Modernis.co, Jakarta – Gentle parenting belakangan ini muncul terus di fyp semua media sosial. Isinya konten-konten parenting yang mengusung istilah Gentle Parenting.
Gaya asuh ini langsung jadi perbincangan netizen, terutama di kalangan orang tua muda yang berusaha break the chain dari pola asuh generasi sebelumnya.
Gaya parenting ini dinilai berbeda dari yang lain. Sebab, gentle Parenting bukan cuma soal bersikap lembut, tapi lebih menekankan pada validasi emosi dan koneksi dengan anak.
Nih kita spill 5 fakta menarik kalo kamu penasaran kenapa Gentle Parenting tiba-tiba trending dan dianggap sebagai “solusi parenting masa kini.
1. Bukan Berarti Tanpa Aturan, Tapi Disiplin Berbasis Empati
Banyak yang salah kaprah, mengira berarti orang tua membiarkan anak seenaknya tanpa ada batasan. Namun, itu salah besar.
Sejogjanya (wkwk) Gentle Parenting bukan parenting yang letoy! Karena orang tua harus negakkin disiplin dengan tetap mempertimbangan rasa hormat dan empati pada anak.
Kita tidak perlu membentak atau menghukum keras saat anak tantrum. Sebaliknya, kita mencoba memahami kenapa anak merasa marah atau sedih (validasi emosi).
Saat orang tua sudah mencari beberapa kemungkinan penyebab anak tantrum, kemudian ortu ngasih obrolan dan konsekuensi yang sesuai.
2. Fokus Utama Justru Regulasi Emosi Orang Tua
Salah satu insight paling mind-blowing dari Gentle Parenting adalah ternyata pendekatan ini lebih banyak tentang orang tua daripada anak.
Para ahli mengatakan Gentle Parenting sebenarnya adalah Regulated Parenting. Sebab, ortu akan diajak untuk mengatur emosi sendiri terlebih dahulu sebelum menghadapi chaos dari anak.
Kalau kita bisa tetap tenang saat anak tantrum, secara otomatis, kita memberikan contoh regulasi emosi yang baik ke anak. Bukan ngebentak-bentak, marah-marah, yang ada kita kek ikutan tantrum wkwk.
Pas kita tenang ngadepin dia, anak tuh belajar bahwa perasaan besar tidak berarti harus berakhir dengan ledakan marah. Ini bikin kita auto-intropeksi diri, kan?
3. Cutting Budaya dari Gen Millenial
Bisa dibilang, booming-nya Gentle Parenting merupakan “pembalasan” atau upaya healing dari generasi Millennial dan Gen Z.
Banyak dari kita yang tumbuh dengan pola asuh authoritarian (otoriter), di mana emosi sering ditekan dan gak boleh nangis.
Saat ini, orang tua bertekad untuk memutus siklus itu. Mereka ingin anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental dan mampu mengenali emosinya sendiri.
Konten-konten viral di TikTok yang memparodikan atau menjelaskan manfaat parenting ini banyak didukung oleh orang dewasa yang berkata, “Aku pengen orang tuaku dulu seperti ini.”
4. Wajib Konsisten, Kalau Gak Bisa Jadi Permisif
Meskipun konsepnya terdengar indah, aplikasi Gentle Parenting membutuhkan konsistensi tingkat dewa. Tantangan terbesarnya adalah menghindari jatuh ke dalam pola Permisif Parenting (terlalu memanjakan).
Ketika orang tua lelah atau tidak konsisten dalam menegakkan batasan yang sudah dibuat, anak akan berpikir bahwa mereka tidak perlu mematuhi aturan.
Jadi, keberhasilan pendekatan ini terletak pada kemampuan kita menjaga keseimbangan antara kehangatan emosi dan ketegasan dalam batasan.
5. Banyak yang Nyinyir
Secara visual di media sosial, Gentle Parenting seringkali menimbulkan cringe (rasa malu/jijik) atau kritikan. Soalnya yang kontra anggap parenting ini kek berlebihan, jatohnya bikin anak manja.
Terutama ketika orang tua terlihat terlalu berlebihan saat memvalidasi emosi anak di tempat umum (misalnya: “Ibu mengerti kamu marah karena harus meninggalkan taman, tapi…”).
Para haters sering mengolok bahwa pendekatan ini membuat anak manja dan tidak siap menghadapi dunia nyata yang “keras.” Ceileh.
Padahal bagi para penganutnya, tujuan dari interaksi tersebut bukan untuk show-off, melainkan untuk mengajarkan anak keterampilan mengelola emosi di masa depan.
Kalau menghadapi kenyataan dunia yang keras mah beda lagi cara ngajarinnya. Yak gak? Intinya, setiap gaya parenting pasti punya pro dan kontra!
Itulah beberapa fakta menarik gentle parenting yang lagi lit di medsos. Kalau itu baik, kenapa tidak. Semangat parents! (IF)