Aktualisasi Nilai Humanisasi IMM

aktualisasi imm

Dunia moderen kini mempunyai terlalu banyak problem, perkawinan kandas, kekerasan dalam keluarga meluas, ratusan juta orang kelaparan, perdamaian dan keamanan sulit diraih dan bencana alam disana-sini semakin menjadi-jadi. (Al-Kitab Firman dari Allah atau dari Manusia?).

Modernis.co, Malang – Di Indonesia misalnya, belakangan ini, tepatnya pada bulan lalu  siaran dan berita-berita televisi sering terdengar berbagai macam kasus yang memuakkan dikalangan elit politik, di Malang contohnya, para DPRD, mereka melakukan suap menguap secara massal, ketika di kritik oleh “Mahasiswa Malang bersatu”, mahasiswa harus bentrokan dengan aparat keamanan yang tanpa alasan tertentu melukai pelopor keadilan tersebut.

Beberapa kader dari organisasi Mahasiswa harus dirawat dan dilarikan ke Rumah Sakit akibat luka hantaman dan pukulan aparat. Anggota kader dari IMM juga terdapat sebagai korban dalam kasus tersebut. Walaupun demikian, dengan melihat realitas yang menyakitkan tersebut justru menambah semangat kader Ikatan dalam mengoreantasikan Asas Trikompetensinya.

Belum selesai peranan ikatan (IMM) dalam aksi memberantas ketimpangan di malang,  di sisi lain dari salah satu pulau indonesia kita tercinta, dalam waktu yang bersamaan dengan kasusdiatas, Lombok, sedang mencuat krisis sandang, papan, dan pangan yang tingggi akibat terpaan gempa bumi yang dalam sehari terhitung hingga empat sampai enam kali guncangan.

Ikatan sembari melakukan dan bertahan dengan tuntutan keumatan di Malang, mereka membagi perjuangan dan mengkoordinir anggota agar sebagiannya melakukan gerakan galang dana yang harapannya mampu memberikan  bantuan untuk lombok dan mendatangi tempat kejadian tersebut sebagai bentuk oreantasinya dalam menganalisis keadaan yang mungkin selanjutnya dihadapi.

Kemudian dan lagi-lagi, belum selesai kasus di Lombok terjadi duka yang menambah gangguan ketenangan batin di setiap hati nurani kita, betapa tidak, manakala setiap hitungan menit, setiap berita yang dilontarkan dan di siarkan di media, kita menemukan saudara dan saudari kita terpampang dan kelaparan dengan rasa penuh harap akan keselamatan dan kelanjutan kehidupan mereka.

Ratusan mayat-mayat yang tidak bisa kita ketahui sanad keluarganya berjejer di jalan-jalan, bangunan rumah yang menjadi naungan dalam menjalankan kehidupan yang aman, damai, dan tentram seketika hilang diterpa bencana yang tidak kalah paradh dari Lombok, yea berita di Palu tentunya.

Krisis akibat bencana tersebut semakin menambah peran kita sebagai manusia yang berhatinurani dalam menjalankan misi humanisasi, kesadaran dari dorongan religius yang singkron dengan intelek sehingga melahirkan semangat dan menggerakkan kita dalam menajalankan aktivitas peduli kemanusiaan semakin bersinergi.

Setiap hari banyak organisasi kemahasiswaan dan anggota pemuda-pemudi yang turun dijalan, meronta-ronta meneriakkan kalimat Pray For Palu.

Tidak bisa di pungkiri yan melakukan hal ini tentu bukan hanya IMM saja akan tetapi banyak organisai-organisai lain yang ikut terjun melakukan hal yang sama. Tapi dikarekan keterbatasan ilmu dan pengetahuan saya mengenai asas pergerakan organisasi lain selain dari organisasi yang saya tekuni, maka saya akan secara khuus membahas tentang organisasi mahasissa muahammadiyah (IMM) saja.

Sudah banyak oreantasi intelek dalam wujud nyata pergerakan yang dilakukan IMM, selain dari yang sudah tertera diatas, semua itu dapat dilihat pada keseharian mereka yang berjejer di tepian jalan dengan kibaran bendera berlogokan penah merah sehingga jalan-jalan terlihat seperti kilauan cahaya akibat pancarannya.

Semua itu bukan untuk memperkenalkan diri, bukan untuk  eksistensi kealaian masa kini dan bukan pula untuk memperlihatkan bahwa mereka adalah aktor dan pelopor kericuhan. Tapi semua itu terapan ideologi dalam misi yang bersumber pada Al-Qur’an surat Al-Ma’un dan wujud dari tekunnya ikatan mengikuti langkah tokoh teladannya K.H Ahmad Dahlan.

Mengingat hal ini juga selaras dengan apa yang disampaikan oleh Syaikh Abdul Kadir Al-Jailani. Yakni, Ilmu tidak akan berguna jika tanpa Amal. Karena itu Ilmu Ikatan harus diamalkan hitam di atas putih. Ia adalah hukum Allah SWT. Yang harus Ikatan ikuti hari demi hari, tahun demi tahun, sampai Ikatan mendapatkan buah dan hasilnya.

Artinya, selama Ikatan memegang dan menanggung amanah sebagai ujung tombak pergerakan Muhammadiyah yang pondasi berpikirnya Al-Qur’an dan As-Sunnah maka kesadaran kritis yang ada untuk sekarang tetap dipertahankan dan pembelaan serta kepedulian terhadap kehidupan umat yang membutuhkan sedang ditingkatkan.

Alasan dari semua itu sangat sederhana yakni guna mencuatkan pemikiran ikatan agar tidak redup oleh pengaruh keadaan zaman modernitas yang kerusakannya menjalar. dan juga beralasankan implementasi nilai humanisasi guna terwujudnya cita-cita dari ideologi yang menjadai asas pergerakannya.

Melihat semua itu sedang dirasakan dan berada dihadapan. saya sebagai kader (walaupun masih awam) tentu merasa sangat bangga dengan perjuangan organ dibawah naungan Bendera berlogo penah merah ini. Selain itu saya tentu tidak boleh terburu-buru untuk merasa puas, karena perjuangan ini masih panjang dan akan bertambah berat.

Maka dari itu sebagai anggota IMM harus tetap terus-menerus bergerak. mengasah, dan mewujudkan kemuliaan cita-cita Muhammadiyah dengan nilai yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Sunnah agar jayahlah perjuangan dan abadilah kehidupan dengan nilai Al-islam Agamaku, Muhammadiyah Perjuanganku, IMM gerakanku, dan Tamaddun Jati Diriku.

*Oleh : Syarif R. F. (Kader IMM Tamaddun FAI UMM) 

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment