Modernis.co, Malang – Pesantren adalah lembaga pendidikan dimana para murid atau santri berkumpul untuk belajar agama Islam. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berperan penting dalam usaha meningkatkan pendidikan bagi generasi muda bangsa Indonesia terutama yang berhubungan dengan agama Islam. Pondok pesantren merupakan lembaga tertua di Indonesia yang senantiasa melestarikan nilai-nilai pendidikan berbasis pengajaran tradisional.
Adanya pondok pesantren di tengah-tengah masyarakat Indonesia tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran gama dan sosial keagamaan, melakukan kegiatan dakwah di kalangan masyarakat, melakukan aktivitas yang menumbuhkan kesadaran untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara konsekuen. Pemahaman agama yang menjadikan mereka tokoh agama yang menjadi panutan ketika bermasyarakat.
Pondok pesantren merupakan lembaga sosial yang ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Dalam perkembangannya pondok pesantren mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia. ponpes merupakan lembaga institusi sosial keagamaan yang menjadi wahana pendidikan bagi umat Islam yang ingin mendalami imu-ilmu agama.
Pondok pesantren memiliki ciri khas sosial yang menjadi pranata sosial di masyarakat. Hal ini pondok pesantren memiliki dasar kepekaan sosial yang khas, yaitu penyebutan tokoh-tokohnya, kyai panggilan untuk guru laki-laki dan santri untuk sebutan murid ponpes, memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibanding dengan sekolah umum, memiliki sifat yang independent dan mandiri, serta jaringan sosial yang kuat antar alumni pondok pesantren.
Cikal bakal lahirnya pondok pesantren di duga terjadi di masa Syekh Maulana Malik Ibrahim atau lebih dikenal dengan Sunan Ampel, ketika beliau mendirikan sebuah padepokan di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Meski pada waktu itu belum disebut dengan pesantren, tapi bisa dikatakan apa yang dilakukan Sunan Ampel menjadi peletak dasar-dasar pendidikan pesantren di Indonesia.
Jadi berdirinya pondok pesantren bermula dari ulama yang menetap di suatu tempat kemudian berdakwah dan membangun suatu lembaga pendidikan yang menjadikan lembaga ini berkembang pesat. Padepokan-padepokan tersebut di akulturasi dengan nilai-nilai Islam. Materi yang diajarkan pun diganti menjadi ilmu-ilmu bernapaskan Islam. Seiring dengan meluasnya ajaran Islam di Nusantara, padepokan berganti nama menjadi pesantren.
Pada awalnya Sunan Ampel tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang dipikirkannya adalah bagaimana cara mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh murid-muridnya, karena tidak jarang santri yang ingin belajar berasal dari daerah yang jauh. Untuk itu, dibangunkan tempat bermukim untuk para santri disekitar kediaman kyai tadi, keren semakin banyak santri yang ingin menuntut ilmu, maka semakin banyak pula pondok pesantren yang dibangun.
Santri-santri yang yang telah belajar dan cukup ilmu di padepokan Sunan Ampel kemudian satu persatu dari mereka pulang ke daerahnya masing-masing dan mengamalkan ilmunya disana. mereka juga mendirikan seperti apa yang telah mereka dapatkan di padepokan, sehingga lahirlah ulama-ulama besar yang seperti yang sudah kita kenal sekarang.
Dalam kehidupan di pesantren, umumnya santri mengurus sendiri keperluan sehari-harinya dan mereka juga mendapatkan fasilitas yang sama antara santri satu dengan santri yang lainnya. Santri diwajibkan menaati peraturan yang telah ditetapkan didalam pesantren dan Apabila ada pelanggaran maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
Selain itu untuk membentuk sikap dan perilaku para santri juga diajarkan nilai-nilai ketaqwaan, kejujuran, keikhlasan, keteladanan, kemandirian, semangat kerja sama, keteladanan, kesederhanaan, solidaritas dan kesabaran. Nilai-nilai tersebut dianggap penting untuk membentuk karakter anak sebagai bekal untuk menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat khususnya di era globalisasi.
Oleh karena itu, pendidikan pesantren juga tidak jauh berbeda dengan sekolah pada umumnya. Bahkan lulusan pesantren pun tidak bisa dianggap remeh lagi. Para sanri juga mempunyai kelebihan . jika lulusan sekolah umum hanya bisa menguasai ilmu sesuai dengan kurikulum pendidikan yang ditetapkan, lulusan pesantren mendapat dua bidang pendidikan sekaligus, yaitu pendidikan agama dan dunia atau ilmu pengetahuan umum.
Dari hal yang telah dijelaskan tadi, telah terbukti secara empiris bahwa pendidikan pesantren mampu mengembangkan kecerdasan santri dari berbagai aspek, yang meliputi kemampuan intelektual, emosional, dan pembentukan watak religius, sehingga lahirlah outpot pesantren yang memiliki pengetahuan akhlakul karimah. Keberhasilan santri dalam membentuk karakter dapat terjadi karena pendidikan pesantren yang mewajibkan santrinya untuk tinggal di asrama.
Selain itu, dapat disimpulkan bahwa penidikan pesantren bisa menjadi opsi pilihan yang tepat untuk mendidik anak-anak generasi selanjutnya agar mereka tidak sekedar tahu ilmu agama akan tetapi bisa mendalaminya, karena di pesantren selain medapat ilmu juga dapat dijadikan tempat untuk membentuk karakter yang tepat serta mempunyai homogenitas pandangan hidup keagamaan yang terbina dengan baik.
Oleh : Zuhrotus Sha’adah (Mahasiswa UMM Malang)