Modernis.co, Malang – Generasi milenial adalah sekelompok manusia yang mengalami peristiwa dalam kurun waktu yang sama. Dalam Lyons (2004), mereka disebut dengan generasi yang secara orientasi, pemikirannya selalu bergerak out of the box dan over confidence terhadap hal-hal yang baru.
Generasi milenial sangat erat kaitannya dengan globalisasi, yang mengubah semua struktur orientasi kehidupan. Menurut R. Robertson (1992), globalisasi adalah suatu proses pemadatan dan intensifikasi kesadaran dunia sebagai satu keseluruhan. Secara konseptual, generasi ini dihadapkan pada sesuatu yang kompleks dan rentan dipengaruhi stigmatisasi negatif bila tidak mempunyai proteksi terhadap hal-hal yang terkait.
Namun kerap kali konsepsi mengenai pola kehidupan generasi milenial cenderung ekstrim dan anti-mainstream, serta tidak bisa mengimbangi kreativitas yang ada dalam fisik dengan nilai-nilai transeden, contohnya dalam berpikir dan bertingkah laku. Sehingga, generasi milenial mayoritas merasa ketakutan bila tidak memiliki harta, hidup tidak terjamin, ketinggalan gaya dan semacamnya, yang pada akhirnya memunculkan berbagai masalah yang kompleks.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai pemegang urgensi bagi Generasi Milenial, serta diharapkan dapat menjadi landasan perspektif dalam berkehidupan sebagai satu proteksi dari berbagai ketimpangan yang terjadi, terlebih bagi arus globalisasi yang merajalela.
Pasalnya generasi milenial tak bisa dilepaskan dari lokus globalisasi, yang mana dapat memberikan dampak negatif terhadap ideologi bangsa. Generasi milenial tidak lagi mengaktualisasi ideologi secara baik dan menjadikannya sebagai pedoman hidup bangsa, yang selama ini diabadikan sebagai satu kesepakatan.
Misalnya, dalam penelitian yang dilakukan oleh The Intelligence Group3, generasi ini cenderung menolak tradisi kuno. Mereka lebih mementingkan pemikirannya sendiri atas dalih inovasi, kritis, menjunjung tinggi satu hal yang diinginkan agar terbebas dari belenggu peraturan.
Jika ini dibiarkan, maka generasi milenial akan bergerak tak karuan. Memanfaatkan apa yang mereka punya, kreativitas, inovatif, kecerdasan dan beragam hal lainnya tanpa adanya proteksi untuk membuat batasan-batasan atas apa yang mereka lakukan.
Pancasila mengandung nilai moral yang bisa membawa generasi milenial menjadi berkarakter tentunya dengan nilai-nilai baik yang tersublimasi dalam sila-silanya. Dengan acuan hal ini, maka proses nation character building bisa diinternalisasikan guna menciptakan generasi milenial Indonesia sebagai insan kamil.
Pembangunan karakter bangsa yang terkristalisasi dalam sila-sila pancasila adalah realitas objektivitas jati diri bangsa Indonesia. Sila pertama, adalah kenyataan religius bangsa Indonesia sebagai manifestasi sosio-histroris refleksifitas bangsa yang tercermin sejak peradaban purba. Sila kedua, merupakan nilai-nilai yang tertanam dalam prinsip tolong-menolong, saling hormat dan menghormati, berlaku adil, jujur serta beradab.
Sila ketiga mempunyai esensi dalam ungkapan kata nusantara cita-cita persatuan bangsa yang harus ditiru generasi milenial saat ini melalui semangat nasionalisme. Sila keempat mengandung karakter kemufakatan dalam pengambilan keputusan. Menjauhi egoisitas terhadap satu hal yang diperbincangkan. Dan sila kelima cita-cita kehidupan harmonis dalam kata adil.
Pancasila adalah satu ideologi pasti yang tertanam dalam alam pikiran masyarakat atau suatu bangsa sehingga dapat menjadi pegangan dan pedoman guna mencapai tujuan bangsa itu. Mandat konstitusi mengatakan pancasila adalah konsepsi pasti yang harus dijaga.
Bersamaan dengan itu, pancasila mengaktualisasikan esensi dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang pada zaman ini sarat akan hal-hal parsial sebagai masalah yang melanda terutama bagi generasi milenial. Serta pancasila dapat dijadikan sebagai komparasi pemikiran, dan tuntunan dalam menjalani kehidupan.
Dominasi bangsa yang saat ini dihuni generasi milenial tentunya musti menempatkan pancasila sebagai satu urgensi, karena perkembangan zaman tentu akan menguras tenaga dan pikiran masyarakat ke arah yang lebih negatif. Oleh sebab itu, maka pancasila dapat dijadikan sebagai energi positif dalam melakukan berbagai macam kegiatan.
Karena pancasila yang mengandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan adalah orientasi utama bagi generasi milenial untuk lebih jauh mengenal hakikat sebagai seorang manusia, berani berkorban, dan bertaruh nyawa bagi bangsa seperti para pahlawan yang hanya meninggalkan nama untuk bangsa dan bagi lahirnya pancasila
Oleh : Alfareza Oktamaulia (Mahasiswa PAI UMM)