Fakta dan Tragedi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

Modernis.co, Malang – Pada awal tahun 2021, Indonesia telah mengalami berbagai macam bencana dan salah satunya adalah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang melakukan penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak.

Berdasarkan informasi yang telah dari berbagai media, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ini berjenis Boeing 737-500 membawa 62 orang penumpang yang terdiri dari 50 penumpang (40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi) dan 12 kru pesawat. (Jakarta, CNBC Indonesia)
Terdapat pula fakta-fakta atas jatuhnya pesawat Sriwijaya, yaitu :

  1. Kronologi Sriwijaya Air SJ-182 Hilang Kontak
    Dalam konferensi pers yang digelar pada Sabtu malam, Budi Karya berkata,“Pesawat Sriwijaya sj-182 PKCLC Jakarta-Pontianak take off pada pukul 14.36 WIB, pada pukul 14.37 WIB masih 1700 kontak yang diizinkan naik pada ketinggian 29.000 kaki, dengan mengikuti standar instrumen pada pukul 14.40 WIB dari Jakarta melihat pesawat Sriwijaya SJ-182 ini tidak menuju ke arah 075 derajat melainkan ke Barat Laut.
  2. Pesawat Dipastikan Jatuh
    Air Trafic Control (ATC) melaporkan arah pesawat yang tidak menuju ke arah 075. Beberapa detik kemudian pesawat Sriwijaya SJ-182 hilang dari radar.
    Menteri Perhubungan dan Budi Karya Sumadi memastikan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak saat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
  3. Belasan Puing Pesawat hingga Potongan Pakaian Ditemukan
    Pada awalnya tim penyelam gabungan dari Angkatan Laut menemukan 15 potongan pesawat dan 5 potong pakaian. Kemudian proses pencarian potongan-potongan pesawat serta segala sesuatu yang bersangkutan dengan pesawat terus berlanjut dan selama proses pencarian berlanjut tim penyelam terus menemukan potongan-potongan dari badan pesawat bahkan Black Box dari pesawat Sriwijaya SJ-182 telah ditemukan.
  4. Tanggapan Resmi Sriwijaya Air
    Sriwijaya Air menyatakan turut prihatin dan berduka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga dari penumpang serta awak pesawat pada penerbangan SJ-182 agar kiranya terus diberikan ketabahan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tim Sriwijaya Air akan terus memberikan dukungan penuh dan ppendamping bagi keluarga penumpang SJ-182 selama proses evakuasi dan identifikasi berlangsung.

Selain itu, faktor-faktor pemicu yang mengakibatkan jatuhnya pesawat antara lain ; jam terbang Pilot yang harus di perhatikan dan diawasi, sebab jam terbang yang terlalu padat dapat membuat Pilot kelelahan dan berdampak pada tingkat keselamatan, serta cuaca dan geografis juga menjadi penentu keselamatan penerbangan ini dikarenakan Indonesia terletak di jalur ring on fire, banyaknya gunung merapi dan sementara letak Bandara berada di dekat Gunung Merapi.

Sebelum kejadian jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182, setidaknya terdapat 697 kematian di Indonesia akibat kecelakaan udara, termasuk di antaranya pesawat Militer dan jet pribadi dalam satu dekade terakhir. Hal tersebut membuat Indonesia dinobatkan sebagai Negara yang paling berbahaya dalam hal penerbangan. Bahkan Rusia, Iran dan Pakistan masih berada di bawah urutan Indonesia.

Sebelum terjadinya musibah Sriwijaya SJ-182 yang menggunakan pesawat Boeing Co seri 737-500 juga telah terjadi dua kecelakaan pesawat yang fatal juga terjadi di tanah Indonesia yaitu, Lion Air 737 MAX pada bulan Oktober 2018 dan juga AirAsia Indonesia Airbus SE A320 pada bulan Desember 2014.

Uni Eropa pernah melarang penerbangan seluruh maskapai Indonesia pada tahun 2007-2018 akibat serangkaian kecelakaan dan juga adanya laporan pengawasan dan pemeliharaan yang buruk.
Namun, catatan keselamatan udara Indonesia membaik dalam beberapa tahun terakhir dan akhirnya menerima catatan evaluasi yang baik dari Badan Penerbangan Perserikatan Bangsa-bangsa pada tahun 2018.

Para Pakar menilai, budaya keselamatan di Negara Indonesia harus terus berjuang dalam melawan pola pikir bahwa beberapa kecelakaan memang tidak bisa dihindarkan.

Oleh : Surya Agustina (Prodi Pendidikan Agama Islam,Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment