Begini Kata Ustadz Muhammad Arifin Nuh Wejangan Tentang Aqidah dan Tauhid

akidah dan tauhid

Modernis.co, Palembang – Upaya penguatan ideologi berorganisasi, Komisariat IMM FP UM Palembang menghadirkan pemateri Ustadz Muhammad Arifin Nuh selaku Ketua PCM Ilir Timur dan juga Ketua Mubaligh Kota Palembang mengisi tentang materi Aqidah dan Tahuid pada kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) hari Jumat (17/03/2023) siang pukul 13.00-14.30 WIB di Komplek SD dan SMP Muhammadiyah, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Ustadz M Arifin Nuh menjelaskan aqidah merupakan intisari, pokok dalam agama Islam, yang mana intinya adalah menegaskan bahwa Allah satu-satunya tuhan dan satu-satunya yang berhak disembah atau diibadahi, menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang harus diteladani oleh seorang muslim, serta mengetahui, meyakini, dan mengamalkan rukun Islam dan rukun Iman. Aqidah ialah keteguhan iman terhadap Allah subhanahu wa ta’ala dengan melaksanakan segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, sekaligus beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, dan lain sebagainya.

Tauhid itu sendiri yakni menyatakan keesaan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya, diantaranya meliputi rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa sifat.

Pertama, tauhid rububiyah berarti mentauhidkan segala apa yang dilakukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, serta bahwasanya Dia adalah Raja, Penguasa, dan Yang mengatur segala sesuatu. Seperti yang dijelaskan pada Q.S Al-A’raaf: 54, QS. Faathir: 13. Meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemilik, dan pengendali alam raya.

Kedua, tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam mengerjakan ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap kepada Allah SWT. Ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang tauhid uluhiyah termaktub dalam surat An Nahl ayat 36.

Ketiga, tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifat-Nya. Sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Quran Taha ayat 8, dan juga Surat Asy Syura ayat 11. Yang dalam al-Quran nama-nama baik Allah atau Asmaul Husna yang 99 jumlahnya.

Kemudian beliau mengutip Surat Al-Maidah ayat 3 yang diantaranya point yang disampaiakan “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Kisah sujudnya malaikat kepada Nabi Adam AS sebenarnya membuat kita bingung atau mempertanyakan, kenapa malaikat harus bersujud kepada Nabi Adam A.S bukannya kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta.

 “Malaikat sujud kepada nabi Adam, karena mendapatkan perintah dari Allah SWT. karena menyakini beriman, maka taat kepada Allah SWT.  Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 34. Kemudian gelar ulul azmi diartiakan sebagai insan yang memiliki ketabahan, kesabaran dan keuletan yang luar biasa dalam menjalankan tugas amanah sucinya sebagai Rasul, walaupun menghadapi berbagai rintangan, senantiasa kokoh akan Aqidah dan tahuid, ketabahan menjalankan karena Allah SWT,” jelas Ustadz M Arifin Nuh.

Dalam hal ini, sebenarnya Allah SWT memerintahkan kepada para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam AS sebagai bentuk penghormatan, bukan sujud ibadah atau penyembahan. Sebab, Allah SWT tidak pernah memerintahkan satu pun dari hamba-Nya untuk bersujud kepada selain-Nya. Berikut merupakan yang Nabi mendapatkan gelar ulul azmi yaitu Nabi Nuh A.S, Nabi Ibrahim A.S, Nabi Musa A.S, Nabi Isa A.S, dan Nabi Muhammad SAW. (PY)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment