta mengembangkan kelembagaan pendidikan nonformal.

Tujuan Pendidikan Nonformal

Secara umum tujuan dari pendidikan nonformal adalah untuk memenuhi kebutuhan belajar tingkat dasar dan kebutuhan tingkat lanjut (Ahmad, 2022:1143). Ekonomi selalu menjadi alasan utama sumber daya manusia lemah, kurangnya kemampuan akhrinya membuat mereka tidak bekerja atau mengandalkan kerja serabutan. Pemberdayaan melalui pendidikan nonformal akan melatih masyarakat menemukan minat dan bakat yang mereka punya kemudian mengasahnya menjadi sebuah kemampuan yang menjadikannya sebuah barang atau jasa yang dapat diperjual-belikan hingga akhirnya dapat membantu perekonomian mereka.

Menurut Dinda (2021:103), untuk menciptakan masyarakat yang berdaya tentunya diperlukan sumber daya manusia yang mampu dan siap dalam pemberdayaan. Pemberdayaan melalui pendidikan nonformal digunakan sebagai solusi agar tiap masyarakat mempunyai kemampuan dan tanggung jawab yang sama demi mensejahterakan dirinya juga negara, dengan itu angka kemiskinan dan angka putus sekolah anak dapat menurun.

Penerapan pendidikan nonformal pada masyarakat pedesaan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan intelektual masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota, pendidikan nonformal juga bertujuan untuk memberi peluang bagi masyarakat pedesaan untuk belajar dan menyerap pengetahuan dari para pengajar sesuai kebutuhan mereka, dengan konsep pembelajaran berbasis kebutuhan masyarakat, namun ada juga tujuan lain dari inipendidikan nonformal yaitu mencari dan menyaring talenta yang kemudian di beri pendidikan terarah untuk kemudian diharapkan menjadi agen pengajar di lingkungannya.

Pendidikan nonformal lebih tepat diperoleh masyarakat karena pendidikan nonformal menjadi pendidikan alternatif ketika masyarakat tidak mampu untuk mengenyam pendidikan formal yang sangat eksklusif untuk masyarakat yang serba terbatas. Pendidikan nonformal berkonsep kemasyarakatan karena semua lapisan, semua kultur, dan jenjang umur masyarakat dapat dilayani. Pendidikan Nonformal membantu masyarakat tertinggal baik secara absolut maupun relatif. (Pamungkas, Vevi, dan Wendi, 2018:306).

Prosedur Pendidikan Nonformal

Bradley, (2020:18) mengemukakan beberapa rangkaian prosedur yakni:

Pertama, mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan satuan  pendidikan nonformal.

Kedua, ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Ketiga, pengelolaan satuan pendidikan nonformal meliputi kurikulum, kalender pendidikan, struktur organisasi, pembagian tugas di antara pendidik dan tenaga  pendidik, peraturan pembelajaran, tata tertib, dan biaya operasional.

Keempat, pendidikan nonformal dievaluasi secara berkala sesuai kebutuhan. prosedur kerja   pendidikan nonformal bagi lanjut usia terdiri dari perencanaan, persiapan, dan sosialisasi.

Menetapkan tujuan dari satuan pendidikan nonformal dengan menggambarkan pencapaian tingkat mutu yang seharusnya dicapai dalam program pembelajaran, mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan pemberdayaan masyarakat, diputuskan oleh pengelola dan/atau penyelenggara pendidikan nonformal dengan memperhatikan masukan dari berbagai pihak, disosialisasikan kepada segenap pihak yang berkepentingan.

PKBM sebagai lembaga pendidikan berbasis masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk untuk masyarakat dengan harapan mempermudah masyarakat dalam mengakses pendidikan khususnya pendidikan nonformal, masih menghadapi kendala serta pelaksanaannya belum bisa menjawab kebutuhan belajar masyarakat. Kehadiran PKBM ini seolah dipaksakan tanpa ada pembekalan terhadap sumber daya manusia pengelolanya, sehingga menimbulkan pemaknaan yang berbeda, dan penyelenggaraannya masih bernuansa proyek.

Agar penyelenggaraan pendidikan nonformal melalui PKBM sebagai suatu pendidikan berbasis masyarakat (community based education) dapat efektif untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan adanya program Pendidikan nonformal yang dikembangkan secara terarah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, bukan dilakukan secara trial and error (coba-coba). Pengembangan program merupakan serangkaian langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan program-program yang mampu memberikan manfaat yang optimal.

Langkah-langkah pengembangan program yang dapat dilakukan agar PKBM dapat lebih optimal dalam pengembangan sumber daya manusia, menentukan kebutuhan atau masalah strategi dengan identifikasi kebutuhan menekankan pada dicapainya kebutuhan objektif untuk menentukan keberadaan dan keberlanjutan program.

Proses identifikasi kebutuhan mencakup pertama, kinerja, apa tujuan atau hasil pendidikan yang diharapkan, program pelayanan saat ini kedua, aktivitas sekarang yang bepotensial dalam pembelajaran ketiga, keputusan berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan dalam menetapkan prioritas. Kajian terhadap visi, misi program, kajian isu-isu strategis dan kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan yang mungkin akan dihadapi.

Penerapan program, sebelum menerapkan suatu program perlu membuat suatu rencana aksi yang dilakukan dengan menganalisis kelayakan untuk menentukan program mana yang layak dilaksanakan yang mencakup tentang sumber daya dan analisis pemangku kepentingan, rencana aksi merupakan suatu tindakan yang telah dilaksanakan sehingga perlu mengetahui ketercapaan atau pencapaian kinerjanya. Perlu melakukan perbaikan atau evaluasi. Evaluasi atau perbaikan diartikan sebagai kegiatan terstruktur untuk mengumpulkan, mengelola dan menyajikan informasi yang diperlukan sebagai masukan pengambilan keputusan.

Penyebaran Informasi

Program penyebaran inovasi kepada masyarakat sangat tergantung pada proses pendidikan. Melakukan penyebaran gagasan baru kepada masyarakat melalui proses pendidikan yang dilakukan. Kegiatan dimulai dari penentuan kelompok sasaran. Langkah selanjutnya adalah membangun ketertarikan. Upaya ini memerlukan perubahan dalam diri warga belajar yang tentu dicapai melalui proses pembelajaran.

Langkah berikutnya adalah menciptakan minat, membangun kesadaran, mencoba, memperkuat keyakinan terhadap manfaat yang akan diperoleh dari inovasi baru tersebut, hingga diadopsinya gagasan tersebut. Seluruh rangkaian proses inovasi tersebut membutuhkan proses belajar dalam diri warga belajar. (Alim, 2018:306). Pengadopsian terhadap suatu gagasan baru yang disebut inovasi pada dasarnya adalah hasil dari proses panjang dan berkesinambungan yang disebut pendidikan.

Proses ini merupakan proses yang mengubah wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap dan perilaku seseorang Penyebaran inovasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi tentang media sosial dan pemanfaatannya bagi masyarakat misalnya, membutuhkan beragam program pembelajaran sejak pelatihan di bidang penguasaan keterampilan komputer hingga penyuluhan tentang sadar media.

Seluruh program sejak perencanaan hingga pelaksanaan menghabiskan waktu yang relatif lama hingga masyarakat sasaran (warga belajar) dapat menerima dan secara sungguh-sungguh menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi Pendidikan Nonformal pada Masyarakat Pedesaan

Fungsi pendidikan nonformal pada masyarakat desa yakni dengan mengurangi kesenjangan sosial dan intelektual antara masyarakat desa dengan masyarakat kota melalui adanya pendidikan nonformal dapat mengikis sedikit demi sedikit kesenjangan tersebut melalui pendidikan nonformal karena disana mereka akan mendapat apa yang masyarakat butuhkan yang tidak didapatkan melalui pendidikan formal, ataupun tidak melalui pendidikan formal.

Pendidikan nonformal memiliki fungsi sebagai pendekatan dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal guna melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dari pemerataan pendidikan adalah dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Satuan pendidikan nonformal terdiri dari lembaga kursus, pelatihan, kelompok belajar, PKBM serta satu pendidikan yang sejenis dengan program pendidikan nonformal hidup manusia berusaha diisi dengan nilai-nilai. (Ulil, 2021:1907).

