Pengaruh Hedonisme Terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa

hedonisme mahasiswa

Modernis.co, Jakarta – Hedonisme merupakan  pandangan hidup yang menekankan kesenangan dan kepuasan pribadi sebagai tujuan utama. Gaya hidup hedonis, yang melibatkan pencarian gratifikasi instan dan penghindaran dari keterbatasan atau konsekuensi jangka panjang, telah menyebar dikalangan mahasiswa.

Mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah keuangan, karena mereka sering kali mengalami keterbatasan sumber daya dan belum memiliki pengalaman dalam mengelola keuangan pribadi. Dengan  memperkuat pemahaman tentang pengaruh hedonisme terhadap pengelolaan keuangan pribadi, dapat membantu meningkatkan kesadaran finansial di kalangan mahasiswa.

Dalam konteks pendidikan, perlu untuk memahami bagaimana perilaku hedonis mempengaruhi pengelolaan keuangan mahasiswa. Hal ini penting karena pengelolaan keuangan yang buruk dapat mengganggu kinerja akademik dan menyebabkan masalah finansial jangka panjang. Pengelolaan keuangan pribadi adalah proses pengaturan dan pengendalian pengeluaran, tabungan, dan investasi pribadi seseorang.

Dengan melibatkan kesadaran terhadap pendapatan, pengeluaran, dan perencanaan keuangan untuk mencapai kestabilan keuangan jangka panjang. Dengan pemahaman ini, lembaga pendidikan dapat mengembangkan strategi dan program pendidikan yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan pengelolaan.

Mahasiswa akan mendapatkan manfaat langsung dengan menyadari pentingnya mengelola keuangan pribadi dengan bijak. Mahasiswa juga akan mendapatkan  wawasan baru tentang konsekuensi jangka panjang dari orientasi hidup yang hedonis terhadap kestabilan keuangan dan tujuan keuangan pribadi mereka.

Hal ini dapat menjadi dasar  mengembangkan strategi pengelolaan keuangan yang lebih efektif dan relevan bagi mahasiswa. Dengan memahami faktor- faktor yang mempengaruhi pengelolaan keuangan, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan pihak terkait lainnya dapat merancang program dan layanan yang dirancang, dan diharapkan mahasiswa mampu mengambil langkah- langkah yang lebih bijak dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya keuangannya, untuk masa depan yang lebih tertata.

Pada era modern ini, hidup dalam masyarakat konsumsi telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola pikir dan perilaku individu, terutama mahasiswa. Salah satu filsafat hidup yang semakin populer adalah hedonisme. Hedonisme merupakan pandangan hidup yang berpandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan materi merupakan tujuan utama hidup.

Bagi pengikut ideologi tersebut, kesenangan dan kegembiraan merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena menganggap hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup dengan maksimal (Rahmanto, dkk 2021).

Hedonisme yang menekankan pencarian kesenangan dan kepuasan pribadi sebagai tujuan utama, paham ini memandang kebahagiaan segera dan kepuasan diri sebagai prioritas, tanpa mempertimbangkan implikasi jangka panjang. Pengelolaan keuangan pribadi merupakan salah satu bagian dari kegiatan manajemen keuangan, dimana proses seorang individu memenuhi hidup dengan mengatur atau mengelola keuangannya secara bijak dan sistematis.

Kehidupan sehari-hari, pengelolaan keuangan pribadi merupakan aspek penting yang memengaruhi stabilitas dan kesejahteraan individu. Pengelolaan keuangan yang baik melibatkan kemampuan untuk mengatur, mengelola, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan yang dimiliki, antara lain; pendapatan, pengeluaran, tabungan, investasi, dan utang. Namun, pengelolaan keuangan pribadi sering kali menjadi tantangan bagi banyak individu.

Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain; kurangnya pengetahuan tentang keuangan, kurangnya keterampilan perencanaan, kebiasaan pengeluaran yang tidak terkendali, tekanan konsumtif, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya membangun kebiasaan yang bijaksana dalam mengelola keuangan.

Menurut Pulungan, dkk (2018) gaya hidup dianggap sebagai karakteristik atas kedudukan atau posisi seseorang yang dapat dilihat dari perilakunya yang terus menyesuaikan diri dengan perubahan mode yang termasuk dalam unsur utama kelangsungan hidup. Bahkan gaya hidup telah menjadi prioritas diatas kebutuhan dasar.

Masyarakat modern yang dipenuhi dengan godaan konsumsi dan keinginan untuk memperoleh kesenangan segera, pengelolaan keuangan pribadi menjadi semakin kompleks. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan keuangan individu adalah hedonisme, sebuah filosofi hidup yang menempatkan kepuasan diri dan pencarian kesenangan sebagai tujuan utama. Hedonisme, dengan menekankan kesenangan segera dan kepuasan pribadi, sering kali bertentangan dengan prinsip pengelolaan keuangan yang bijaksana.

Individu yang terpengaruh oleh hedonisme cenderung mengabaikan pertimbangan jangka panjang dalam pengambilan keputusan keuangan, lebih mementingkan kesenangan dan gratifikasi segera, bahkan jika itu berarti mengorbankan stabilitas keuangan di masa depan.

Hedonisme menjadi relevan dalam konteks mahasiswa karena fase perkuliahan sering kali dianggap sebagai waktu bebas dan kesempatan untuk mengeksplorasi kepuasan diri. Tingkat hedonisme yang lebih tinggi cenderung dikaitkan dengan perilaku belanja impulsif, kurangnya tabungan, dan perencanaan keuangan yang buruk, yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi individu, termasuk mahasiswa (Brown & Lee, 2018).

Dampak dari hedonisme terhadap pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa dapat mencakup perilaku pengeluaran berlebihan, penumpukan utang, dan kurangnya perencanaan keuangan yang matang. Mahasiswa yang terjebak dalam pola pikir hedonis mungkin tidak mempertimbangkan dengan seksama implikasi jangka panjang dari keputusan keuangan mereka, sehingga menghadapi risiko keterbatasan finansial di masa depan. Mengejar kepuasan segera dan kesenangan pribadi, seperti yang ditekankan dalam hedonisme, dapat berdampak signifikan terhadap pengelolaan keuangan seseorang, terutama di kalangan dewasa muda seperti mahasiswa  (Smith, 2019).

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan ini, dapat dikembangkan strategi pendidikan dan intervensi yang tepat. Program pendidikan keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa, termasuk penekanan pada pentingnya perencanaan keuangan yang bijaksana, manajemen utang yang baik, dan pengembangan kebiasaan pengelolaan keuangan yang seimbang, dapat membantu mahasiswa mengatasi dampak negatif hedonisme pada pengelolaan keuangan pribadi mereka.

Selain itu, literasi keuangan juga merupakan faktor kunci dalam membantu mahasiswa menghadapi pengaruh negatif hedonisme. Mahasiswa perlu diberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan mereka secara efektif, termasuk pengajaran tentang manajemen keuangan, pengelolaan utang, investasi, dan penumbuhan kebiasaan menabung.

Korelasi Antara Hedonisme Dengan Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa

Korelasi antara hedonisme dan pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa dapat menjadi negatif. Sebuah studi yang meneliti hubungan antara hedonisme dan manajemen keuangan pribadi di kalangan mahasiswa mengungkapkan bahwa tingkat hedonisme yang lebih tinggi dikaitkan dengan kesejahteraan finansial yang lebih rendah, utang kartu kredit yang lebih tinggi, dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan (Davis & Thompson, 2019).

Sementara itu, pengelolaan keuangan pribadi mencakup kemampuan individu untuk mengatur pendapatan, mengelola pengeluaran, menabung, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Ketika seorang mahasiswa terpengaruh oleh hedonisme, ia mungkin cenderung mengabaikan aspek pengelolaan keuangan yang bertujuan jangka panjang. Kesenangan dan kepuasan segera menjadi prioritas, yang dapat mengarah pada perilaku konsumtif, pengeluaran yang tidak terencana, dan kurangnya kesadaran terhadap pentingnya menabung dan merencanakan keuangan secara bijaksana.

Pada konteks tersebut korelasi antara hedonisme dan pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa dapat  menunjukkan bahwa  semakin tinggi tingkat hedonisme seseorang, semakin rendah kemampuan mereka dalam mengelola keuangan pribadi secara efektif. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan finansial, kesulitan mencapai tujuan keuangan, dan risiko utang yang tinggi. Dengan mengoptimalkan pengelolaan keuangan pribadi, maka individu seara bertanggung jawab mampu merencanakan dan mewujudkan masa depannya (Desry E. Natalia, 2019).

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua mahasiswa yang terpengaruh oleh hedonisme akan mengalami masalah dalam pengelolaan keuangan. Ada individu yang mungkin mampu mencapai keseimbangan antara kesenangan segera dan kestabilan keuangan jangka panjang.

Mengatasi korelasi negatif antara hedonisme dan pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa, penting untuk mengembangkan kesadaran diri, keterampilan keuangan, dan disiplin diri. Pendidikan keuangan yang memadai, pembuatan anggaran, perencanaan keuangan, dan pengambilan keputusan yang bijaksana dapat membantu mahasiswa mengendalikan perilaku konsumtif dan mengelola keuangan mereka secara lebih efektif.

Selain itu, terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi korelasi negatif antara hedonisme dan pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa:

1. Kesadaran dan refleksi diri: Mahasiswa perlu mengembangkan kesadaran akan pola perilaku hedonis mereka dan mempertanyakan motivasi di balik pengeluaran mereka. Dengan melakukan refleksi diri secara rutin, mereka dapat mengidentifikasi kebiasaan konsumtif yang buruk dan mengubahnya menjadi kebiasaan yang lebih bijaksana dalam mengelola keuangan pribadi.

2. Menetapkan tujuan keuangan: Mahasiswa perlu menetapkan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang yang spesifik dan terukur. Dengan memiliki tujuan yang jelas, mereka akan lebih termotivasi untuk mengendalikan pengeluaran mereka dan menabung untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Pembuatan anggaran yang realistis: Mahasiswa perlu membuat anggaran yang mencakup semua pendapatan dan pengeluaran mereka. Dengan memantau pengeluaran mereka secara teratur, mereka dapat mengidentifikasi area di mana mereka dapat mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan mengalokasikan lebih banyak uang untuk menabung.

4. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan: Mahasiswa perlu memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Mereka harus memprioritaskan kebutuhan penting seperti biaya pendidikan, kebutuhan hidup, dan tabungan darurat, daripada mengorbankan keuangan mereka untuk keinginan yang lebih hedonis.

5. Mencari alternatif yang lebih ekonomis: Mahasiswa dapat mencari alternatif yang lebih ekonomis dan hemat dalam memenuhi keinginan hedonis mereka. Misalnya, mencari diskon, promo, atau opsi yang lebih terjangkau daripada membeli barang atau layanan dengan harga penuh.

6. Pendidikan keuangan: Institusi pendidikan dan lembaga lainnya dapat menyediakan program pendidikan keuangan yang memadai untuk mahasiswa. Program ini dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan dengan bijaksana, termasuk pengelolaan utang, investasi, dan perencanaan keuangan jangka panjang.

Gaya hidup hedonisme sebagai gaya hidup dimana semua aktifitas kehidupan diarahkan hanya pada kesenangan hidup, sebagian besar waktunya biasanya dihabiskan di luar rumah lebih banyak waktu dan uang yang dihabiskan untuk bermain, lebih senang pada keramaian yang berpusat di kota, sering menghabiskan uang untuk membeli barang mahal untuk memuaskan keinginannya, gayanya cenderung mengikuti orang lain dan menjadi pusat perhatian merupakan keinginan utamanya. Dengan kata lain, gaya hidup hedonis berkaitan erat dengan pola konsumtif individu (Sampoerno & Asandimitra,2021).

Dengan menggabungkan kesadaran diri, perencanaan keuangan yang baik, dan disiplin dalam pengelolaan keuangan pribadi, mahasiswa dapat mengatasi dampak negatif hedonisme dan mencapai stabilitas keuangan yang lebih baik. Ini akan membantu mereka membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depan mereka dan meningkatkan kesejahteraan finansial mereka.

Dengan demikian, mereka akan membangun pondasi yang kuat untuk keuangan pribadi mereka dan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mencapai tujuan keuangan mereka. Perubahan tidak terjadi secara instan, tetapi dengan kesabaran, konsistensi, dan komitmen, mahasiswa dapat mengubah perilaku mereka menjadi lebih bijaksana secara finansial.

Pengaruh Hedonisme Terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa

Hedonisme yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif pada pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa. Namun, mahasiswa juga memiliki potensi untuk mengatasi pengaruh negatif tersebut dan membangun kebiasaan pengelolaan keuangan yang lebih baik. Hedonisme memainkan peran penting dalam membentuk perilaku keuangan dan keputusan mahasiswa.

Mengejar kesenangan dan kepuasan segera sering menyebabkan pengeluaran berlebihan, akumulasi hutang, dan kurangnya disiplin keuangan (Carter et al., 2020). Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi dampak negatif hedonisme meliputi:

1. Kesadaran diri: Mahasiswa perlu mengembangkan kesadaran diri tentang pola pikir dan perilaku mereka terkait keuangan. Mereka perlu mengenali kecenderungan hedonis dan mengidentifikasi situasi atau faktor pemicu yang mendorong perilaku konsumtif. Dengan memahami motivasi di balik keputusan finansial, mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi godaan hedonisme.

2. Pembuatan anggaran: Membuat anggaran yang realistis dan terperinci merupakan langkah penting dalam pengelolaan keuangan pribadi. Mahasiswa perlu mengidentifikasi pendapatan mereka, menghitung pengeluaran rutin dan prioritas, serta menetapkan batas pengeluaran untuk keinginan hedonis. Dengan mengikuti anggaran yang disusun, mereka dapat membatasi pengeluaran impulsif dan mengarahkan dana ke prioritas finansial jangka panjang.

3. Mengembangkan kebiasaan menabung: Menabung secara teratur adalah aspek penting dalam pengelolaan keuangan pribadi. Mahasiswa perlu mengalokasikan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung secara konsisten. Mereka dapat memanfaatkan fitur otomatis pada rekening bank mereka untuk secara otomatis memindahkan sejumlah dana ke rekening tabungan setiap bulan. Dengan demikian, mereka dapat membangun tabungan dan menghadapi situasi darurat dengan lebih siap.

4. Pendidikan keuangan: Mahasiswa dapat mengambil inisiatif untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep dan prinsip pengelolaan keuangan pribadi. Mereka dapat mengikuti kursus, seminar, atau pelatihan keuangan yang tersedia di kampus atau melalui sumber-sumber online.

Pendidikan keuangan akan membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi dampak negatif hedonisme dan mengambil keputusan finansial yang lebih bijaksana.

5. Keterlibatan dalam komunitas keuangan: Mahasiswa dapat bergabung dengan komunitas atau kelompok yang memiliki minat dalam pengelolaan keuangan yang sehat. Mereka dapat berpartisipasi dalam diskusi, berbagi pengalaman, dan mendapatkan inspirasi dari orang-orang yang memiliki pola pikir dan kebiasaan yang positif terkait keuangan. Keterlibatan dalam komunitas ini dapat memberikan dukungan, motivasi, dan bimbingan tambahan dalam mengatasi dampak negatif hedonisme.

Dampak Negatif Hedonisme Terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa

Hedonisme memiliki dampak negatif pada perilaku keuangan dan hasil mahasiswa. Ini menghambat kemampuan mereka untuk menganggarkan secara efektif, menghemat uang, dan membuat keputusan keuangan yang bijak, yang pada akhirnya menghambat kesejahteraan keuangan mereka (Johnson et al., 2019) Dampak negatif hedonisme terhadap pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa dapat sangat signifikan.

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menempatkan kepuasan pribadi dan kesenangan segera sebagai prioritas utama, tanpa mempertimbangkan implikasi jangka panjang. Hal ini dapat mengarah pada berbagai konsekuensi negatif terkait pengelolaan keuangan, termasuk:

1. Perilaku konsumtif yang tidak terkontrol: Hedonisme cenderung mendorong perilaku konsumtif yang tidak terencana dan impulsif. Mahasiswa yang terpengaruh oleh hedonisme cenderung menghabiskan uang mereka untuk kesenangan segera dan gaya hidup hedonis seperti makan di restoran mahal, berbelanja, atau berlibur. Mereka cenderung tidak mempertimbangkan konsekuensi finansial jangka panjang dari keputusan konsumsi mereka.

2. Kurangnya pengelolaan anggaran: Hedonisme dapat menyebabkan kurangnya perhatian terhadap pengelolaan anggaran pribadi. Mahasiswa yang terlalu fokus pada kepuasan segera mungkin tidak meluangkan waktu dan usaha yang cukup untuk membuat anggaran, melacak pengeluaran, dan mengatur keuangan mereka secara efektif. Akibatnya, mereka dapat mengalami kesulitan dalam mengendalikan pengeluaran mereka dan memenuhi kewajiban keuangan yang lebih penting.

3. Kesulitan menabung: Hedonisme seringkali menghambat kemampuan mahasiswa dalam menabung secara konsisten. Mereka cenderung mengabaikan pentingnya menabung untuk masa depan dan mengalihkan sebagian besar pendapatan mereka untuk memenuhi keinginan hedonis saat ini. Akibatnya, mereka mungkin tidak memiliki dana darurat atau modal untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, berinvestasi, atau memulai bisnis.

4. Risiko utang yang tinggi: Pengaruh hedonisme dapat menyebabkan mahasiswa terjebak dalam lingkaran utang yang berkelanjutan. Mereka mungkin cenderung menggunakan pinjaman atau kartu kredit untuk membiayai gaya hidup hedonis mereka tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari utang tersebut. Akibatnya, mereka dapat menghadapi tekanan finansial yang berkepanjangan dan kesulitan dalam melunasi utang mereka.

5. Terhambatnya perkembangan keuangan: Hedonisme yang tidak terkendali dapat menghambat perkembangan keuangan pribadi mahasiswa. Fokus yang kurang pada pengelolaan keuangan yang sehat dan prioritas jangka panjang dapat menghalangi mereka dari membangun tabungan yang cukup, berinvestasi, atau mempersiapkan masa depan keuangan mereka dengan baik. Hal ini dapat membatasi pilihan yang tersedia bagi mereka di masa depan dan menghambat kemajuan finansial mereka.

Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa dampak negatif hedonisme terjadi dalam pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa. Beberapa faktor yang mempengaruhi termasuk:

1. Prioritas instant gratification: Hedonisme menempatkan kepuasan segera dan kesenangan sebagai prioritas utama. Mahasiswa yang terpengaruh oleh pandangan ini cenderung lebih fokus pada kepuasan dan kenikmatan saat ini daripada mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Mereka mungkin tidak memiliki kesadaran yang cukup tentang pentingnya mengelola keuangan dengan bijaksana dan mengendalikan keinginan konsumtif.

2. Budaya konsumsi: Budaya konsumsi yang mendorong pemenuhan keinginan material dan gaya hidup hedonis juga dapat memperkuat dampak negatif hedonisme pada pengelolaan keuangan mahasiswa. Terutama di era digital dan media sosial, mahasiswa sering terpapar dengan gambaran gaya hidup mewah dan pemenuhan keinginan instan yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku keuangan mereka.

3. Kurangnya pemahaman tentang keuangan: Mahasiswa seringkali tidak mendapatkan pendidikan formal tentang pengelolaan keuangan sebelum mereka memasuki dunia perkuliahan. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya mengelola keuangan secara bijaksana, membuat anggaran, dan menabung dapat membuat mereka lebih rentan terhadap dampak negatif hedonisme. Mereka mungkin tidak menyadari risiko dan konsekuensi dari perilaku konsumtif dan kurangnya perencanaan keuangan.

4. Tekanan sosial dan lingkungan sekitar: Lingkungan sosial dan tekanan dari teman sebaya juga dapat mempengaruhi perilaku keuangan mahasiswa. Dorongan untuk menyesuaikan diri dengan gaya hidup hedonis atau berpartisipasi dalam aktivitas sosial yang mengharuskan pengeluaran uang dapat menguatkan dampak negatif hedonisme. Mahasiswa mungkin merasa terdorong untuk mengikuti tren konsumsi dan keinginan sesaat demi mencapai rasa diterima dan status sosial.

5. Kurangnya pengendalian diri dan disiplin: Hedonisme cenderung mengesampingkan pengendalian diri dan disiplin dalam mengelola keuangan. Mahasiswa yang kurang memiliki keterampilan pengendalian diri dan disiplin yang kuat dapat lebih rentan terhadap dampak negatif hedonisme. Mereka mungkin kesulitan dalam mengatur prioritas keuangan, membuat keputusan yang bijaksana, dan membatasi pengeluaran sesuai dengan kemampuan mereka.

Pengaruh hedonisme terhadap kebiasaan finansial mahasiswa tidak bisa dianggap remeh. Mahasiswa yang mengutamakan kesenangan sesaat dan mengikuti aktivitas hedonistik cenderung mengabaikan tujuan keuangan jangka panjang, sehingga mengakibatkan ketidakstabilan finansial dan keterampilan pengelolaan uang yang buruk  (Harrison & Phillips, 2021). 

Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memahami dan mengatasi dampak negatif tersebut  melalui pendekatan yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan pribadi mereka.

Dengan memahami faktor-faktor ini, mahasiswa dapat lebih menyadari penyebab dampak negatif hedonisme dan mengambil langkah-langkah untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Penting untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang sehat, meningkatkan keterampilan pengendalian diri, dan mengembangkan kesadaran akan konsekuensi jangka panjang dari perilaku hedonis.

Upaya Mengatasi Dampak Negatif Hedonisme Pada Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa

Upaya untuk mengurangi dampak negatif dari hedonisme pada manajemen keuangan pribadi di kalangan mahasiswa harus mencakup program literasi keuangan yang mempromosikan kebiasaan belanja yang bertanggung jawab, keterampilan anggaran, dan perencanaan keuangan jangka panjang (Williams & Thompson, 2022).

Namun, masih banyak mahasiswa yang tidak bisa menghindari gaya hidup hedonisme, karena mereka menganggap kesenangan itu merupakan hal yang paling utama. Mereka tidak memiliki pikiran bahwa hedonisme akan berdampak negatif untuk masa depan mereka. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi dampak negatif hedonisme pada pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa, berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan:

1. Kesadaran diri: Mahasiswa perlu mengembangkan kesadaran diri yang tinggi terhadap perilaku hedonis mereka dan dampaknya pada pengelolaan keuangan pribadi. Mereka harus secara jujur memeriksa kebiasaan konsumtif dan mempertanyakan motivasi di balik setiap pengeluaran. Dengan meningkatkan kesadaran diri, mahasiswa dapat mengenali pola perilaku yang tidak sehat dan lebih mampu mengendalikan impuls belanja.

2. Pembuatan anggaran: Membuat anggaran yang terperinci dan realistis sangat penting. Mahasiswa perlu mencatat semua sumber pendapatan dan pengeluaran mereka. Dalam anggaran, mereka harus memprioritaskan kebutuhan pokok, seperti biaya pendidikan, makanan, dan transportasi, serta mengalokasikan sebagian pendapatan mereka untuk menabung dan investasi jangka panjang. Dengan memiliki anggaran yang terencana, mahasiswa dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan menghindari pengeluaran berlebihan.

3. Prioritaskan keuangan jangka panjang: Mahasiswa harus memahami pentingnya menabung dan merencanakan masa depan keuangan mereka. Mereka harus mengidentifikasi tujuan keuangan jangka panjang, seperti membayar biaya kuliah, mempersiapkan dana pensiun, atau membeli rumah, dan mengalokasikan sebagian pendapatan mereka untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan memprioritaskan keuangan jangka panjang, mahasiswa dapat mengurangi kecenderungan untuk menghabiskan uang secara impulsif untuk kepuasan sesaat.

4. Pendidikan keuangan: Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang pengelolaan keuangan melalui pendidikan keuangan. Mereka dapat mengikuti kursus, seminar, atau workshop tentang keuangan pribadi, membaca buku dan artikel yang berhubungan dengan topik tersebut, atau memanfaatkan sumber daya online yang tersedia.

Dengan memahami konsep dan strategi pengelolaan keuangan yang sehat, mahasiswa dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang pengeluaran dan investasi.

5. Kelompok dukungan dan akuntabilitas: Mahasiswa dapat mencari kelompok dukungan yang memiliki tujuan yang sama dalam mengelola keuangan. Bergabung dengan komunitas yang mendukung keuangan sehat dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan tips praktis untuk mengatasi dampak negatif hedonisme.

Selain itu, membentuk kemitraan akuntabilitas dengan teman atau keluarga juga dapat membantu mahasiswa tetap fokus pada tujuan keuangan mereka dan saling mendukung dalam pengambilan keputusan finansial.

