Kehidupan Metaverse Terhadap Bisnis Aset Tidak Berwujud di Dunia Nyata

kehidupan metaverse

Modernis.co, Jakarta – Kehidupan di era moderenisasi ini sangat penuh dengan perubahan yang terjadi terutama segi teknologi yang sedang gencar-gencarnya berkembang. Bahkan, beberapa tahun terakhir digemparkan oleh CEO Meta atau dulu bernama Facebook yaitu Mark Zuckerberg yang membentuk sebuah dunia virtual yang bernama Metaverse. Hal ini membentuk suatu urgensi tentang pengetahuan masyarakat atas Metaverse.

Dinobatkannya Metaverse menjadi dunia kedua tentu hal ini berdampak bagi bidange ekonomi terutama dalam hal bisnis asset tidak tetap, karena di dalamnya terdapat NFT (Non-Fungible Token) sebagai bentuk asset yang ada di Metaverse. Metaverse merupakan dunia kedua yang akan menjadi salah satu pilihan kehidupan berbisnis.

Penelitian bertujuan menelisik lebih jauh apa potensi bisnis yang ada sebagai bentuk bahwa dunia kedua ini berdampak baik bagi kegiatan bisnis. Dengan harapan menghasilkan kesimpulan, kegiatan berbisnis di Metaverse dapat terkoneksi dengan bisnis di dunia nyata terutama di bidang bisnis aset tidak berwujud.

Latar belakang

Di tengah era gempuran modernisasi saat ini tentu perkembangan teknologi sangat begitu pesat, hal ini dapat sadari bersama dengan kemunculan banyak teknologi yang cukup asing di telinga semua. Sebut saja yang beberapa waktu ke belakang sangat kerap dengar yaitu Metaverse yang mulai digencarkan oleh CEO Meta seorang Mark Zuckerberg.

Metaverse adalah dunia virtual di mana orang dapat berpindah antar perangkat yang berbeda dan berkomunikasi dalam lingkungan virtual, National & Pillars (dalam Syaqiq, 2022: 118). Metaverse merupakan sebuah dunia kedua berbasis virtual yang memiliki fleksibilitas dalam mekanisme kehidupannya, karena semua orang dapat melakukannya di mana saja juga melalui perangkat apa saja.

Metaverse sendiri adalah sebuah ruang virtual yang dapat digunakan bersama, di mana ada dunia baru di mana para pengguna direpresentasikan melalui avatar untuk melakukan aktivitas, berinteraksi layaknya di dunia nyata, Yudita (dalam Syaqiq, 2022: 118).

Adanya kehadiran Metaverse ditafsirkan bila di dalam Meteverse sendiri juga sama halnya dengan dunia nyata saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan tersebut yang menyatakan bahwa sebagai manusia akan diwakilkan oleh avatar yang ada di sana untuk dapat melaksanakan aktivitas seperti biasanya di dunia nyata.

Bersama hadirnya Metaverse di kehidupan, memiliki arti bahwa semua hal yang lakukan di dunia nyata dapat juga lakukan secara sama di Metaverse. Seperti halnya pada kehidupan berbisnis sendiri tentu dapat melakukannya di sana. Di dalam Metaverse, terdapat beberapa peluang bisnis yang dapat diperoleh bagi masyarakat, salah satunya adalah NFT (Non-Fungible Token). Non- Fungible Token atau NFT merupakan token (berasaskan kode program di blockchain) yang mewakili file digital, di antaranya adalah foto, gambar, lagu, rekaman suara, video, dan game, NFT merupakan aset berbasis digital sehingga relative mudah untuk diperjualbelikan karena tidak membutuhkan ruang nyata yang lebih memakan biaya (Sari, 2022: 237).

Adanya NFT di Metaverse dapat memiliki sebuh aset yang ada di sana dengan mudah, aset di dalam Metaverse sendiri juga dapat sandingkan seperti aset tidak berwujud di dunia nyata.

Di Metaverse, semua orang dapat membeli tanah, rumah, baju, mobil ataupun karya seni digital dan mendapatkan sertifikat kepemilikan yang sah atas aset-aset digital tersebut (Syaqiq, 2022: 118). …Dapat dibuktikan bahwa dalam Metaverse dapat memiliki semua hal dengan bentuk virtual dari segala objek yang ada di dunia nyata. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan viralnya seorang Ghozali yang menjual fotonya dalam bentuk NFT beberapa waktu lalu.

Di masa depan masyarakat paralel, MetaSocieties dan masyarakat nyata akan berjalan secara paralel, Wang (dalam Sayaqiq, 2022: 118). Tentu ada kemungkinan besar di kemudian hari semua akan memiliki 2 kehidupan yang akan saling berdampingan baik di dunia nyata ataupun maya yang ada dalam Metaverse. Hal tersebut memiliki potensi bisnis yang bagus untuk di dunia nyata terutama dalam hal aset tidak berwujud.

Asset yang ada di dalam Metaverse memiliki wujud sebagai asset digital. Asset digital di Metaverse berupa NFT (Non- Fungible Token), (Sari, 2022: 240) menyatakan bahwa secara sederhana, NFT mengubah karya seni digital dan barang koleksi lainnya menjadi aset yang dapat diverifikasi dengan mudah dan diperdagangkan di blockchain. Asset ini dapat diperjualbelikan layaknya asset tidak berwujud yang ada di dunia nyata.

(Prawiyogi, 2021: 51) menyatakan     bahwa kewirausahaan melalui perangkat lunak saat ini merupakan sebuah topik yang popular dan penting untuk diajarkan kepada siswa karena perkembangan bisnis. Hal ini berarti dengan adanya Metaverse sebagai lahan baru bisnis yang di dalamnya ada asset berupa NFT dapat dijadikan sebuah bentuk bisnis baru di era digital.

Metaverse dan Aset Tidak Berwujud

Metaverse merupakan “kumpulan teknologi yang memungkinkan berinteraksi di dunia maya. Paling umum, teknologi tersebut melibatkan augmented reality atau virtual reality dan video, Dodhia (dalam Purnomo, 2022: 2). Dalam Metaverse tentu dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan menggunakan platform teknologi yang sudah ada dan semakin berkembang di kemudian hari.         

Di sana dapat melakukan sebagian besar  aktivitas yang biasa lakukan dii kehidupan nyata seperti, bermain, interaksi sosial, terutama kegiatan berekonomi yaitu berbisnis. Banyak kegiatan berbisnis yang dapat lakukan di dunia nyata, contohnya bisnis perihal aset tidak berwujud.

Aset tidak berwujud atau intangible asset adalah aset nonmoneter yang teridentifikasi tanpa ada bentuk yang terlihat, dimana aset nonmoneter adalah kas milik perusahaan, maupun kas yang akan dimiliki oleh perusahaan yang kemudian akan menjadi aset yang jumlahnya dapat ditentukan atau sudah pasti, PSAK (dalam Mustapa, 2022: 2331). Aset tidak berwujud sendiri dapat ditafsirkan sesuai namanya tentu aset ini tidak memiliki suatu bentuk fisik yang dapat sentuh, namun asset tersebut memiliki nilai tukar seperti halnya asset berwujud yang dapat perjual belikan.

Aset tidak berwujud memiliki nilai jangka panjang, dimana aset tidak berwujud juga bisa disebut sebagai aset intelektual, kekayaan intelektual, modal pengetahuan, atau modal intelektual, Khusnudin (dalam Mustapa, 2022: 2331). Asset tidak berwujud juga dapat dijadikan sebuah bisnis investasi dalam jangka panjang karena asset ini memiliki peningkatan setiap tahunnya, tentu hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan.

Menurut Khusnudin (dalam Mustapa, 2022: 2331) contoh aset tidak berwujud adalah hak cipta, kekayaan intelektual, paten, goodwill, merek dagang, merek, dan ide, dimana aset tidak berwujud dapat dikembangkan menjadi kreativitas, inovasi, profesionalisme, dan loyalitas. Aset-aset tersebut tentu setiap tahunnya akan memiliki hasil berupa pendapatan yang dapt manfaatkan menjadi sebuah peluang bisnis kedepannya. Jadi, dalam dunia bisnis tidak hanya dapat menjadikan asset berwujud menjadi objeknya, tetapi juga asset tidak berwujud juga memiliki sebuah peluang yang besar dalam dunia bisnis.

Dampak NFT sebagai Aset Tidak Berwujud

Adanya fenomena sebuah dunia kedua yaitu dunia virtual dalam bentuk Metaverse, dapat disadari bahwa ada NFT yang menjadi sebuah asset yang berpeluang sebagai ladang bisnis dalam bentuk asset tidak berwujud. Secara sederhana, NFT mengubah karya seni digital dan barang koleksi lainnya menjadi aset yang dapat diverifikasi dengan mudah dan diperdagangkan di blockchain, (Sari, 2022: 240). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa NFT dapat juga digolongkan sebagai asset tidak berwujud karena NFT sendiri hanya ada dalam bentuk asset digital.

NFT (Non-Fungible Token) adalah bagian konten digital yang ditautkan ke blockchain, basis data digital yang menopang mata uang digital atau cryptocurrency seperti bitcoin dan Ethereum, NFT tidak dapat saling ditukarkan, tidak ada dua NFT yang sama, sehubungan dengan hal tersebut, untuk membuktikan keasliannya, pembeli akan menerima sertifikat, (Sari, 2022: 240).

Dalam NFT sendiri sangat tidak mungkin ada memiliki kesamaan antara satu sama lain, dengan demikian NFT dapat dijadikan sebuah asset yang memiliki nilai tukar yang cukup tinggi dan tergolong dengan asset tidak berwujud. Nilai tukar NFT sendiri menjadi tinggi karena dalam pembeliannya, NFT dibeli menggunakan mata uang yang ada dalam cryptocurrency yeng memiliki nilai tukar cenderung lebih tinggi dari mata uang asli yang ada di dunia nyata.

…Dapat disimpulkan bahwa NFT yang ada di Metaverse dapat menjadi tambahan objek yang ada dalam golongan asset tidak berwujud. Berdasarkan nilai tukar yang tinggi dan tingkat eksklusifitas yang sangat tinggi, NFT dapat dijadikan sebuah peluang bisnis yang sangat menjanjikan.

Pengaruh Jual Beli NFT Terhadap Aset Tidak Berwujud

Pengaruh Jual beli NFT terhadap asset tidak berwujud memberikan kesempatan kepada pemilik karya untuk membangun kolaborasi dengan pihak lain. NFT memberikan pengaruh penjualan dan pembelian asset digital dengan membuktikan kepemilikan unik yang tidak dapat digandakan. Asset tidak berwujud memiliki berbagai variasi tergantung pada konteks yang dimiiki. NFT dapat memberikan nilai tambah dan kepastian kepemilikan pada asset tidak berwujud.

Penjualan di platfrom NFT mempermudahkan pemilik karya untuk lebih menjual karyanya tanpa   perantara,        sehingga memperluas peluangan bagi pemilik karya. Dengan adanya NFT di Metaverse para pelaku bisnis bidang asset tidak berwujud dapat mengolaborasikan kedua hal tersebut, sehingga dengan adanya kolaborasi itu return yang pebisnis dapatkan bisa menjadi lebih besar. Dengan besarnya return yang didapatkan besar kemungkinannya disaat Metaverse sendiri mulai berkembang pesat semakin banyak jumlah pelaku bisnis yang terjun langsung dalam jual beli NFT di Metaverse.

Solusi Jual Beli NFT Terhadap Aset Tidak Berwujud

Solusi dalam meningkatkan jual beli NFT terhadap asset tidak berwujud. Menerapkan solusi jual beli NFT sebaiknya dilakukan secara kolaboratif antara pelaku pasar, plartfom NFT, pemerintah, dan Lembaga terkait lainnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem jual beli NFT yang lebih aman, transparan dan berkelanjutan. Terdapat beberapa solusi yang dapat meningkatkan jual beli NFT antara lain:

Pertama, Memberikan Pendidikan dan Kesadaran mengenai NFT sangat Diperlukan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan mengenai dunia NFT. Meningkatkan pendidikan dan kesadaran kepada pelaku pasar NFT mengenai aspek- aspek seperti keaslian, nilai sebenarnya, risiko, dan potensi dampak lingkungan. Edukasi yang tepat dapat membantu para pembeli dan penjual NFT membuat keputusan yang lebih terinformasi dan meminimalkan risiko.

Kedua, Pengembangan standar dan kerangka kerja yang jelas untuk jual beli NFT dapat membantu mengatur pasar dan memberikan kepastian kepada para pelaku. Standar tersebut dapat mencakup prosedur verifikasi keaslian, hak kekayaan intelektual, dan mekanisme penyelesaian sengketa. Selain itu, transparansi yang lebih besar dalam hal harga, sejarah kepemilikan, dan kondisi lainnya akan memperkuat kepercayaan pelaku pasar.

Ketiga, Memperkuat perlindungan konsumen dalam jual beli NFT menjadi perhatian penting. Regulasi ini harus mengatur aspek- aspek seperti pemasaran yang jujur, tanggung jawab penjual terhadap keaslian dan kualitas aset, serta perlindungan terhadap praktik penipuan atau pemalsuan.

Keempat, Pertimbangan terhadap dampak lingkungan dari aktivitas jual beli NFT   harus diperhatikan. Para pelaku pasar dapat mencari solusi yang lebih ramah lingkungan,    seperti    menggunakan platform blockchain yang berfokus pada efisiensi energi atau mendukung proyek-proyek lingkungan yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan.

Kelima, Membangun mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif dan adil sangat penting dalam menjaga kepercayaan pelaku pasar. Penyelesaian sengketa yang cepat, transparan, dan independen dapat membantu mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam jual beli NFT.

Terakhir, Pihak ketiga yang independen dapat melakukan audit dan verifikasi terhadap aset NFT untuk memastikan keaslian dan integritasnya. Audit dan verifikasi ini akan memberikan jaminan kepada pembeli bahwa mereka memperoleh aset yang sah dan otentik.

Didasari oleh adanya solusi tersebut jual beli NFT di Metaverse dapat menjadi sebuah lonjakan baru terhadap bisnis jual beli di bidang asset tidak berwujud. Dengan digolongkannya NFT menjadi bagian dari asset tidak berwujud akan memperluas wilayah dan jenis objek bisnis dalam kegiatan jual beli asset tidak berwujud.

Tentunya hal ini memiliki dampak positif bagi para pelaku bisnis asset tidak berwujud karena dengan adanya NFT di Metaverse cakupan wilayah bisnis yang mereka jalani menajadi semakin luas, juga tidak menutiup kemungkinan mereka akan mendapat return yang semakin besar dari bisnis yang bisa dijalankan dengan dikolaborasikannya NFT di Metaverse menjadi bagian dari asset tidak berwujud itu sendiri.

Para pelaku bisnis dapat dengan mudah melakukan transaksi jual beli pada bisnisnya tidak hanya di wilayah regionalnya saja, tapi juga dapat melaksanakannya hingga memasuki cakupan Dunia. Dengan hadirnya NFT yang ada di Dunia virtual Metaverse ini memiliki peluang yang sangat bagus bagi siklus bisnis yang telah ada di Dunia nyata sekarang. Sangat bisa dimungkinkan dengan adanya kolaborasi ini dinamika bisnis yang ada sekarang semakin     berkembang     dan berkembang menjadi besar dan menguntungkan.

Hadirnya dunia virtual Metaverse sendiri merupakan suatu perubahan besar bagi kehidupan di dunia nyata manusia saat ini. Metaverse dapat menjadi sebuah dunia kedua bagi masyarakat dunia saat ini dapat dimungkinan bahwa semua orang akan melakukan dua kehidupan di dimensi yang berbeda baik dimensi nyata maupun sebuah dimensi virtual yang ada dan semakin berkembang di esok hari. Hampir semua hal dapat dilakukan di dalam metaverse, termasuk kegiatan berbisnis.

Dengan hadirnya Metaverse yang menjadikan NFT sebagai asset di dalamnya, tidak menutup kemungkinan akan membawa dampak positif bagi dunia bisnis yang ada di dunia nyata. NFT juga dapat digolongkan menjadi bagian dari asset tidak berwujud sehingga tentu dapat menjadikannya sebagai lahan bisnis baru di dunia nyata untuk mendapatkan sebuah return yang tinggi disebabkan oleh kelangkaannya.

oleh: Elvin Nuary Santoso, S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.

Daftar Pustaka

Abbydzar, Muhammad dkk. (2023). Metaverse dalam Pembuatan dan Penggunaannya: Kegiatan Metaverse di Bidang Bisnis Online dan Pengaturannya di Indonesia. https://doi.org/10.59141/comser va.v3i1.739

Mustapa, Fiska Dela dkk. (2022). Aset Tidak Berwujud Berdasarkan PSAK 19 dan IAS 38. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(8).

Hartono, B dkk. (2022). Tinjauan Teologis Ibadah dalam Metaverse di Era Pandemi dan Kemajuan Teknologi. 7(5).

Hidayat, R. W. (2022). Peluang dan Tantangan Investasi Properti di Indonesia.

Syaqiq, Muhammad dkk. (2022). Persiapan Knowladge SDM terhadap Metaverse

Prawiyogi, A. G. (2021). Pengembangan Program Studi Bisnis digital bagi pengusaha dengan perangkat lunak lean.

Purnama Sari, Dina dkk. (2022). Pemanfaat NFT Sebagai Peluang Bisnis di Era Metaverse (Vol.7).

Saroh, S dkk. (2023). Sebagai Instrumen Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(01),                 378–386. https://doi.org/10.29040/jiei.v9i 1.7948

Torbeni, W. dkk (2022). Mengenal NFT Sebagai Peluang Ekonomi Kreatif di Era Digital (Vol. 5). http://senada.idbbali.ac.id

editor
editor

salam hangat

Leave a Comment