Modernis.co, Jakarta – Maulid Nabi tahun ini jatuh pada tanggal 5 September 2025. Seluruh umat Islam memperingatinya setiap tahun sebagai motivasi dan bentuk cinta.
Umat Muslim Memperingati Maulid Nabi untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 bulan Rabiul Awal.
Peringatan Maulid Nabi juga bertujuan untuk menumbuhkan motivasi dalam menjalankan ajaran agama Islam. Waktu ini menjadi momen umat Islam untuk napak tilas perjuangan dakwah nabi.
Peringatan Maulid Nabi di Indonesia menjadi salah satu hari besar nasional. Pada hari ini banyak sektor diliburkan untuk merayakan kelahiran sosok yang paling mulia dalam sejarah Islam.
Di balik perayaan yang kini menjadi tradisi global ini, tersimpan sejarah dan fakta-fakta unik yang masih jarang diketahui. Dari asal-usulnya yang penuh kejutan hingga beragamnya tradisi yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Maulid Nabi menyimpan cerita lebih dari sekadar perayaan. Mari kita selami lebih dalam fakta-fakta menarik di balik peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW berikut.
Beberapa Negara Menganggapnya Bid’ah
Ada beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Arab Saudi dan Qatar tidak merayakan Maulid Nabi. Kedua negara ini tidak menjadikannya sebagai hari libur resmi.
Mereka menganggap perayaan ini sebagai bid’ah atau inovasi baru dalam agama yang tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Perayaan yang Relatif Baru dalam Sejarah Islam
Meskipun Nabi Muhammad lahir pada abad ke-6 Masehi, perayaan Maulid Nabi tidak ada di zaman beliau, para sahabat, atau generasi setelahnya.
Sejarawan meyakini bahwa perayaan ini mulai muncul pada abad ke-10 Masehi, dipelopori oleh Dinasti Fatimiyah di Mesir.
Perayaan ini awalnya adalah salah satu dari banyak acara yang mereka selenggarakan, bersamaan dengan perayaan kelahiran tokoh-tokoh penting lainnya dalam keluarga mereka.
Memiliki Nama yang Berbeda-beda di Indonesia
Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi memiliki sebutan dan tradisi unik yang berbeda di setiap daerah. Contohnya di Yogyakarta dan Solo, perayaan ini dikenal dengan nama Grebeg Maulud atau Sekaten.
Sementara itu di Aceh ada tradisi Kuah Beulangong, dan di beberapa daerah Jawa dikenal dengan istilah Muludan atau Syahadatain. Namun secara umum peringatan ini mengambil satu bahasa yang sama yakni Maulid Nabi.
Bukan Hanya Diperingati di Indonesia
Perayaan Maulid Nabi dirayakan di banyak negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Setiap negara memiliki tradisi khasnya sendiri.
Misalnya di Mesir ada permen boneka yang disebut arouset El-Moulid. Sedangkan di Brunei Darussalam ada tradisi pawai besar yang disebut Perarakan Agung yang dipimpin langsung oleh Sultan.
Digunakan sebagai Strategi Perang oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi
Salah satu alasan mengapa perayaan Maulid Nabi menjadi populer dan menyebar luas adalah karena peran Sultan Salahuddin Al-Ayyubi pada abad ke-12 Masehi.
Ia mempopulerkan perayaan ini untuk membangkitkan semangat juang umat Islam dan menumbuhkan kecintaan yang mendalam kepada Nabi Muhammad sebagai teladan dalam menghadapi Perang Salib.
Itulah beberapa fakta menarik tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad setiap tanggal 12 Rabiul Akhir atau tahun ini jatuh pada 5 September 2025. Peringatan Maulid Nabi memiliki tujuan yang mulia, terlepas anggapan bid’ah oleh sebagaian umat Islam yang lain.
Peringatan Maulid Nabi tetap menjadi anggenda tahunan yang terus dipupuk. Membangkitkan semangat berislam dengan mengulas kembali perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan tantangan. (IF)