Melawan Covid-19 dengan Narasi Positif

imam fahrudin

Modernis.co, Malang – Sempat geram melihat negeri ini yang diwarnai informasi simpang siur sebab bergejolaknya dunia pena dalam menyikapi status darurat kesehatan global besutan WHO. Dari angka satuan menjadi ribuan kasus Covid-19 di Indonesia membuat masyarakat bingung.

Kebingungan masyarakat tidak dibersamai sosialisasi yang bersifat edukasi. Yang ada hanya informasi pada media massa mengenai semakin memburuknya keadaan Indoensia saat ini.

Masih ragu, seberapa paham kita tentang apa-apa yang ada dalam peristiwa penyebaran Covid-19. Beberapa jurnal nasional dan internasional serta pembicaraan ahli virus dan kesehatan sudah saya amati. Namun tetap, dunia virus dan kesehatan bukanlah bidang keahlian saya apalagi harus menghujami kritik pedas menuntut kebijakan, saya rasa sangat jauh dari profesi saya.

Rasa Ingin Tahu

Beberapa waktu yang lalu saya baru saja pulang dari zona merah penyebaran Covid-19 dan tentu saya mendapat status Orang Dalam Pantauan(ODP). Terkait dengan ODP dan istilah lain dalam pandemi Covid-19 seperti PDP(Pasien Dalam Pengawasa), Suspect, Pasien Positif, Karantina Wilayah, Isolasi, Social Distancing, Physical Distancing, Lockdown, dan sebagainya yang belum penulis pahami karena masih kekurangan sumber edukasi. Masyarakat kebingungan, kekurang edukasi, hingga akhirnya menjadi kepanikan.

Informasi menakutkan sering disebarkan oleh warga masyarakat yang belum teredukasi. Beberapa orang yang saya jumpai hanya membagikan informasi tanpa memberi klarifikasi. Bahkan diantaranya belum dan atau tidak mengetahui apa maksud dari informasi yang disebarkannya.

Hemat saya, bangsa ini memerlukan pihak-pihak penengah untuk memberi rasa aman dan damai di tengah bencana kemanusiaan ini. Caranya sederhana, dengan beralihnya kegiatan offline menjadi online memudahkan bagi kita dalam memberi rasa aman dan damai melalui media sosial.

Pengaruh media terhadap daya tahan bangsa dalam melawan Covid-19 sangat besar. Bermain media massa dengan positif, yakni bagaimana individu atau kelompok, baik berdiri sendiri maupun yang terorganisasi dapat menjalankan media sosialnya secara bijak dan arif. Suntikan energi positif dari media massa sangat dibutukan dalam kondisi seperti ini.

Peran Media Massa

Sejak ditemukannya pasien 01 dan 02 positif Covid-19 di Depok, bahasan mengenai Covid-19 selalu menjadi bahasan utama pada media massa elektronik dan cetak. Menuyusul berbagai artikel-artikel yang membahas tentang memburuknya keadaan kita saat ini. Mencekam dan menyeramkan, namun terkesan berlebihan dan menimbulkan ketakutan bagi orang awam.

Berita tentang perkembangan Covid-19 memang sangat laku dan diburu dari hari ke hari. Namun di sini penulis meminta, bahwa berita perkembangan tersebut haruslah mendidik serta mampu memberi rasa aman dan damai bagi warga masyarkat. Sajian informasi tentang kesembuhan, rasa optimis melawan Covid-19, dan upaya-upaya solutif pemerintah harus dijadikan topik utama.

Media massa nasional baik elektronik maupun cetak setidanya dapat menyeimbangkan antar informasi dan edukasi. Demikian karena ketika membuka rangkaian berita terkini, yang dapat ditemukan adalah bertambahnya kasus Covid-19 dan kematian yang disebabkannya. Media massa yang paling sering dikonsumsi oleh warga masyarkat adalah televisi.