Kesimpulan

Pendidikan nonformal memiliki peran penting dalam pembedayaan masyarakat pedasaan sebagai alat pengetahuan yang kemudian akan mereka pakai untuk mengembangkan keahlian dan potensi-potensi tertentu agar mampu mengelola dan mengembangkannya melalui media yang telah mereka dapatkan dari pendidikan nonformal. Pemerataan pendidikan menjadi terkendala dan tidak terlaksana dengan baik, dikarenakan kurangnya sosialisasi dan perhatian pemerintah terhadap kondisi pendidikan di wilayah yang jauh, yaitu di pedesaan, pedalaman dan di daerah perbatasan.

Hal ini menunjukan bahwa kesenjangan sosial maupun intelektual bukanlah rintangan berat untuk mereka jika mereka memiliki pengetahuan dan keterbukaan berpikir untuk memecahkan masalah yang akan mereka hadapi. Pendidikan nonformal memiliki keragaman baik dalam jenis, satuan, proses penyelenggaran maupun tujuan. Pendidikan memegang peran penting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan yang baik, akan terlahir manusia Indonesia yang mampu bersaing di era globalisasi bercirikan high competition.

Pendidikan nonformal terdiri dari beberapa pedoman dan prosedur yaitu, mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan nonformal, ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan masyarakat, pengelolaan satuan dan penyesuaian pendidikan nonformal meliputi kurikulum, kalender pendidikan, struktur organisasi, pembagian tugas diantara pendidik dan tenaga pendidik, peraturan pembelajaran, tata tertib, dan biaya operasional, pendidikan nonformal dievaluasi secara berkala sesuai kebutuhan prosedur kerja pendidikan nonformal bagi lanjut usia terdiri dari perencanaan dan persiapan, dan sosialisasi.

Oleh: Dharma Sabda Paringan, Mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang

Daftar Pustaka

Ahmad, F. M. (2022). Evaluasi Kebijakan Merdeka Belajar pada Satuan Pendidikan Nonformal. Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(2), 1143-1154.

Bradley Setiyadi, R. M. (2020). Prosedur dan Tata Kerja Pendidikan Nonformal. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 4(2), 12-19.

Erma Kusumawardani, S. I. (2023). Penguatan Kapasitas Inovasi Masyarakat dalam Mewujudkan Desa Wisata Berkelanjutan. Jurnal Pendidikan Nonformal, 18(1), 12-23.

Lukman, A. I. (2021). Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendidikan Nonformal di PKBM Tiara Dezzy Samarinda. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 5(2), 180-190.

Moh. Fahmi Amrizal, G. D. (2020). Hubungan antara Pengelolaan Pembelajaran dengan Tingkat Kepuasan Peserta Didik di Lembaga Bimbingan. Jurnal Pendidikan untuk Semua, 4(1), 40-50.

Aristo, T. J. (2019). Analisis Permasalahan Pemerataan Pendidikan di Kabupaten Sintang. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 7(1), 25-34.

Dacholfany, M. I. (2018). Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Nonformal di Metro Lampung (Studi Kasus PKBM Al-Suroya). Jurnal Pendidikan Nonformal, 2(1), 43-74.

Gaguk Wahyu Puspito, T. S. (2021). Manajemen Strategi Pengembangan Pendidikan Nonformal. Jurnal Belajar Mengajar, 1(1), 85-98.

Haerullah. (2020). Dimensi Perkembangan Pendidikan Formal dan Nonformal. Jurnal Edukasi Nonformal, 4(2), 190-207.

Ulil Amri, H. S. (2021). Analisis Pengelolaan dan Pengembangan Lembaga Pendidikan Nonformal dalam Menciptakan SDM Berkarakter. Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 1904-1909

Dinda Alifatul Laila, S. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Indonesia melalui Pendidikan Nonformal: Sebuah Kajian Pustaka. Jurnal Pembangunan Pendidikan, 9(2), 100-112.

Alim Harun Pamungkas, V. S. (2018). PKMB dalam Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Hidup Masyarakat Sesuai Target SDG’S. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6(3), 303-309.

Susanti, S. (2019). Meningkatkan Efektivitas Pendidikan Nonformal dalam Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia. Jurnal Pendidikan Nonformal, 2(1), 9-19.

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment