Kelapa Sawit Penyelamat Devisa Negara

Penyelamat Devisa Negara

Modernis.co, Malang – Isu perdagangan di masa pandemi dengan konsep pembatasan ekspor hampir di seluruh  negara, tentunya hal ini membuat konsep pasar bebas tidak bisa membuka jalan lebih luas lagi khususnya bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Siapapun pasti akan sulit memainkan hak jual beli produk di level Internasional sesuai ketentuannya.

Dengan terbatasnya pasar bebas tidak menjadi penghalang untuk perekonomian Indonesia. Berbagai cara dan kebijakan telah dilakukan pemerintah dalam menjaga perekonomian agar tetap stabil. Salah satu kebijakan yang di buat pemerintah adalah penyederhanaan aturan larangan pembatasan tata niaga ekspor dan impor. Sedangkan kebijakan terkait fiskal meliputi relaksasi pajak penghasilan dan bea cukai.

Perdagangan industri kelapa sawit contohnya dimasa pandemi ini terjadi suatu peningkatan ekspor dimana Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan nilai ekspor kelapa sawit tetap positif selama pandemi Covid-19. Tercatat, nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya tumbuh 6,9 persen (yoy) dari US$14,92 miliar menjadi US$15,95 miliar sepanjang Januari-Oktober 2020.

“Perbandingan yoy memang ada kenaikan yang cukup baik 6,9 persen ekspor kelapa sawit ke seluruh dunia,” ujar Kepala Subdirektorat Produk Agro Direktorat Pengamanan Perdagangan (Kemendag) Donny Tamtama, dalam diskusi Masa Depan Sawit Indonesia di pasar Uni Eropa pasca Covid-19, Kamis (17/12).

Kepala Subdirektorat Produk Agro Direktorat Pengamanan Perdagangan (Kemendag) Donny Tamtama menjelaskan khusus Uni Eropa peningkatan ekspor kelapa sawit dan produk turunannya sebesar 4,93 persen atau mencapai US$2,48 miliar dibanding periode yang sama di 2019 sebesar US$2,3 miliar. 

Namun, ekspor kelapa sawit dan produk turunanya ke Uni Eropa harus dicermati karena mengalami penurunan 0,56 persen secara volume dan nilainya turun 2,41 persen pada Januari-Oktober. Penurunan juga telah terjadi pada ekspor kelapa sawit dan produk turunannya ke Uni Eropa pada 2019 dibandingkan 2018 yang secara nilai turun 19,08 persen dan secara volume turun 2,40 persen. 

Dari data di atas bisa disimpulkan bahwa ekspor kelapa sawit tetap optimal di masa pandemi Covid-19 ini karena masih mengalami perkembangan yang signifikan dan dari industri kelapa sawit devisa negara terselamatkan. Maka dari itu peran pemerintah cukup penting untuk tetap menstabilkan ekspor kelapa sawit.

Oleh: Susantina Yusnita (Mahasiswa Ekonomi Pembangunan)

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment