Wakanda Berkata, Saya Lebih Khatam 20 Tahun yang Lalu

Modernis.co, Palembang – Dalam hidup kita dihadapkan dengan dinamika yang ada terkadang di atas terkadang juga kita di bawah, roda nasib, roda pedati berputar. Kita tau kehidupan itu diibaratkan seperti roda pada teori spiral yang mana mengulas waktu masa lampau hingga kini dan roda nasib manusia.  Kendati demikian manusia identik dengan sebutan makhluk sosial yakni bermasyarkat, hidup berkelompok bersuku-suku dan daya nalar dengan pemikiran paradigma-paradigma.

Mulai penulis bercerita realitas kehidupan Pakdemo dan Tumoro yang tidak lepas dari perdebatan. Di negeri Wakanda ini kita banyak temui sesuatu yang aneh-aneh, sesuatu yang di luar nalar, bahkan kegagalan benalar.

Kata-kata ini adalah kata yang luar biasa, baru kali ini saya mendengar kata-kata ini. Selama saya menginjakkan kaki di muka bumi ini dari sejak lahir sampai umur 20 tahun. Ini yang menjadi sesuatu yang aneh sekarang. Dulu ada seseorang bernama Pakdemo dulu orang humoris, terbuka, dan profesional. Tapi sayang, hari ini sangat begitu cepat berubah yang awalnya humoris sekarang jadi jumawah, entah apa yang sedang merasukinya.

 Ibarat kalau melihat dari sejarah iblis yang dikeluarkan dari surga itu dikarena dalam hatinya ada sifat aku lebih baik darimu. Ini sama hal yang diucapkan oleh Pakdemo beliau pernah mengatakan bahwa sombong tidak diperbolehkan tapi kenyataannya malah menelan ludah sendiri. Gimna rasanya? Silahkan tanya sama orangnya, Cuakks, lanjut Part 2.

Diatas ada adalah curhatan seorang pemuda bernama Tumoro kepada rekan-rekannya lantaran kecewa berat jadinya wiring sewirang wirangnya.

Lanjut part 2. Ini cerita lbih lanjut persahabatan mereka. Sekumpulan Pemuda itu bertanya pada Bapak Rajab selaku Ketua Omi.

“Kenapa Bapak Rajab buat Kelompok Tani?”

Tiba-tiba sontak menyaut menjawab Pakdemo: “Tujuan saya membentuk atau mendirikan kelompok tani yaitu untuk kepentingan diri saya. kedua supaya banyak masyarakat yang tertarik menjadi petani”.

Lalu apa kata si Pemuda itu, Pemuda berkata: “Pak itu lahan bukan untuk tanaman padi tapi itu untuk lahan sawit, artinya tidak pas jika lahan sawit dipake untuk padi”.

Kemudian Pakdemo menjawab : “Saya lebih khatam 20 tahun yang lalu!!! Terdiam pemuda itu sambil mengucapkan Innalilahi wa Inna ilaihi Raji’un.

Dari sekilas cerita itu kita belajar hidup dan kehidupan itu harus diimbangi dengan keimanan pemahaman kelangitan, pemahaman eleng Ilahi kepada sang pencipta. Sebagai dalil yang menegur kita sebagai manusia. Dalam HR. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd menerangkan bahwa: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”.

Dan dipertegas oleh Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”  (QS Luqman : 18).

Dan Iblis minta pensiun, guyonan Buya Syafii Maarif dalam tulisannya Tuhan Menyapa Kita (2020): Iblis minta pensiun muda, Allah bertanya; “wahai iblis kenapa kamu kembali kepada-Ku, padahal engkau sendiri yang minta untuk menggoda manusia?” Iblis menjawab: “Hamba yang ahli fikih mencuri dana umat, Mahkamah Agung yang seharusnya adil dan bijak malah memeras, terima sogok. Hamba khawatir justru kami tergoda oleh manusia. Maka kami minta pensiun dini aja. Astaghhfirullah al-‘azhim.

Maka kita harus tingkatkan kualitas hidup kita, mari semuanya kawan-kawan. Buya Hamka pernah berkata “Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja”. Ayolah jadi manusia yang jangan menyombong. Disini kita simpulkan dan sampaikan agar senantisa kita belajar dan tetap rendah hati, jangan angkuh. Karean jabatan apapun itu, tidak ada yang abadi lebih lah tinggi dan abadi jabatan Allah SWT. (Satire)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment