Modernis.co, Jakarta – Pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla soal ekonomi Indonesia yang dikuasai oleh etnis Tionghoa sebesar 50% menjadi viral belakang ini.
Pakar politik Indonesia Rocky Gerung menyebut bahwa isu ini sudah sejak lama ada di Indonesia tepatnya sejak zaman orde baru memimpin.
Ia menjelaskan bahwa apa yang diterangkan Oleh Jusuf Kalla justru dapat membahayakan keamanan nasional yaitu disparitas.
“Kita memang mengerti bahwa dari zaman orde baru (Pak Harto) isu ini sudah ada di depan mata kita itu,” kata Rocky sebagaimana dikutip dari akun channel Youtube Rocky Gerung Official, Senin (15/05/2023).
baca juga: Kritik Sikap Jokowi, Rocky Gerung: Pemerintah Penyelenggara Pemilu Bukan Pengatur Pemilu
Akan tetapi, Rocky menyebut bahwa Soeharto sebagai pemimpin pada waktu itu dapat mengendalikan oligarki.
“Bedanya sekarang Jokowi dikendalikan oleh oligarki, itu bedanya, kan,” tegas Rocky.
Ia juga menerangkan mengenai komposisi sumbangan dari aktivitas para konglomerat terhadap pendapatan negara dari tiga presiden yang selama ini telah memimpin.
Rocky menjelaskan posisi para pemodal (oligarki) pada saat itu dapat memberikan keuntungan sebesar 33 persen pada negara dalam bentuk pajak terhadap APBN.
“Di zaman Pak SBY angkanya menurun tinggal 27 persen itu yang kembali ke negara,” tegasnyya
baca juga: Said Iqbal Cium Tangan Ganjar Pranowo, Begini Kata Rocky Gerung
Selanjutnya, ia juga mengkritik posisi zaman Jokowi yang hanya mampu menghasilkan angka 7% untuk APBN dari aktivitas oligarki.
“Itu sebetulnya faktanya, kemana uang itu, yang berkali-kali kita persoalkan?” tanya Rocky.
Ia mengkritik para konglomerat yang melakukan aktivitas ekonomi di Indonesia tetapi justru memarkir hasil atau keuntungan ekonomi di luar negara Indonesia. Sehingga menimbulkan disparitas yang semakin jauh hilangnya rasa patriotisme.
Menurutnya, negara telah gagal menyeimbangkan antara populasi mayoritas masyarakat yang etnisnya Melayu dengan kekayaan yang dikuasai oleh konglomerat yang etnisnya Tionghoa.
Ia menilai kondisi tersebut adalah sebagai sinyal bahwa telah terjadinya ketegangan ekonomi dan ketegangan kelas yang basisnya adalah etnisitas.
baca juga: Tokoh Fenomenal Rocky Gerung di Undang IMM FH Unmuh Jember
Rocky berharap agar pemerintah dapat menghilangkan trauma yang selama ini telah terjadi dengan mewujudkan kesetaraan ekonomi bukan dengan memperpanjang kesenjangan.
“Bahwa ethnicity itu tetap bahaya bagi Indonesia apalagi kalau ethnicity itu menimbulkan disparitas (kesenjangan), kan itu intinya itu,” pungkasnya. (MA)