5 Cara Kenali dan Hindari Phishing, Biar Gak Kena Scam!

phishing scam

Modernis.co, Jakarta – Bumi gonjang ganjing phishing sama scam dah kayak bambu runcing (gjls tapi biar sopan). Kejahatan tipe ini tuh ngincer pengguna gadget.

Siapa coba jaman gini yang gak pake gadget. Sehingga, kejahatan digital satu ini sangat merajalela. Bukan hanya mama minta pulsa, akan tetapi kini semakin beragam modusnya.

Siapa yang gak ketar-ketir kalau tiba-tiba kena scam online? Apalagi itu terjadi ke keluarga kita yang belum aware tentang phishing. 

Kita sudah tahu kan, phishing adalah kejahatan siber di mana penipu (si phisher) bertingkah kayak pemancing. Mereka tebar umpan berupa pesan atau tautan palsu.

Tujuannya  buat ngambil data sensitif kita, kayak password, PIN, atau kode OTP. Mereka bikin kita panik setelah kepancin hadiah besar yang jadi umpannya.

Sebenarnya udah banyak kok yang sadar ke modus-modus phishing yak, tapi generasi yang lebih tua dari kita, atau generasi yang jauh lebih muda masih banyak kok yang awam ke hal ini.

Nah, biar effort mereka zonk total, kita harus jadi lebih cerdas dan ngasih ulti! Pahami 5 cara mengenali dan menghindari jebakan phishing berikut.

1. Curigai Alamat Email dan Link yang “Sus”

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah teliti! Coba cek lagi, email itu beneran dari bank atau platform langganan kita, atau cuma pura-pura? 

Jangan langsung percaya kalau ada email yang isinya panik, misalnya bilang akun kita dibekukan dan harus segera klik link tertentu.

Perhatikan baik-baik alamat email pengirimnya. Institusi resmi enggak mungkin pakai alamat email aneh kayak layananpelanggan@gmail.com atau punya typo kayak Instagran.com. 

Kalau ada link yang disuruh klik, tahan dulu! Arahkan kursor atau sentuh lama pada link itu (tanpa mengklik) buat lihat alamat aslinya. Kalau alamatnya “sus” (mencurigakan), langsung ghosting aja.

2. Pahami Tekanan dan Rasa Panik

Para penipu itu “G.O.A.T.” banget dalam menciptakan rasa terdesak. Mereka sering pakai kalimat ancaman “Akun Anda akan ditutup dalam 2 jam!”.

Mereka juga terbuka sama perkembangan. Ngasih iming-iming hadiah yang bikin kita fomo kek misalnya, “Selamat, kamu memenangkan iPhone 15! Klaim sekarang!”.

Ingat, institusi resmi jarang sekali meminta data sensitif dengan tenggat waktu super mepet lewat email atau pesan teks. Kalau kita merasa didesak atau takut ketinggalan sesuatu, santai aja dulu, ambil napas, dan pikirkan secara rasional. 

Jangan biarkan rasa panik menguasai jari buat mengklik tautan atau menginstal aplikasi aneh. Kalem-kalem intinya.

3. Cek Bahasa dan Kualitas Desain yang “Cringe”

Penipu phishing seringkali berasal dari luar negeri atau menggunakan tool penerjemah yang buruk. Jadi, perhatiin tata bahasa dalam pesannya. 

Banyak salah ketik, kalimatnya kaku, atau strukturnya aneh. Selain itu, perhatikan juga kualitas desain email atau halaman login palsu. 

Meskipun terlihat mirip, biasanya resolusinya jelek, logonya agak buram, atau penempatan elemennya gak rapi. Kalau tampilannya gak kayak yang seharusnya, kemungkinan besar itu penipuan.

Kualitas buruk ini harus bikin kita cringe dan waspada. Ini nih yang perlu diedukasi, sebab target mereka adalah orang yang awam, fomo, gupohan.

4. Jangan Pernah Beri Data Pribadi Sembarangan

Banyak modus phishing kini bergeser ke pesan teks (smishing) atau telepon (vishing). Tiba-tiba kita dapat SMS yang isinya kode OTP bank atau ngasih link buat update data pribadi.

Kadang juga ada yang telepon mengaku dari customer service bank, provider, jasa layanan, bahkan ngaku dari instansi pemerintahan kek BPJS, PLN, Bea Cukai dll.

Inget nih, secara SOP mereka gak akan pernah minta password lengkap, PIN, atau kode OTP lewat telepon atau chat. Gak profesional lah!

Kalau ada yang telepon mengaku dari customer service dan minta detail data, langsung tutup teleponnya. No cap, mereka cuma mau fanum tax data kita.

5. Selalu Verifikasi Melalui Saluran Resmi

Setelah kita menemukan pesan yang mencurigakan, jangan panik duluan. Cek dulu di akun resminya. Kalau gak ada info / pengumuman apa-apa terkait pesan, berarti pesan itu penipu ges.

Kita juga bisa telepon langsung ke hotline resmi yang tertera di situs mereka buat verifikasi, bukan ke nomor yang ada di pesan scam. 

Dengan memverifikasi ke saluran resmi, kita bisa memastikan kebenaran tentang pesan mencurigakan itu dan akun kita baik-baik saja.

Selalu upgrade kecurigaan kita, jangan gampang panik, dan jadilah pengguna gadget yang open mind dan staycu. Jaga diri dan jaga data diri ya! (IF)

editor
editor

salam hangat

Leave a Comment