Rumah Baca Api Literasi yang Mencerahkan Ummat

rumah baca api literasi

Modernis.co, Lamongan – Rumah Baca Api Literasi ini yang baru saja kemarin merayakan Milad yang ke-4 pada tanggal 1 April 2022. Salah satunya menjadi inspirasi bagi saya tentang pentingnya melakukan tradisi membaca buku, hal tersebut harus bisa memotivasi para pegiat literasi lainnya untuk melakukan gerakan-gerakan yang masif terutama gerakan yang ada pada Rumah Baca Api Literasi ini.

Saya menyadari bahwa minat baca masyarakat Indonesia dalam berbagai survey atau penelitian sangat mengkhawatirkan. Dari berbagai problematika yang ada pada negara kita di Indonesia mulai dari harga buku yang saat ini mahal, buku sudah tidak begitu penting dalam aspek pembelajaran baik di sekolah, kampus ataupun di kalangan masyarakat.

Buku yang sekarang ini hanya dijadikan sebagai formalitas saja dalam proses belajar dan pembelajaran. Salah satunya disebabkan oleh adanya perkembangan dunia digital yang saat ini sangat pesat perkembangannya. Sehingga, dari berbagai semua jenis buku, makalah, jurnal, ataupun berita lainnya dapat diakses dengan mudah, cepat, dan praktis tanpa harus membeli buku di toko atau media online.

Hal ini yang menjadi faktor menurunnya daya minat masyarakat untuk membaca buku. Padahal, jika diulas lebih dalam lagi ada beberapa orang yang tidak begitu faham atau mengerti dari sumber internet terkait media yang dipelajari, mayoritas orang hanya melihat atau mengecek informasi yang dibutuhkan saja tetapi tidak terlalu mendalami apa yang sudah mereka baca. Karena, minoritas orang lebih suka membaca buku secara langsung daripada harus membaca melalui internet atau media lain.

Karena hal ini sangat saya rasakan ketika saya sudah memasuki bangku perkuliahan yang mana semua media pembelajaran dialihkan ke media online, dari pembelajaran secara online (Daring) sekalipun juga menggunakan media pembelajaran seperti online book dalam bentuk ppt, pdf, atau lainnya.

Hal itu sudah menjadi hal yang biasa ketika pembelajaran online sudah berlanjut hingga sekarang ini. Dari sini, fungsi buku sudah tidak begitu digunakan lagi. Karena buku tersebut juga sudah mempunyai cadangan dalam bentuk media online. Hal tersebut dapat diatasi oleh usaha dan juga ikhtiar yang dilakukan oleh Fathan Faris Saputro yaitu dengan membangun Rumah Baca Api Literasi ini dengan tujuan untuk mendobrak membaca dan melek literasi warga tentang pentingnya membaca buku.

Dari berbagai gerakan-gerakan yang dilakukan oleh beliau diharapkan Rumah Baca Api Literasi ini dapat mencerahkan dan mencerdaskan Ummat. Sehingga apa yang dilakukan oleh Faris dapat menghasilkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi para penggerak RBAL ataupun bagi masyarakat setempat khususnya masyarakat yang ada di Indonesia ini.

Rumah Baca Api Literasi ini yang sudah berdiri sejak 1 April 2018 yang saat ini sudah memiliki ratusan buku dengan berbagai jenis judul buku. Dari gerakan membaca buku, seminar literasi ataupun diskusi seputar gerakan literasi yang dilakukan oleh para pegiat literasi ini turut mengajak para pemuda-pemudi kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat untuk membudayakan pentingnya literasi.

Khususnya bagi kalangan anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Sangat penting untuk mengajarkan kepada mereka tentang budaya literasi yang baik. Karena tanpa kemampuan literasi yang baik, siswa tidak dapat menerima ilmu dengan optimal.

Oleh karena itu, siswa dituntut harus mampu menggali dan mencari ilmu dan informasi dari berbagai sumber manapun.  Dari sini peran Rumah Baca Api Literasi dapat digunakan untuk membantu para siswa yang mungkin ada diantara mereka yang kesusahan dalam mengakses informasi di media internet.

Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan mendatangkan RBAL ini kepada para pelajar. Serta dapat mengenalkan kepada mereka tentang pentingnya membaca buku, menulis, dan lain sebagainya.

Keharusan dalam meningkatkan kemampuan literasi sejak dini diperkuat berdasarkan pengujian internasional yang diuji oleh IEA-the International Association for the Evaluation Achievement dalam progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat 45 dari 48 negara dengan skor 428 dari skor rata-rata 500.

Lain halnya dengan penelitian yang diuji oleh (OECD-Organization for Economic Cooperation and Develoment) dalam Programme for International Student Assesment (PISA), pada tahun 2012 Indonesia menempati peringkat 64, dengan skor berdasarkan hasil ukur memahami, menggunakan, dan merefleksikan dalam bentuk tulisan.

Peringkat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan siswa di Indonesia khususnya di bidang literasi masih sangat kurang dan sangat mengkhawatirkan sekali generasi muda saat ini. Oleh karena itu, dengan adanya rumah baca api literasi ini, Fathan Faris Saputro memiliki harapan besar agar semakin banyak orang yang gemar meneliti dan membaca.

Menurutnya, sangat penting bagi para generasi muda untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan menjadikan gerakan gemar membaca tidak hanya sekedar program yang ada dan akhirnya selesai dan berhenti, akan tetapi bagaimana cara agar minat dan kegemaran membaca buku menjadi kebutuhan bagi warga dengan membekali mereka ilmu pengetahuan.

Karena pentingnya membaca harus menjadi kebutuhan warga, itulah yang menjadi salah satu tantangan bagi pendiri Rumah Baca Api Literasi ini. Tantangan yang dihadapi juga harus mempunyai solusi dan tindakan.

Oleh: Septi Sartika (Pegiat Rumah Baca Api Literasi dan Sekretaris Umum PC IMM Nganjuk)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment