Bahasa Sarkasme Tiktok Terhadap Kesehatan Mental Anak Remaja

bahasa sarkasme

Modernis.co, Jakarta – Penggunaan jejaring sosial saat itu seolah tak terbatas, pola ketergantungan yang tinggi membawa dampak positif dan negatif, hal itu sering ditemui pada situs jejaring Tiktok. Meski begitu, tidak dapat disangkal berbagai implikasi yang mungkin terjadi karena tanggapan yang berbeda-beda dari para pengguna medsos, contohnya munculnya penggunaan bahasa sarkasme yang dapat menimbulkan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa, hingga dampak buruknya terhadap kesehatan mental anak remaja.

Penggunaan bahasa sarkasme  di media sosial itu menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia memiliki  kekurangan dalam berbahasa, jika hal tersebut tidak diperbaiki, maka akan  mempengaruhi dan merusak identitas budaya asli Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan mental dan didikan dari orang tua, guru, atau dosen agar menyadari bahwa penggunaan kata-kata kasar tidak sesuai dengan norma-norma agama, serta diharapkan remaja mengurangi penggunaan kata-kata kasar, menempatkannya pada posisi yang tepat, mempertimbangkan situasi dan kondisi, serta menyadari bahwa penggunaan kata-kata kasar tidaklah baik, meskipun dengan alasan apapun.

Faktor yang menjadi penyebab maraknya penggunaan bahasa sarkasme adalah kemajuan teknologi komunikasi yang menjadikan media sosial berkembang dengan pesat tanpa disertai dengan pendampingan orang tua ataupun guru untuk menyampaikan literasi tentang penggunaan bahasa yang baik dan benar, sehingga remaja kesulitan menyaring kalimat yang didapat dari media sosial, yang berakibat timbulnya penyimpangan penggunaan bahasa pada anak remaja.

Tujuan dari penulisan karya ilmiah yaitu ingin membangun kesadaran pada pelaku sarkasme agar masyarakat semakin bijak dalam berbahasa. Pengaruh media sosial terhadap penyimpangan penggunaan bahasa sangatlah mempengaruhi kesehatan mental anak remaja, karena bisa membuat stress, depresi hingga hilangnya kepercayaan diri. Dukungan dan peran orang tua serta lingkungan sangat diperlukan untuk menghilangkan penyimpangan bahasa tersebut.

Bahasa merupakan alat komunikasi interpersonal yang sangat efisien dan berdedikasi bagi identitas negara. Tentu saja bahasa memiliki sebuah aturan untuk penggunaannya. Bahasa mempunyai beberapa norma kebudayaan guna mengatur perilaku kebahasaan para penggunanya. (Lyswidia & Wahyu, 2020:48).

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi setiap individu. Melalui berbahasa, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan sosial anak dan berinteraksi dengan orang lain. Bahasa memainkan peran yang sangat penting dalam komunikasi anak dengan orang-orang di sekitarnya. Jika komunikasi berjalan dengan lancar, itu karena bahasa yang digunakan. Anak dapat mengungkapkan keinginannya melalui bahasa sehingga orang di sekitarnya dapat memahami apa yang diinginkan oleh anak tersebut. ( Luh Tri, 2020:52).

Pengertian sarkasme secara umumdapat diartikan sebagai salah satu bentuk sarkasme yang dalam praktiknya dapat berupa kritik tajam terhadap   tindakan   lembaga   atau sekadar mengolok-olok orang lain yang tidak di sukai. (Ahmad dkk, 2020:6). Menurut Keraf (2009:143) sarkasme adalah bentuk sindiran yang lebih kasar daripada ironi dan sinisme, karena mengandung rasa pahit dan celaan yang menyakitkan atau tajam sehingga dapat menyebabkan luka hati.

Media sosial telah menjadi bagian dari gaya kehidupan masyarakat kontemporer yang tidak dapat dipisahkan. Media sosial kini menjadi salah satu sarana komunikasi yang semakin penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia , dengan berbagai fungsi seperti bersosialisasi, menerima berita, mengobrol. Seringkali kita temui dalam  media sosial ditemukan banyak tulisan yang saling menyindir dan mengolok-olok dan membuat malu satu sama lain. (Hardiati, 2018:125).

Penggunaan media sosial tumbuh dan berkembang bersama seiring dengan meluasnya jaringan internet ke berbagai daerah. (Hardiati, 2018:126). Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial yaitu tiktok dapat mempengaruhi perubahan bahasa yang digunakan oleh para remaja. Perkembangan teknologi di era digital tentu saja menghasilkan beberapa terobosan baru termasuk media sosial yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi salah satunya adalah tiktok.

Tiktok merupakan platform yang menawarkan efek istimewa yang unik dan menarik yang gampang digunakan oleh pengguna untuk menciptakan video pendek yang mengagumkan. (Ade & Nurnazmi, 2021:101). Kehadiran jejaring sosial telah memberikan dampak yang signifikan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat saat ini, terutama bagi remaja dan anak-anak yang masih bersekolah di tingkat dasar. Sejalan dengan kemajuan zaman, jejaring sosial harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama para anak remaja.

Harapannya, jejaring sosial tidak hanya mampu mengubah karakter dan pandangan serta perilaku dalam komunikasi antar teman, tetapi dapat meningkatkan kualitas hidup peserta didik, baik dalam hal perilaku maupun kualitas belajar. Akan tetapi, akhir-akhir ini ditemukan banyak penyimpangan dalam bermedia sosial, salah satunya yaitu penggunaan bahasa sarkasme dalam media sosial tiktok tersebut. (Lyswidia & Wahyu, 2020: 54).

Menurut Agil, (2020:166) sarkasme kerap dipakai dalam kehidupan sehari-hari ketika marah atau kesal. Bahkan, anak remaja kerap menggunakan bahasa yang kasar saat berbicara atau menulis pesan kepada temannya. Hal itu tentunya membuat adanya kecemasan, ketakutan atau hilangnya kepercayaan diri pada anak remaja akibat dari penggunaan bahasa sarkasme yang diterimanya. Hal itu merupakan sebuah peringatan bagi para orang tua dan masyarakat agar sarkasme cepat ditangani dan ditanggapi.

Di Provinsi Banten, kasus gangguan jiwa pada anak dan remaja pada bulan Juni 2020 cukup tinggi dengan 226 kasus yang tersebar di empat wilayah dan empat kota. Di Provinsi Banten, terdapat satu kasus di Kabupaten Serang dan Pandeglang ada 11 kasus, Kabupaten Lebak 49 kasus, Kabupaten Tangerang 15 kasus di Kota Tangerang 110 kasus, Kota Cilegon 5 kasus, Kota Tangerang Selatan 5 kasusada 30 kasus di Kota Serang. (Sutanto, Dadang dkk, 2022:30).

Sehubungan dengan latar belakang tersebut penulisan karya ilmiah ini membahas banyaknya penggunaan bahasa sarkasme pada kegiatan sehari-hari, dampak dari perkembangan media sosial, serta banyaknya kasus kesehatan mental pada anak remaja di Indonesia.

Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Tiktok pada Remaja.

Dampak merupakan hasil dari tindakan yang dilakukan. Dampak memiliki pengaruh positif atau negatif. Pengaruh adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Setiap keputusan yang diambil seseorang memiliki dampak yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu dampak negatif dan dampak positif. Efek sederhana dari satu atau lebih dampak dapat dibedakan menjadi dua jenis efek yaitu efek dampak positif dan negatif. (Ahmad dkk, 2021:2).

Oleh karena itu, dalam penulisan karya ilmiah ini, dampak merujuk pada efek yang muncul dari penggunaan aplikasi tiktok, baik itu efek positif maupun negatif. Menurut (Ahmad Fauzan, H.  Sanusi & M. Ali Wafa, 2021:4) Manfaat positif dari penggunaan aplikasi tiktok adalah meningkatkan keterampilan kreatifitas dimana para remaja pengguna tiktok harus terampil dalam membuat video tiktok yang menarik. Selain itu, aplikasi tiktok yang telah diunduh lebih dari 100 juta kali, menyediakan banyak informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan pengguna.

Tersedianya aplikasi tiktok, para pembuat konten video kreatif dapat mengekspresikan diri dan gaya mereka dengan membuat video lucu, unik, menarik, dan jenis video lainnya yang beragam.Remaja merupakan pengguna paling aktif dan sering menggunakan aplikasi tiktok untuk membuat video. Remaja seringkali  mengekspresikan diri melalui video yang mereka buat, baik itu video individu, video duo, maupun video dalam kelompok. (Nur ilahin, 2022:115).

Menurut Gustafian, (2021:6) dampak negatif dari penggunaan tiktok adalah secara  tidak langsung banyak video yang tidak layak menjadi contoh yang tidak baik bagi perilaku remaja dan generasi muda saat ini. Berkurangnya waktu belajar karena sering membuka aplikasi tiktok. Banyak remaja yang lupa waktu karena terlalu asik menonton dan membuat video tiktok sehingga mereka lupa mengerjakan tugas- tugas sekolah.

Dampak negative lainnya yaitu, terjadinya perilaku bullying dan sarkasme yang kerap terjadi pada konten tiktok yang menampilkan akun-akun yang saling berbalas kata-kata sarkasme dengan tujuan menunjukkan ketidaksukaan terhadap pengguna lain. Penggunaan aplikasi ini juga dapat mengurangi interaksi sosial dengan lingkungan sekitar karena para pengguna tiktok lebih memilih menonton video atau membuat konten untuk tiktok daripada memperhatikan hal-hal di sekitarnya.

Korelasi antara Penggunaan Bahasa Sarkasme di Media Sosial Tiktok terhadap Kesehatan Mental Anak Remaja

Perkembangan yang cepat dalam era globalisasi menyebabkan bahasa mengalami kemajuan yang pesat juga. Berbagai macam jenis bahasa digunakan oleh masyarakat yang semakin kompleks, menyebabkan komunikasi mengalami perubahan dan kemajuan sehingga bahasa nasional sekarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang berbaur dengan bahasa daerah. Perkembangan teknologi juga berperan besar dalam perubahan ini di mana kata-kata yang keluar dari mulut seorang remaja sekarang sudah bervariasi hingga kata-kata sarkasme pun sering diucapkan oleh para remaja di berbagai tempat (Mutiara, 2023:10).

Sarkasme adalah bentuk bahasa yang mengandung unsur ejekan, olok- olok, dan kritikan. Bentuk bahasa sindiran ini sering digunakan dalam beberapa konteks, seperti makian, celaan, lelucon kasar, ajakan mempengaruhi pendengar agar bertindak atau mengikuti perkataan yang diucapkan, pemberitahuan sebagai sarana komunikasi yang memberikan informasi atau berita kepada orang lain. Bahasa sarkasme yang diucapkan oleh pengguna platform sosial dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka, sehingga mereka akan dengan cepat mengadopsinya saat mendengarnya.

Selain itu, penggunaan bahasa sindiran juga dipengaruhi oleh platform sosial, karena banyaknya penggunaan bahasa tersebut di kolom komentar. Lyswidia Andriarsih & Wahyu Asriyani, (2020:48) menyatakan bahwa meskipun perdebatan antara pelaku sarkasme dengan penerima sarkasme terjadi di dunia maya, namun dapat memengaruhi kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan.

Terlepas dari kehidupan antar manusia, berbagai fenomena yang berkaitan dengan masalah bahasa, yang sejalan dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berinteraksi. Demikian pula dengan isu penggunaan sarkasme dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan sarkasme yang tidak tepat sering diidentikkan dengan ujaran kebencian yang berujung pada kasus-kasus pertikaian, misalnya di media sosial.

Fenomena kasus pertikaian ujaran kebencian ini biasanya dilakukan untuk memperburuk citra lawan. (Masrani, 2023:2). Oleh karena itu, penggunaan bahasa sarkasme sangatlah perlu dihindarkan agar kasus kesehatan mental anak remaja semakin menurun, dan para anak remaja bisa berbahasa dengan baik dan benar.

Perbedaan Perilaku Anak Remaja dalam Penggunaan Bahasa di Media Sosial Tiktok

Seiring dengan kemajuan teknologi, semakin banyak media yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai sarana dalam berkomunikasi. Hal yang sama berlaku untuk media sosial yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Pada umumnya, media sosial berfungsi untuk berbagi pesan dengan pengguna media sosial lainnya, termasuk berita, foto, dan tautan video. (Nur ilahin, 2022:113).

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi sangatlah penting, terutama dalam penggunaan media sosial. Semakin pesat perkembangan teknologi dan informasi maka semakin banyak juga perbedaan bahasa yang dilakukan. Menurut Firmansyah (2018:  37), perubahan dan kemajuan bahasa  seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk lingkungan, yang dalam hal itu meliputi teknologi yang semakin berkembang di masyarakat. Bahasa yang digunakan dalam media sosial sangatlah beragam, mulai dari bahasa yang resmi hingga penggunaan bahasa yang tidak resmi dan tidak sesuai dengan aturan bahasa yang  baku.

Pada zaman sekarang penggunaan media sosial lebih banyak dilakukan oleh kalangan remaja, sehinggahal ini memicu munculnya ragam bahasa baru di kalangan mereka. Bagi anak dan remaja, tak ada peraturan ejaan dan tata bahasa di platform jejaring sosial. Fenomena ini membuat mereka semakin kesulitan membedakan antara berkomunikasi di platform jejaring sosial dan di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun terganggu. Jika anak terlalu sering berkomunikasi di dunia maya, hal ini dapat berdampak negatif pada kemampuan berbahasa mereka di dunia nyata. ( Gani, 2020:7).

Pemberian Edukasi kepada Remaja Pelaku Sarkasme

Adapun dalam mempertimbangkan bahasa dapat dipakai sesuai keperluannya, maka pemakaian bahasa harus disesuaikan dengan kebutuhan. Karena itu, fenomena pelanggaran penggunaan bahasa harus dimengerti dengan memerhatikan konteksnya. Media sosial menyediakan berbagai macam cara untuk berkomunikasi, termasuk komentar, kritik, masukan, dan lelucon yang seringkali mengandung kata- kata yang tidak pantas secara pragmatis. Salah satu contoh penyimpangan pragmatis yang dapat ditemukan adalah penggunaan bahasa sarkasme secara terbuka, yang dapat diakses oleh siapa saja di seluruh dunia.

(Nugrahani, 2018:20) menyatakan bahwa dampak yang muncul dapat beragam, antara lain persepsi bahwa kebanyakan orang Indonesia menyukai penggunaan bahasa sarkasme, media sosial secara tidak langsung mengajarkan masyarakat untuk menggunakan bahasa yang kasar, pandangan bahwa penggunaan bahasa sarkastik di media sosial adalah hal yang umum dan tidak melanggar etika, dan masyarakat Indonesia cenderung bersikap permisif terhadap masalah ini.

Pemberian edukasi melalui pelajaran literasi sangat diperlukan. Signifikansi literasi adalah kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu dalam memperoleh, menafsirkan, dan memanfaatkan instrumen atau objek secara akurat dan produktif. Keterampilan-keterampilan ini sangat penting dalam membentuk karakter siswa sebagai suatu aspek dari pengembangan manusia yang cerdas, yaitu individu yang dapat meningkatkan diri secara efektif dengan menggunakan akal dan kemampuan logis.

Menurut Isnaini, (2020:277) dengan banyaknya fenomena penggunaan sarkasme di media sosial, maka dianggap sangat krusial untuk melakukan edukasi kepada seluruh warga Indonesia, di seluruh sektor, baik melalui jalur pendidikan resmi, pendidikan informal, komunitas masyarakat, kelompok politik, institusi pemerintah dan semua sektor lainnya. Semua tindakan tersebut bertujuan untuk menjaga integritas bangsa, dan juga agar mental anak remaja penerus bangsa tidak terganggu dengan kata-kata kasar tersebut.

Kesimpulan

Tiktok sebagai media sosial selain mempunyai dampak positif, juga ada dampak negatif dari media sosial tersebut, yaitu penggunaan bahasa sarkasme yang semakin banyak dan semakin menjadi hal yang biasa saja. Mirisnya anak remaja lah yang paling banyak menggunakan bahasa sarkasme itu, padahal lontaran bahasa sarkasme tersebut dapat mengakibatkan seseorang mengalami gangguan mental.

Ungkapan sarkastis yang tersebar di media sosial menggambarkan ketidaksantunan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama para anak remaja. Hal ini mencerminkan bahwa sebenarnya karakteristik bangsa Indonesia sebagai bangsa Timur yang sopan, ramah, dan beradab mulai memudar. Apabila hal ini tidak segera diatasi, maka akan merusak karakter yang menjadi identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

Adapun kesimpulannya bahwa, pengaruh media sosial terhadap penyimpangan penggunaan bahasa sangatlah mempengaruhi kesehatan mental anak remaja, karena bias membuat stress, depresi hingga hilangnya kepercayaan diri. Dukungan dan peran orang tua serta lingkungan sangat diperlukan untuk menghilangkan penyimpangan bahasa tersebut.

Oleh: Sasa Aulia Putri, Mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang

Daftar Pusataka

Ahmad Fauzan,H. Sanusi & M. Ali Wafa. (2021). Dampak Aplikasi Tiktok pada Interaksi Sosial Remaja. jurnal pendidikan, 12.

Hardiati, W. (2018). Tindak Tutur Sarkastik di Media Sosial (Sarcastic speech Acts in Social Media ). Jurnal Bahasa , Sastra dan Pembelajarannya, 121-131.

Nugrahani, F. (2018). Penggunaan    Bahasa dalam Media Sosial: Cermin Pudarnya Karakter Bangsa.Retrieved from Kogres BahasaIndonesia: http://repositori. kemdikbud.go.id/10504/1/PENGGUNAAN% 20BAHASA, 20.

Sutanto, Dadang Amiruddin,Gagan Nugraha. (2022). Rancang Bangun Aplikasi Skrining Kesehatan Mental Remaja Berbasis Web di RSUD DR. Dradjat Prawiranegara Dengan Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process. Jurnal Innovation And Future Technology, 29.

Ade Rosdiana & Nurnazmi. (2021). Dampak Aplikasi Tiktok dalam Proses Sosial di Kalangan Remaja Rabadompu Timur. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 100.

Agil Agung Attazky, Leli Triana,Syamsul Anwar. (2020). Sarkasme dalam Unggahan dan Komentar pada Grub Facebook PT Oy Indonesia dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. jurnal wahana pendidikan, 165-176.

Gani, A. G. (2020). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak Remaja. Jurnal Mitra Manajemen, 7.

Hardiati, W. (2018). Tindak Tutur Sarkastik di Media Sosial (Sarcastic speech Acts in Social Media ). Jurnal Bahasa , Sastra dan Pembelajarannya, 121-131.

Ilahin, N. (2022). Pengaruh Penggunaan Media Sosial Tiktok terhadap Karakter Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah.

Jurnal Intida’, 112. Isnaini, H. (2020). penyuluhan pentingnya literasi di masa pandemic Communnity Development Journal, 277.

Lyswidia Andriarsih &Wahyu Asriyani. (2020).Analisis Penggunaan Bahasa Sarkasme pada Komentar Netizen di Media Sosial.

Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pancasakti Tegal, 47- 55.

Swastyastu, L. T. (2020). Manfaat Media Pembelajaran dalam Pemerolehan. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 53.

Ahmad Nur Cahyo, Timbul Apri Ardinata Manullang, Muhammad Isnan. (2020). Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Sarkasme pada Lagu Bahaya Komunis Karangan Jason Ranti. jurnal sastra, 6.

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Leave a Comment