6. Mengelola penggunaan media sosial: Mahasiswa perlu menyadari pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumtif. Mereka dapat membatasi waktu yang dihabiskan di platform media sosial atau mengubah pola.

Kesimpulan

Dalam konteks ini, hedonisme mengacu pada kecenderungan untuk mencari kesenangan dan kepuasan segera, tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.Dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa dampak negatif hedonisme terhadap pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa sangat signifikan.

Mahasiswa yang terpengaruh oleh hedonisme cenderung mengalami perilaku konsumtif yang berlebihan, kesulitan menabung dan mencapai tujuan keuangan pribadi, serta menghadapi ketidakstabilan keuangan.

Faktor-faktor seperti prioritas instant gratification, budaya konsumsi, kurangnya pemahaman tentang keuangan, tekanan sosial, dan kurangnya pengendalian diri dapat memperkuat dampak negatif tersebut. Namun, untuk mengatasi dampak negatif hedonisme, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan.

Mahasiswa perlu mengembangkan kesadaran diri yang tinggi, membuat anggaran yang terperinci, memprioritaskan keuangan jangka panjang, meningkatkan pengetahuan tentang keuangan pribadi melalui pendidikan, mencari kelompok dukungan, dan mengelola penggunaan media sosial.

Dalam konteks ini, penting bagi lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan keluarga untuk memberikan pendidikan dan dukungan yang tepat kepada mahasiswa dalam mengelola keuangan pribadi mereka. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan sikap yang bertanggung jawab terhadap keuangan, menghindari perilaku konsumtif yang berlebihan, dan mencapai kestabilan finansial yang lebih baik dalam perjalanan hidup mereka.

Oleh: Saskya Hesti Ardini, Mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.

Daftar Pustaka

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.). Hedonisme. Retrieved November 27, 2021, from https://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme

Widiawati, M. (2020). Pengaruh Literasi  Keuangan, Locus of Control , Financial Self-Efficacy, dan Love of Money terhadap Manajemen Keuangan Pribadi. Prisma (Platform Riset

Sampoerno, A. E., & Asandimitra, N. (2021). Pengaruh Financial Literacy, Income, Hedonism Lifestyle, Self- Control, dan Risk Tolerance terhadap Financial Management Behavior pada Generasi Milenial. In Jurnal Ilmu Manajemen (Vol. 9).

 Rudiani, F. H., Ramli, M., & Hotifah, Y. (2021). Hubungan Dukungan Teman Sebaya, Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Hedonis Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Tarakan. 1(5), 346–355. https://doi.org/10.17977/um065v1i52021p346-355

Rika Dwi Ayu Parmitasari, Zulfahmi Alwi, dan S. S. (2018). Pengaruh Kecerdasan Spritual dan Gaya Hidup Hedonisme terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar. Jurnal Minds: Manajemen Ide Dan Inspirasi, 5(2),147. https://doi.org/10.24252/minds.v5i2.5699

Rahmanto, Fajar; Susanti, A. (2021). Pengaruh Literasi Keuangan, Lifestyle Hedonis, dan Sikap Keuangan Pribadi terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa. Jurnal Agribisnis Unisi Vol. 10 No. 1, 10(1), 58–65.

Putri, D. Y. (2021). Pengaruh Gaya Hidup dan Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku Keuangan (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jambi). 2021, 43–68.

Pulungan, D. R., Koto, M., & Syahfitri, L. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Hedonis dan Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa.

Nasril, & Ulfatmi. (2018). Melacak konsep dasar kecerdasan emosional. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 1(1), 16–25.

Indarto, D. N. S., & Dananti, K. (2021). Pengaruh Perilaku Konsumtif, Jenis Kelamin, dan Pendapatan terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi Karyawan Divisi Garment PT dan

 Liris Sukoharjo. Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, 5(5), 558.

https://doi.org/10.24912/jmbk.v5i5.10327

Desry E. Natalia, S. M. dan V. N. U. (2019). Analisis Tingkat Literasi dan Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeristas Sam

Ratulangi. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 7(2), 2131–2140. https://doi.org/10.35794/emba.v7i2.24018

Azizah, N. S. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup pada Perilaku Keuangan pada Generasi Milenial. Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi), 01(02), 92–101.

editor
editor

salam hangat

Leave a Comment