Modernis.co, Jakarta – Pada tahun 2020, Bank Dunia atau Bank of the World memperkirakan Indonesia akan masuk ke dalam kategori Pendapatan Menengah ke Bawah, yang menunjukkan penurunan pendapatan per kapita negara. Sebagai generasi muda, kita diharapkan untuk berhati-hati dalam menilai kondisi perekonomian negara di era digital saat ini. Rasa nasionalisme diharapkan mampu menggeser perekonomian Indonesia dari tingkat pembangunan manusia yang rendah menjadi tingkat pembangunan manusia yang tinggi.
Generasi muda merupakan tumpuan harapan bangsa, dan mereka akan berperan penting dalam menentukan perubahan lingkungan, merespon perubahan global yang dinamis dari perspektif sosial. Pada generasi muda inilah harus ditanamkan pola pikir yang mengedepankan nilai-nilai kewirausahaan yang berlandaskan rasa nasionalisme dalam berekonomi serta dapat memiliki passion untuk menjadi entrepreneur. Kesadaran diri mereka sebagai pengusaha tentu didukung oleh keluarga dan lingkungan akademik mereka.
Ketika suatu negara berkinerja buruk, banyak peluang yang dapat direalisasikan. Disinilah peran generasi muda untuk dapat meningkatkan taraf ekonomi negara. Dari sini, kita dapat membedakan tingkat nasionalisme tinggi dan rendah. Jika generasi muda dengan tingkat nasionalisme yang tinggi, maka mereka akan menyadari bahwa ada tanggung jawab bersama atas keterpurukan suatu negara, dan hal tersebut bukan berarti tugas pemerintah saja. Di sinilah mereka yang memiliki tingkat nasionalisme tinggi dimanfaatkan sebagai peluang ekonomi.
Namun, generasi muda yang tingkat nasionalismenya rendah tidak akan mengerti bahwa itu juga merupakan tanggung jawab mereka untuk meningkatkan taraf ekonomi negara. Tentu mereka tidak bisa membedakan mana yang menjadi peluang dan mana yang bukan. Setelah Indonesia merdeka selama lebih dari setengah abad, rasa nasionalisme masih dibutuhkan dalam bentuk dan sikap yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pembangunan bangsa Indonesia. Indonesia tetap membutuhkan rasa nasionalisme, mereka yang muda juga tetap membutuhkan nasionalisme di level kehidupannya sendiri.
Nasionalisme Indonesia yang dimulai pada Sila Ke-3 Pancasila dan didasarkan pada konsep negara kebangsaan bertujuan untuk menentukan apa yang ada dalam Sila Ke-5. Dengan demikian, jelaslah bahwa nasionalisme mengutamakan pembinaan kerukunan dan kerjasama antarmanusia (sosialisme Pancasila). Dalam hal ini seorang pelaku usaha menggunakan landasan sikap untuk membangun kemandirian (wirausaha).
Tanggung jawab untuk mengubah persepsi masyarakat, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa bahwa memilih berekonomi sebagai pilihan utama adalah tugas bersama. Ini sangat penting, karena seiring tumbuhnya kewirausahaan pada generasi muda, mereka berhenti fokus menjadi pencari kerja dan malah menciptakan peluang bisnis bagi banyak orang.
Alangkah kuatnya negara ini jika generasi mudanya memiliki jiwa wirausaha, karena dari segi jumlah, negara yang luas dengan banyak kepulauan ini sangat membutuhkan orang-orang yang mau melakukan bisnis agar bisa memulai usaha sendiri tanpa membebani pemerintah.
Dengan Melihat kebutuhan bangsa yang cukup besar, akibat sedikitnya jumlah entrepreneur atau wirausahawan yang ada pendidikan kewirausahaan perlu dikembangkan di sekolah hingga perguruan tinggi. Namun pendidikan kewirausahaan tidak hanya ditekankan pada orientasi bisnis saja, melainkan harus lebih ditekankan pada pembentukan jiwa dan karakter wirausaha, Implikasinya, generasi muda bangsa Indonesia akan memiliki jiwa wirausaha yang matang sehingga dapat diterapkan dalam pelbagai bidang sesuai dengan profesionalisme masing- masing.
Tidak hanya itu, nasionalisme dapat juga dibentuk dengan cara dengan mengembangkan suatu bisnis dengan tidak meninggalkan corak khas bangsa Indonesia. Sebagai contohnya adalah dengan mengembangkan bisnis fashion dengan mengangkat alam serta budaya Indonesia seperti memasukkan batik sebagai salah satu design. Hal ini dapat melestarikan budaya Indonesi. Dengan integritas jati diri bangsa yang tinggi Indonesia akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di kawasan ASEAN khususnya dan dunia pada umumnya.
Selain itu, generasi muda bisa disebut sebagai salah satu kelompok yang penting dalam membangun rasa nasionalisme di dalam dunia ekonomi. Generasi muda memiliki peran penting dalam menentukan arah dan kualitas pembangunan ekonomi di masa depan. Dalam hal ini, mereka memiliki tanggung jawab untuk membangun kesadaran akan pentingnya membeli produk-produk dalam negeri dan mempromosikan produk-produk lokal.
Menjadi konsumen yang sadar akan produk lokal adalah langkah awal dalam membangun rasa nasionalisme di dalam dunia ekonomi. Dalam hal ini, generasi muda dapat mempromosikan produk-produk dalam negeri melalui media sosial atau cara lainnya yang dapat menjangkau serta menarik minat banyak orang. Dengan membeli produk-produk dalam negeri, kita dapat membantu menggerakkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja bagi orang-orang di sekitar kita.
Semangat nasionalisme ekonomi ini perlu diterapkan serta disikapi secara bijak dan pada porsinya untuk memastikan bahwa nasionalisme ekonomi di Indonesia bisa benar-benar mencapai kepentingan nasional. Tidak hanya itu, semangat nasionalisme dalam berekonomi harus kita pertahankan untuk dapat terselenggarakan demokrasi ekonomi. Penerapan nasionalisme ekonomi yang cukup tepat hanya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, dan pada akhirnya dapat sejalan dengan upaya membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Oleh : Kania Faras Zhafira (Mahasiswa Akuntansi UMM)