Modernis.co, Malang- Kelompok Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kelompok 3 secara resmi merampungkan program pengabdiannya di Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Program yang berlangsung selama satu bulan penuh, dari 21 Juli hingga 20 Agustus 2025, ditutup dengan warisan dua program unggulan yang dirancang untuk memberikan solusi konkret atas permasalahan lingkungan dan tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat setempat.

Koordinator Kelompok PMM kelompok 3 Marsel Putra Nugraha mengatakan Program kerja kelompok ini dirumuskan setelah melakukan observasi mendalam terhadap kebutuhan desa. Khususnya kebutuhan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan daya saing produk melalui legalitas dan branding.
“Mahasiswa mengimplementasikan program pembuatan dan instalasi papan edukasi di Dusun Kenongo. Lokasi pemasangan di dekat jembatan perbatasan Desa Sumbersuko dan Desa Petungsewu dipilih karena area tersebut kerap dijadikan lokasi pembuangan sampah liar,” ungkapnya.
Ia menambahkan Papan informasi setinggi 210 cm ini dibuat dari kayu jati londo yang diproses dengan teknik bakar untuk menonjolkan corak alaminya, memberikan nilai estetika sekaligus fungsional.
“Papan ini memuat informasi visual mengenai estimasi waktu terurainya berbagai jenis sampah, dari plastik hingga organik. Harapannya ini bisa menjadi pengingat visual yang efektif,” jelasnya, Kamis (07/08/2025).
Ia menambahkan Inisiatif tersebut dirancang bukan sebagai solusi akhir, melainkan sebagai katalisator untuk mendorong perubahan perilaku jangka panjang di tengah masyarakat.”
Selain berfokus pada sanitasi lingkungan, PMM UMM juga mengarahkan perhatian pada pilar ekonomi desa dengan memberikan pendampingan komprehensif kepada salah satu UMKM lokal, yakni usaha jamu tradisional “Cap Gunung Kawi” yang dilakukan melalui dua pendekatan strategis: rebranding dan fasilitasi legalitas usaha.
Langkah pertama adalah peremajaan identitas visual melalui pembuatan desain logo baru yang lebih modern dan mudah dikenali. Logo tersebut kini telah diadopsi dan mulai digunakan oleh Pak Sodik pada kemasan produknya.
Langkah kedua, dan yang paling krusial, adalah pendampingan dalam proses sertifikasi halal. Tim mahasiswa memfasilitasi pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara daring sebagai syarat awal, dan melanjutkan prosesnya ke lembaga sertifikasi halal yang berada di bawah naungan UMM.
Salah satu pelaku UMKM Sodik mengaku sangat terbantu dalam mendapatkan pendampingan sertifikasi dan tersebut dan akan mudah mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
“Saya sangat terbantu. Saya sendiri sudah gagal empat kali dalam memproses halal produk jamu ini di Kepanjen. Dengan adanya sertifikasi nanti, semoga jualan saya keliling desa-desa bisa lebih lancar dan dipercaya,” ungkap Sodik.
Ia menambahkan program-program yang dijalankan sangat relevan dan memberikan dampak positif yang nyata.
Keberhasilan ini sekali lagi menunjukkan efektivitas sinergi mahasiswa dari disiplin ilmu yang berbeda yaitu dari Jurusan Informatika dan Jurusan Keperawatan UMM dalam menciptakan solusi yang terintegrasi bagi masyarakat.
Seluruh rangkaian program ini berjalan di bawah supervisi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Wahid Muhammad Shodiq, S.P., M.P., yang memastikan setiap kegiatan selaras dengan tujuan pengabdian dan kebutuhan riil masyarakat.
PMM UMM kelompok 3 Tahun 2025 beranggotakan Marsel Putra Nugraha, Muhammad Hilman Al Hazmi, Afzal Raditya Dharma, Erik Putra Hernanda, Rifqi Maulana Ishak. (MPN)