Pragmatisme Kepentingan di Tengah Pandemi Covid-19

Pragmatisme Kepentingann

Moderni.co, Banten – Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermafaat secara praktis, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu (Wikipedia Indonesia).

Ditengah pandemik wabah covid-19 yang melanda dunia termasuk Negara kita Indonesia saat ini, yang berdampak pada lumpuhnya semua lini kehidupan masyarakat. Kita semua dipaksa untuk melakukan berbagai aktifitas dari rumah saja, sehingga pemerintah diharusnya menjadi tumpuan untuk dapat menyediakan kebutuhan dasar masyarakat.

Pemerintah berupaya dengan berbagai cara untuk dapat menanggulangi kebutuhan dasar masyarakat dengan manyalurkan berbagai program bantuan diantaranya program PKH, BPNT, BLT Dana desa, BST Kementerian/kemensos, BLT APBD, Sembako APBN, Sembako APBD. Dengan banyaknya jenis program yang dikucurkan oleh pemerintah dengan berbagai jenis dan kategori penerimanya seharusnya sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat selama masa pandemic covid-19 ini. Namun, dari banyaknya jenis program yang diturunkan oleh pemerintah akan sia-sia apabila tidak diimbangin dengan factor-faktor penunjang dalam menyalurkan bantuan.

Faktor paling dibutuhkan untuk dapat menjamin setiap program dapat tersalurkan secara tepat sasaran adalah tersedianya bank data yang akurat. Carut marutnya data penerima bantuan menjadi salah satu indicator bagi kita untuk dapat menilai bahwa kita belum berada dizaman tehnologi tingkat tinggi yang sering dikampanyekan oleh pemerintah. Masih banyaknya data ganda penerima bantuan, sehingga menimbulkan permasalahan baru ditengah masyarakat.

Kemajuan tehnologi 4.0 yang dikampanyekan oleh pemerintah seharusnya bisa menjadi dasar untuk menciptakan satu bank data yang akurat yang memiliki kemampuan update data setiap saat, bank data ini harus mampu memilah mana masyarakat yang layak menjadi KPM mana yang tidak, sehingga program bantuan yang diturunkan tepat sasaran. Selama kemajuan tehnologi 4.0 yang kita harapkan ini belum mampu menciptakan bank data yang akurat, maka setiap program pemerintah akan ditunggangi oleh pragmatism kepentingan.

Penerima bantuan tidak ditentukan oleh kondisi riil masyarakat tetapi ditentukan oleh seberapa dekat seseorang dengan pemerintah, tidak lagi dilihat kondisi social yang terjadi, siapa yang dapat berkontribusi kepada pemerintah, bahka sampai pada kepentingan untuk melanjutkan kepemimpinan yang dalam waktu dekat kita akan memasuki masa pilkada, dengan beredarnya stiker-stiker, gambar wajah kepala daerah yang mengindikasikan kepentingan politis dan kepentingan-kepentingan yang lain sehingga berakibat pada tidak tepat sasaranya program bantuan yang diturunkan.

Banyaknya kasus yang terjadi akibat dari ketiadaan bank data yang akurat, sangatlah banyak. Seperti tidak tepat sasarnya bantuan yang disalurkan, hal ini kan menimbulkan dampak social ditengah masyarakat, warga masyarakat tidak percaya dengan pemerintahnya, akan timbul kebencian antara yang menerima dan yang tidak menerima, perpecahan sangat rentan terjadi, hal ini tentunya sangat kita hawatirkan. ini menjadi cerminan bagi kita bahwa Negara ini belum sepenuhnya siap untuk merespon kemajuan tehnologi 4.0.

Penulis berharap kita semua dapat belajar dari kejadian covid-19 ini. Pemerintah kedepan harus lebih siap dalam menjamin ketersediaan data yang akurat, cipatakan satu instrumen yang bisa dijadikan rujukan sumber data, yang berbasis pada satu penduduk satu data supaya tidak terjadi lagi perbedaan data antar kementerian dan yang terpenting untuk selalu tingkatkan Silaturahmi, Koordinasi dan komunikasi dengan semua elemen agar tidak terjadi miskomunikas dengan harapan setiap program bisa tersalurkan dengan baik, serta tidak ada lagi pragmatisme kepentingan ditengah kesulitan yang terjadi saat ini.

Masyarakat juga harus lebih siap dalam menerima semua program agar terjadi kerjasama yang baik antara pemerintah dan warganya. Terakhir kita sama-sama berharap di bulan ramadhan yang penuh dengan keberkahan ini agar pandemic covid-19 ini segera berakhir dari negeri kita tercinta dan juga di dunia, sehingga kita bisa melaksanakan ibadah puasa dengan lebih khusus dan kita bisa bersama-sama kembali untuk menata negeri ini ke arah yang lebih baik dengan bekal catatan-catatan pelajaran penting yang kita peroleh dari masa pandemic ini. Sehingga kita bisa mewujudkan negeri yang adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Amin**

Oleh : TB Sofyan Taufiq, SE (Insan Pengabdi).

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment