Modernis.co, Kediri – Menulis bukan pekerjaan gampangan. Terutama yang belum banyak bersentuhan dengan dunia tulis menulis. Begitu juga bagi yang belum membiasakan untuk menulis. Tapi jangan kawatir. Ada beberapa kiat yang bisa dicoba. Beberapa kiat ini mungkin dapat membantu.
Niat yang Betul
Saya tidak bisa memberi makanan pada semua orang. Saya tidak bisa bersedekah pada semua orang di permukaan planet ini. Tapi dengan menulis, mungkin bisa memberi pencerahan. Walau hanya pencerahan kecil.
Dengan pencerahan kecil itu, saya menaruh harap dapat meningkatkan kualitas pikiran pembaca paling tidak satu level. Ini niat saya dalam setiap tulisan yang saya siapkan. Mulai dari buku, international journal, artikel ilmiah, essay, bahkan hingga whatsaap status.
Saya sedang mempersiapkan sebuah buku dengan tajuk Interseksi Islam dan Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Harmoni. Penulisan buku ini berangkat dari keprihatinan saya dimana Islam dan HAM saling mencurigai. Dengan buku itu, saya berniat hendak memberikan suatu perspektif yang memungkinkan keduanya untuk harmonis. Dengan harapan dapat meredam bentrok antar keduanya.
Awal tahun ini, satu publikasi saya berjudul The Harmonised Shari’ah and Human Rights on LGBT terbit. Publikasi ini juga hendak memberikan sebuah perspektif dimana Islam dan HAM dalam konteks orientasi seksual non-mainstream dapat dipahami secara lebih baik. Tujuannya tentu untuk memberi pencerahan bagi pembaca, utamanya para religius maupun aktivis HAM.
Begitu pula artikel-artikel populer yang saya tulis. Tentu juga hendak memberikan pencerahan kecil bagi pembaca. Bahkan hingga whatsaap status yang saya tulis. Walaupun hanya dua atau tiga kalimat dengan durasi 24 jam dalam smart phone. Harus juga saya iringi niat untuk memberikan pencerahan bagi pembaca. Walau hanya pencerahan kecil.
Bagi saya, pengetahuan itu penting. Karena itu, dengan tulisan, saya berusaha menyebarkan ide-ide dengan harapan dapat menambah pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
Memang, perlu diakui. Kadang pembaca butuh sedikit kesabaran untuk memahami tulisan-tulisan tersebut. Karena itu, saya berusaha segampang mungkin dalam menyampaikan pesan dengan tulisan.
Ingat, menulis butuh niat yang betul. Setiap tulisan bagi saya mesti mempunyai tujuan. Termasuk juga menulis artikel. Dan tujuan itu haruslah tujuan yang betul. Karena itu, calon penulis harus menata niat. Karena niat itu yang akan menjaga kelangsungan dalam menulis.
Calon penulis bisa saja menata niat-niat atau tujuan yang berbeda dengan Saya. Sebut saja untuk honor misalnya. Ini sah-sah saja. Tapi kalau niatnya untuk pamer, jelas itu sudah tidak betul. Ingat, pada prinsipnya niat itu haruslah niat yang betul.
Tema Spesifik dan Dikuasai
Tema-tema yang Kita tulis, sebaiknya adalah tema yang spesifik. Artinya, harus jelas, tentang apa tulisan yang kita buat. Misalnya saja tentang politik, HAM, filsafat, lingkungan hidup dan lain sebagainya. Intinya, buatlah pembaca mengerti tentang apa skop tulisan Kita.
Dalam menulis, tentu kita juga harus menulis tema yang Kita kuasai. Karena pembaca akan lebih percaya dengan tulisan dari ahlinya. Ahli bukan berarti harus memiliki gelar Ph.D dalam bidangnya. Tapi mengerti. Dan menguasai jika perlu.
Jika Kita mengerti tentang filsafat, sebaiknya menulis tentang filsafat. Jika kita mengerti tentang HAM, maka tulis saja artikel dengan lingkup HAM. Begitu pula bidag-bidang lain yang Kita tekuni.
