Bangun dari tidur
Agak lama ku diam
Serasa ada sesuatu yang aneh
Ku raih HP yang jaraknya cukup jauh, ku buka pas pada tulisan itu
Tersentuh….
Saat ku buka tulisan mu
Ku baca dan pahami
Semua bercerita tentang kita, namun kau telah mengarsipkanya dalam sebuah tulisan
Semoga Kau masih ingat
Dulu kita pernah bercerita
Malam itu jalan berdua selepas kuliah
Bertukar kisah tentang hidup; dari khayalan, harapan dan cita-cita
Candaan selalu menyertai
Saling mengutuk dan menghujat
Tapi itu adalah biasa bagi kita
Kala kau bergerutu “andai aku orang kaya!”, ku pinta “wajah-wajah seperti mu tak mungkin menjadi kaya”. (Ha ha ha ha) terbahak bersama lagi
Itu adalah sepenggal cerita
Cerita kita malam itu
Disaksikan oleh malam, kerikil dan rumput
Setiap mereka selalu mengutarakan kalimat yang sama “jadilah menderita, lalu telanlah pahinya!”
Atau kau mungkin tidak lupa
Dulu pernah mengalami masa kejayaan
“Kupon” menjadi senjata terampuh
Menu santapan didepan mata, bila demonsran telah menuntut minta jatah (ha ha ha ha)
Sempat juga pernah kita berceerita
Tantang keharusan dimasa depan
Harus sama-sama berjuang
Pulang ke daerah masing-masing untuk menjadi pemimpin
Biar Indonesia ada dalam genggaman kita, celoteh ria yang mengasyikkan
Jujur saja
Aku pun ingin menorehkan cerita hidup ini
Namun ku takut dibaca orang banyak
Setitik cahaya masih ku temui
Sebab aku belum mati, dan nasib bisa berganti
Kau dan Aku
Sama-sama sosok perantau
Dipertemukan disini
Kota dingin dengan sejuta kisah pilu
Tenanglah kawan kisah dan pilu ini
Akan menjadi kenangan manis
Menjadi buah dari pertemuan kita
Gelap, kelam, jeritan, meronta, haru, sakit, kecewa berpadu menjelma kebahagiaan
Oleh: Daelambitu (Ketua Umum Imm Tamaddun Fai UMM & Sarjana muamalat UMM)