Rendahnya budaya literasi menambah dampak buruk Covid-19 di Indonesia. Informasi di depan mata layaknya makanan instan yang siap dikonsumsi. Suguhan stasiun televisi nasional sangat digemari warga masyarakat dari berbagai kalangan. Oleh karena itu, suntukan energi postif dalam melawan Covid-19 di Indonesia harus disampaikan oleh stasiun televisi nasional dalam memberi rasa aman dan damai.

Reorientasi bahasan terkait Novel Coronavirus 2019 perlu dilakukan oleh stasiun televisi nasional. Dari yang semula selalu berisi berita yang menyebabkan rasa ketakutan yang berujung kepanikan menjadi berisikan berita yang bersifat edukasi dan motivasi untuk bangkit dan bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19.

Memberi Rasa Aman dan Damai

Upaya pemerintah dalam menangani penyebaran Covid-19 harus disokong oleh segenap elemen bangsa. Komunikasi yang baik menjadi syarat sukses kerja sama antar elemen. Niatnya hanya satu mensejahterakan kembali warga masyarakat dalam memperoleh rasa aman dan kedamaian.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan, semuanya melaksanakan protokol pencegahan. Petugas medis sesuai koridor keselamatan, media massa memberi pencerahan informasi yang edukatif. Saya, memanfaatkan media massa untuk mencari dan menyaring informasi dengan sumber yang terintegritas.

Ini saatnya untuk menghentikan segala bentuk provokatif yang dapat menimbulkan bertambahnya kepanikan warga masyarakat. Sangat penting edukasi tentang Covid-19 dan bagaimana cara menyikapinya. Menyikapi dapat berarti kita mengetahui, cara penyebarannya, penyebabnya, cara menghindarinya, dan seluk-beluk mengenai Covid-19.

Edukasi berbeda dengan informasi. Jika edukasi memberi kita pendidikan dalam kaitannya mendidik kita kepada suatu hal. Sedangkan informasi belum tentu mendidik kita, malah informasi terkadang justru menyesatkan. Ini saatnya saling menyebar kepanikan di tengah warga masyarakat terkait kasus Covid-19. MUI telah mengharamkan, pemerintah sudah melarang.

Muhasabah Diri

Pentingnya mengedukasi diri dan orang sekitar dengan bernarasi dengan bijak dan arif di media massa. Media massa elektronik dan cetak diperuntukkan untuk kita dalam penyaluran ide dan gagasan. Hendaklah ide dan gagasan kita merupakan hal yang bermanfaat. Ide dan gagasan yang menjadikan diri sendiri dan orang lain merasakan kesejukan di tengah pandemi Covid-19.

Membantu pemerintah dan petugas medis dalam melawan pandemi Covid-19 juga dapat dimulai dari diri sendiri. Berhenti menebar kepanikan melalui narasi dan pemakaian media massa nasional. Berhenti menebar informasi tanpa klarifikasi yang menimbulkan multi penafsiran dalam memaknai. Dengan membaca dan mengecek ulang kebenaran informasi merupakan tindakan kecil yang bermanfaat besar.

Apresiasi yang tinggi kepada beberapa penyaji berita nasional yang akhir-akhir ini menyuguhkan rasa aman dan damai lewat berita kesembuhan pasien positif Covid-19 dan upaya-upaya efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Hal-hal seperti itu sangat diperlukan untuk menjernihkan mindset warga masyarakat yang sudah terlanjur bingung.

Demikian, penulis rasa kita semua dapat memanfaatkan kelebihan yang kita punya untuk menebar kebermanfaatan di tengah pandemi Covid-19 dengan beragam cara. Bencana global ini harus tetap dihadapi dengan kepala dingin namun tidak dapat diremehkan. Ikhtiar tetap harus dilakukan dengan kolaborasi segenap elemen bangsa, termasuk bermain media massa secara bijak dan arif.

Related posts

Leave a Comment