Modernis.co, Malang – Berawal dari kota Wuhan, China. Virus yang dikenal dengan Covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia dan tidak ada satu pun negara yang dapat menghindarinya, serta telah menginfeksi banyak orang dan menimbulkan banyak korban jiwa.
Pandemi Covid-19 telah mengubah semua aspek kehidupan, banyak orang kehilangan pekerjaan karena di PHK oleh perusahaan tempat mereka bekerja, para penjual yang berkurang omsetnya, dan pelajar yang seharusnya belajar di sekolah sekarang harus belajar di rumah masing-masing.
Pandemi Covid-19 juga telah menguras banyak anggaran negara untuk menangani Virus ini, sehingga beberapa negara mengalami krisis ekonomi dan pemerintahan di seluruh negara kewalahan memerangi Virus ini. Pendidikan juga tidak lepas dari dampak pandemi Covid-19, banyak sekolah diliburkan dan menggunakan media online.
Keadaan seperti ini merupakan tantangan bagi bangsa ini, bagaimana pun juga pembelajaran harus dilaksanakan walaupun harus menggunakan media online, dan tidak semua masyarakat Indonesia memiliki Smartphone atau laptop serta tidak semua orang tua mampu membelikan gawai untuk anaknya.
Lalu, mengakses media online harus menggunakan kuota data dan tidak semua masyarakat Indonesia mampu membeli kuota data apalagi pada masa pandemi banyak orang kehilangan pekerjaannya dan harga-harga kebutuhan pokok yang naik.
Belum lagi, biaya sekolah yang harus dibayar dan tidak ada keringanan biaya di masa pandemi ini, Sekolah online juga memberikan banyak kesempatan untuk anak mengakses media sosial dan ditakutkan mereka mengakses media-media yang tidak pantas. Selain itu, interaksi antara murid dan guru yang kurang dan sistem pembelajaran online guru hanya memberikan banyak tugas.
Hal ini dikarenakan guru belum terbiasa mengajar dengan sistem sekolah online ini. Dan juga, para orang tua yang biasanya hanya mengurus rumah, sekarang orang tua juga harus mendidik anaknya menggantikan peran guru.
Ada beberapa kasus siswa bunuh diri dikarenakan sekolah daring yang menuntut siswa mengerjakan tugas yang banyak. Dan pemerintah juga harus mengeluarkan anggaran triliunan rupiah untuk kuota data gratis untuk siswa, mahasiswa, guru, dan dosen. Selain itu, tidak semua daerah di Indonesia ada listrik maupun internet.
Terutama di daerah pelosok yang minim akan infrastruktur dan rata-rata penduduk di sana bekerja sebagai buruh dan memiliki penghasilan yang kecil, di sana siswa rata-rata adalah siswa bantuan jadi tidak semua siswa memiliki Smartphone, sehingga pembelajaran dengan sistem daring tidak merata.
Di beberapa daerah guru harus mengunjungi rumah siswanya satu per satu, dan kurangnya tenaga pengajar juga menjadi kendala, akibatnya tenaga pendidik kesulitan menentukan standar yang harus dicapai siswa, Dalam seminggu siswa hanya belajar dua sampai tiga jam saja, dan guru pada akhirnya tidak mewajibkan para siswanya untuk mempelajari semua materi melainkan agar siswa bisa belajar saja.
Tetapi, dibalik tantangan-tantangan tersebut tidak membuat kita patah semangat, kita harus menjawab setiap tantangan dengan semangat baru, sehingga menciptakan peluang-peluang baru. Di dalam pendidikan tercipta beberapa peluang diantara-Nya adalah :
- Mempercepat perkembangan teknologi. Pandemi Covid-19 menyebabkan sekolah-sekolah ditutup, sebagai gantinya pemerintah menerapkan sistem pendidikan jarak jauh, sehingga memaksa lembaga pendidikan, guru, murid, dan orang tua cakap teknologi, sehingga dapat mempercepat perkembangan teknologi selaras dengan Era Revolusi 4.0.
- Munculnya aplikasi-aplikasi belajar online, adalah bentuk dari peluang di masa pandemi Covid-19. Sehingga, mendorong anak bangsa menciptakan aplikasi-aplikasi belajar online untuk memudahkan proses belajar dari rumah agar dapat dilakukan dengan efektif, serta fitur-fitur yang memudahkan dalam melakoni belajar secara online.
- Meningkatkan kreativitas tanpa batas. Agar pandemi ini dapat diatasi maka para mahasiswa, dosen, ilmuan, dan pemerintah berupaya melakukan eksperimen untuk membuat vaksin, sehingga pengetahuan yang mereka miliki bermanfaat untuk orang banyak.
- Kolaborasi orang tua dan guru. Selama pandemi ini para siswa akan menghabiskan waktu belajarnya di rumah, hal ini mengharuskan guru dan orang tua menciptakan suasana yang efektif untuk belajar di rumah, yang biasanya guru saja yang mendidik siswa di sekolah, sekarang para orang tua juga ikut terlibat dalam pendidikan anaknya.
- Mendekatkan diri kepada Tuhan. Pandemi Covid-19 ini merupakan ujian yang berat bagi semua orang. Namun, dibalik semua ujian itu pasti ada hikmahnya, menjadikan kita mengingat kembali kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan meminta ampunan kepada Tuhan.
- Memasrahkan diri kepada Tuhan karena Tuhanlah yang dapat menyelesaikan semua masalah, dan senantiasa berdoa agar mendapatkan kemudahan di masa pandemi Covid-19 ini dan berdoa agar masalah ini segera selesai agar kita bisa menjalani hidup seperti biasa.
Oleh : Priyagung Widi Ampiri Muttaqin (Mahasiswa PAI UMM)