Immawan dan Immawati, surat ini saya tulis untukmu. Untuk apa berIMM?
Modernis.co, Malang – Immawan dan Immawati, barangkali yang kamu lihat adalah IMM tak lebih dari sekedar berorganisi. Atau hanya untuk gelar aktivis. Atau memperkuat relasi politik. Atau barangkali, sebetulnya IMM hanya sebatas hasrat kekuasaan oleh ego identitas yang berbalut nama baik Muhammadiyah. Saya kira bukan begitu.
Kamu mungkin, punya bejibun alasan lain untuk berIMM. Namun, bersama surat ini saya ingin mengajukan satu pesan penegasan bahwa, sesungguhnya IMM adalah tempat kita semua untuk Belajar, Beramal dan Berjuang. Itu saja. Tidak lebih. Saya percaya, tiga kata kunci itu bukan sekedar lirik kosong dalam alunan nyanyian Pejuang Muda.
Immawan dan Immawati, IMM adalah tempat kita Belajar. Belajar mengenal diri sendiri dan orang lain. Menemukan siapa diri kita dan orang lain dan apa yang kita semua inginkan. Bahwa menjadi manusia yang manusia kita perlu memahami esensi keberadaan dan fungsi hidup manusia.
Immawan dan Immawati, ada benarnya; bangku perkuliahan hanya memberi bobot 20% dari apa yang kita butuhkan untuk menjadi manusia. 80% lainnya harus kita tempuh di IMM. Namun, bukan berarti keduanya ada dua domain yang berbeda. Satu hal yang penting bahwa kehidupan kampus dan kehidupan IMM harus kita satu-padukan (link and match) dalam banyak hal, lebih-lebih soal akademik.
Immawan dan Immawati harus menjadi aktivis cum akademisi. Berpihak dan berkapasitas secara keilmuan dalam hal bidang studi dan wawasan kemanusiaan. Maka, sekolah kedua kita setalah kampus adalah IMM itu sendiri.
Belajar apa-apa yang sudah diajari di kampus dan apa yang belum diajari di kampus dengan nalar yang kritis, mengasah ketajaman pikiran dan memperlembut hati. Seperti yang pernah tokoh bangsa, Tan Malaka tuturkan.
Immawan dan Immawati. IMM adalah tempat kita Beramal. Mengamalkan ilmu kita, waktu kita, raga kita, untuk kepentingan hidup orang banyak. Siapa mereka? Mereka adalah kader kita semua, meraka adalah orang-orang yang lemah dan dilemahkan.
Ada pesan dalam Quran surah Al- Maidah ayat 2 bahwa “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.
Dalam Quran surah Al Kahf ayat 46 Allah telah berujar “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. Prinsip keberIMMan adalah ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Dan itu nilai amal kita.
Immawan dan Immawati. IMM adalah tempat kita untuk Berjuang. Berjuang melawan segala bentuk ketidakadilan dan kesewang-wenangan. Lihat. Di sana banyak rakyat sengsara yang harus kita perjuangkan nasipnya. Tidak ada satupun syarat untuk rakyat kita hidup melarat. bodoh dan tebelakang. Negeri ini cukup kuat dayanya untuk mereka.
Immawan dan Immawati. Lihat di kanan-kirimu, depan-belakangmu. Di sana banyak rakyak yang dirampas hak hidupnya di negeri ini. Pemukiman digusur. Hutan-hutan dibakar dan air dicemari. Oleh siapa? Olah mereka yang lupa dengan dirinya, lupa dengan orang lain, lupa alam raya, lupa Tuhannya.
Untuk mereka yang lupa diri itu harus dan mesti kita lawan!. Immawan dan Immawati. Siapapun dia yang berbuat tidak adil dan sewenang-wenang harus kita tundukkan, hatta itu diri kita sendiri apalagi para penguasa negeri.
Immawan dan Immawati. Terakhir, senafas dengan suarat ini, Profesor. Kuntowijoyo pernah mengajukan tesisnya tentang profetisme bahwa sebagai manusia umat Nabi Muhammad memiliki tiga tanggung jawab yaitu; menyuruh berbuat yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah seperti yang ada dalam Quran surah Ali ‘Imran ayat 110. Prof Kunto menyebutnya dengan; Humanisasi, Liberasi dan Transendensi.
Saya yakin, Immawan dan Immawati sekalian adalah manusia-manusia terbaik karena mampu melanjutkan amanah Tuhan menjalankan misi; memanusiakan, membebaskan dan mengajak untuk beriman kepada Allah (profetisme). Itu sebabnya, sebagai kader yang melanjutkan amanah nabi Muhammad, kita perlu terus belajar, terus beramal dan terus berjuang di IMM.
Semoga surat ini sampai untukmu. Untuk siapapun yang lalai. Untuk siapapun yang hilang arah dalam berIMM.
Supaya semua orang atau kamu sendiri tidak dapat berkata; tidak ada gunanya berIMM!
*Oleh : Ode Rizki Prabtama (Kader IMM)