Modernis.co, Tegal – Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memaksa semua orang untuk mengerjakan kegiatanya dari rumah masing-masing tak terkecuali para sivitas akademika. Baik dosen dan mahasiswa diwajibkan untuk mengerjakan segala sesuatunya dari rumah.
Mulai dari materi perkuliahan, tugas harian, ujian, dan bahkan sampai Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilakukan secara daring (dalam jaringan) dari rumah. Mereka melakukan hal seperti ini tak ada tujuan lain selain untuk mensukseskan upaya kita bersama untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.
Dalam praktiknya materi dan tugas-tugas perkuliahan yang dirancang dosen untuk satu semester ini harus disampaikan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Para dosen pun dipaksa untuk mencari jalan keluar agar perkuliahan tidak mandek akibat pandemi ini. Salah satu langkah yang banyak diambil dosen adalah dengan memanfaatkan media sosial sebagai media pembelajaran.
Banyak platform media sosial yang menyediakan fitur untuk menyelenggarakan kelas secara daring atau online. Biasanya mahasiswa dan dosen akan memilih platform media sosial yang menyediakan fasilitas yang lengkap, mudah, berbiaya murah dan efektif.
Sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mendapatkan akses untuk mengikuti perkulihan secara daring agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan optimal oleh mahasiswa.
Salah satu platform media sosial yang populer digunakan masyarakat Indonesia saat ini adalah Youtube. Menurut data yang dikeluarkan oleh We Are Social dan Hoot Suite, Youtube di Indonesia menjadi platform paling populer per Januari 2020. Youtube di Indonesia memiliki pelanggan sebesar 154 juta pengguna atau 88 persen dari total 175,4 juta pengguna internet di Indonesia.
Youtuber Dadakan
Media sosial Youtube menjadi pilihan utama bagi para dosen dan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran. Karena Youtube dirasa lebih aman dibanding dengan aplikasi video conference. Pasalnya sempat muncul berita bahwasanya sebuah platform media video conference yang sedang naik daun menjual data-data pribadi milik pelangganya.
Para dosen dalam memanfaatkan Youtube dalam PJJ ini pun banyak modelnya. Ada yang menyampaikan materi full dengan tugas sekalian dalam satu video Youtube. Ada juga yang hanya materi dan nanti tugas diberikan melalui media sosial lainya.
Para dosen pun tak segan menyuruh mahasiswanya untuk melakukan presensi di kolom komentar akun Youtubenya. Selain presensi, ada juga dosen yang memberikan nilai untuk mahasiswanya di semester ini hanya dengan bermodalkan like, subscribe, commentar dan share video yang dibagikan di akun Youtube dosen tersebut. Seolah-olah mereka adalah youtuber dadakan.
Memang tak salah dengan langkah yang diambil oleh para dosen untuk memberikan materi perkuliahan melalui Youtube. Termasuk bila para dosen itu mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang youtuber terkenal. Namun, perlu diperhatikan pula materi yang disampaikan harus sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah ditentukan supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.
Mahasiswa merupakan kelompok net generation, yaitu kelompok generasi yang memiliki intensitas interaksi dengan internet yang tinggi dan menjadikanya sebagai kebutuhan primer. Setiap harinya para mahasiswa rela berjam-jam dihadapan layar smartphone mereka untuk menonton video-video yang dibagikan di Youtube.
Menjadi Ladang Penghasilan Baru
Selain menjadi media untuk menyampaikan materi perkuliahan. Bila kegiatan membuat materi video yang diunggah di Youtube diteruskan, maka ini bisa menjadi ladang penghasilan baru bagi para dosen selain gaji yang mereka terima. Mereka bisa mendapatkan profit dari iklan yang dipasang oleh Youtube di video yang mereka unggah.
Platfrom media sosial Youtube menyediakan fitur Adsense. Yaitu sebuah fitur yang digunakan untuk melakukan monetisasi video yang diunggah dalam kanal Youtube mereka dengan memenuhi ketentuan tertentu. Video yang diunggah di Youtube mampu mendatangkan pundi-pundi penghasilan baru bagi mereka.
Era Baru
Dengan menjamurnya para dosen yang menjadi youtuber dadakan seperti sekarang. Maka penulis yang juga seorang mahasiswa menilai bahwa ini adalah era baru dalam proses perkuliahan. Perkuliahan dengan metode tradisional akan mulai ditinggalkan dan harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus maju.
Perkuliahan yang selama ini terasa jenuh di dalam kelas akan mulai berganti dengan perkuliahan interaktif menggunakan video yang menarik. Perkuliahan melalui Youtube akan dinikmati mahasiswa sebagai hiburan yang tak membosankan dalam mengikuti kegiatan perkuliahan. Perkuliahan melalui Youtube juga membuat mahasiswa mempunyai ketertarikan terhadap materi perkuliahan yang lebih tinggi.
Menyambut era baru proses pembelajaran seperti ini memang membutuhkan waktu. Tak semua lapisan masyarakat langsung menerima dengan mudah perubahan terhadap suatu proses pembelajaran. Akan ada banyak gejolak yang terjadi di tengah masyarakat untuk merespon sebuah perubahan.
Tetapi perubahan terhadap proses pembelajaran tersebut tetap harus diterima dengan senang hati dan kita cepat beradaptasi dengan perubahan tersebut. Siapa yang tak mau menerima perubahan itu. Maka dia dengan sendirinya akan tergilas oleh perkembangan zaman.
**Oleh : Burhanuddin Robbany (Mahasiswa dan Kader IMM UIN Walisongo Semarang)