Menguasai tema bisa dilakukan dengan banyak membaca tentang tema tersebut. Atau banyak berdiskusi tentang isu tersebut. Intinya, hindari untuk menulis tema yang tidak Kita kuasai. Agar tidak menyesatkan pembaca.
Memakai Sudut Pandang Unik
Yang membuat tulisan menarik untuk dibaca adalah tulisan dengan sudut pandang yang unik. Ini akan membuat orang tertarik dan betah membacanya.
Sudut pandang yang unik artinya sudut pandang yang tidak banyak digunakan orang. Karena itu, meskipun Kita menulis tema yang sudah banyak dibicarakan, dengan sudut pandang yang unik, pembaca akan tetap tertarik untuk membacanya. Selain itu, perspektif yang unik artinya memberikan pengetahuan baru atas objek yang sama.
Memilih Struktur dan Diksi
Struktur artikel bisa deduktif maupun induktif. Deduktif artinya, ide yang kita ajukan dalam artikel tersebut disampaikan di awal. Baru kemudian paragraf selanjutnya adalah pecahan-pecahan dari ide tersebut.
Pecahan ide, atau sub ide bisa berupa uraian lebih detil dari ide besar yang Kita sampaikan. Begitu juga argumen-argumen untuk mendukung ide besar Kita.
Kita bisa juga memakai struktur induktif. Struktur induktif berarti ide pokoknya kita sampaikan di akhir. Artinya, kita berangkat dari berbagi sub ide. Baru kemudian kita susun menjadi ide pokok di akhir tulisan.
Dalam menyusun struktur tulisan, antar paragraf juga harus berkaitan. Paragraf pertama berkaitan dengan paragraf kedua. Paragraf kedua berkaitan dengan paragraf ketiga. Dan begitu seterusnya. Itu yang membuat tulisan kita mengalir hingga enak dibaca.
Ingat, dalam membuat tulisan harus ada ide pokok yang hendak Kita sampaikan. Apa gagasan utama yang ingin kita sampaikan, itulah ide pokok.
Diksi juga penting untuk diperhatikan. Pakailah diksi yang unik. Namun jangan memaksakan diksi-diksi yang ribet. Diksi yang unik biasanya membuat pembaca penasaran dan ingin terus melanjutkan membaca.
Jika terpaksa menggunakan diksi yang tidak umum dipakai, usahakan pembaca dapat mengerti dengan itu. Beri keterangan pada kalimat selanjutnya. Agar pembaca mengerti.
Menyusun Kalimat Efisien dan Terus Berlatih
Dalam penulisan artikel sebaiknya menggunakan kalimat yang efisien. Kalimat yang efisien artinya dalam tiap kalimat ada ide yang gampang dicerna. Mudah dipahami dan dimengerti pembaca.
Susunlah kalimat yang pendek dan jelas. Jangan membuat pembaca terengah-engah. Karena kalimat yang panjang biasanya membuat pembaca terengah-engah.
Dalam menyusun paragraf juga begitu. Susunlah paragraf yang pendek-pendek. Cukup lima sampai enam kalimat saja. Jangan terlalu panjang. Tiap paragraf memuat satu ide pokok. Jangan ada lebih dari satu ide pokok. Agar pembaca tidak bingung.
Artikel pada umumnya menyediakan ruang terbatas. Antara 700 sampai 1000 kata. Karena itu, penting untuk memakali kalimat yang efisien untuk menyampaikan ide-ide. Baik dengan struktur deduktif maupun induktif.
Ingat, yang membedakan penulis dengan bukan penulis adalah menulis. Penulis terus menulis. Karena itu, berlatih terus-menerus akan mengasah kemampuan dalam menulis. Perbanyaklah berlatih. Karena kemampuan menulis adalah kemampuan aplikatif. Bukan teoritik. Kemampuan aplikatif hanya bisa diasah dengan terus berlatih. Demikian kiat-kiat ini. Semoga bermanfaat. Selamat mencoba. []
Oleh : M. Khusnul Khuluq (Human Right Defender, Kader Muda Muhammadiyah)