Pembelajaran Taman Kanak-Kanak di masa Pandemi

taman kanak-kanak

Modernis.co, Malang – Sistem pembelajaran daring di TK atau di taman kanak-kanak masih tergolong baru dan belum banyak penelitian yang mengkaji pengaruhnya terhadap pencapaian perkembangan pada anak usia TK. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pencapaian perkembangan anak usia dini di TK selama pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19.


Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner melalui Google Form kemudian tautannya disebarkan kepada guru TK melalui grup WhatsApp.Hasil penelitian ini memberikan gambaran terbaru bahwa sistem pembelajaran daring memberikan pengaruh terhadap pencapaian perkembangan anak usia dini di TK. Masa usia dini merupakan salah satu masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia.


Hal ini karena pada masa usia dini anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai macam rangsangan dari luar diri anak (Hapsari,2016). Oleh karena itu, pada masa usia dini sangat penting untuk memberikan rangsangan atau stimulasi yang tepat kepada anak sehingga dapat mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan anak. Aspek-aspek perkembangan tersebut terdiri dari aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, dan seni.


Pengoptimalan aspek-aspek perkembangan pada anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan cara mengikut sertakan anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini. TK merupakan salah satu tingkat lembaga PAUD terakhir sebelum anak memasuki Sekolah Dasar. Pencapaian perkembangan yang optimal ketika anak lulus dari TK akan anak membuat memiliki kesiapan sekolah yang lebih baik. Kesiapan sekolah akan membuat anak mampu mengikuti pembelajaran, memiliki minat belajar yang positif dan mencapai prestasi akademik yang lebih baik ketika masuk Sekolah Dasar.


Proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak pada umumnya dilakukan melalui tatap muka secara langsung di dalam kelas. Hal ini karena dalam proses pembelajaran anak usia dini masih membutuhkan bimbingan guru secara langsung karena guru merupakan pelaksana sekaligus pemandu jalannya proses pembelajaran di dalam kelas sehingga membuat anak-anak juga lebih mudah memahami instruksi guru.


Selain memberikan kemudahan dalam melakukan proses pembelajaran, pembelajaran yang dilakukan secara langsung di dalam kelas terbukti memiliki berbagai manfaat yang positif pada pencapaian perkembangan anak, salah satunnya aspek kognitif. Pembelajaran yang dilakukan dengan tatap muka secara langsung di sekolah selain memberikan dampak positif pada aspek kognitif, juga memberikan dampak positif pada aspek bahasa.


Namun beberapa bulan terakhir, sebagai akibat penyebaran wabah COVID-19 di seluruh dunia, termasuk di Indonesia terjadi perubahan sistem pembelajaran sehingga membuat proses pembelajaran di taman kanak-kanak tidak lagi dilakukan secara langsung. Secara resmi pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni tentang penyelenggaraan pada tahun ajaran baru di masa pandemi COVID-19, ditetapkan bahwa sistem pembelajaran daring pada PAUD akan terus diberlakukan.


Penetapan kebijakan belajar dengan sistem daring tersebut tentu menyebabkan perubahan sistem pembelajaran di Taman Kanak-kanak, yang belum diketahui dampaknya terhadap pencapaian perkembangan anak. COVID-19 yang melahirkan protokol kesehatan pakai masker, jaga karak, dan sering cuci tangan telah mengubah mekanisme anak sekolah secara drastis.


Tiba-tiba saja anak sekolah harus melakukan aktivitas belajar dirumah sendiri. Sebuah perubahan yang terjadi mengundang pertanyaan besar bagi anak-anak tentang mengapa mereka tidak bisa lagi datang ke sekolah. Sebuah perubahan yang pasti mengundang berbagai respon dari anak-anak sekolah terhadap kesehariannya yang hilang. Keseharian belajar di sekolah, keseharian bertemu dan bermain dengan teman-temannya, keseharian keluar rumah untuk datang dan pergi dari rumah menuju ke sekolahnya.


Tidak mudah bagi orangtua untuk menerangkan dengan baik tentang apa yang tengah terjadi sekarang ini khususnya untuk anak PAUD dimana mereka sebagian belum paham apa yang diterangkan oleh orang tua mereka. Demikian pula reaksi beragam muncul dari setiap anak-anak sekolah dalam menghadapi perubahan tersebut. Sebagian besar banyak yang kecewa karena kehilangan kesempatan untuk bermain dan bercanda ria dengan teman sebaya mereka.

Oleh : Muhammad Galih Pujakekal (Mahasiswa Pai UMM)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment