Menata Pendidikan Jelang Indonesia Emas 2045

indonesia emas

Modernis.co, Malang – Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara sesuai amanat UUD 1945. Namun, hingga usia 73 tahun kemerdekaan RI, segenap masyarakatnya masih belum mempunyai akses mengenyam dunia pendidikan formal selayaknya.

Pendidikan sejatinya merupakan hak dasar bagi setiap individu. Pendidikan adalah sarana penumbuhan dan pengembangan dimensi-dimensi kemanusiaan. Menuju terwujudnya kehidupan yang memposisikan manusia pada derajat kemanusiaannya yang hakiki.

Pendidikan bukanlah tempat membentuk manusia yang hanya menentukan aspek kecerdasannya (kognitif). Seperti yang selama ini tampak dalam realitas pendidikan di Indonesia. Ataupun sebagai melestarikan hegemoni atau penindasan terhadap kaum lemah dan kelompok yang dominan. Pendidikan adalah upaya mencapai kemerdekaan, pembebasan, dan kesetaraan bagi setiap individu maupun kelompok.

Masalah pendidikan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 3 dengan jelas mengatakan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.

Sumber daya manusia yang bermutu hanya dapat diwujudkan dengan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa Indonesia.

Salah satunya adalah program Indonesia Emas 2045 yang saat ini sudah gencar untuk memaksimalkan efektivitasnya. Tentu hal tersebut memberikan nilai positif bagi masyarakat Indonesia akan tetapi bukan tanpa hambatan, Indonesia Emas mengalami banyak sekali degradasi sosial mulai dari kemiskinan, gizi, dan sampai pendidikan.

Memasuki abad ke-21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi perhatian khusus. Disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru. Dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.  

Masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

Padahal pada era sekarang ini, keterampilan sangatlah dibutuhkan untuk menyeimbangkan tatanan sosial ekonomi. Jika kondisi suatu sosial tidak mempunyai keahlian atau ketrampilan maka akan menjadi beban sosial. Pengangguran meningkat, kejahatan seksual, kriminalitas juga akan meningkat. Dikarenakan gangguan psikis dalam setiap individu yang tidak bisa menghidupi kebutuhan atas realitas.

Penyelenggaraan pendidikan nasional sudah seharusnya menggunakan paradigma baru, yaitu mutu. Perubahan paradigma ini tidak berarti masalah-masalah lama yang masih tersisa diabaikan, tetapi dibawa ke ranah dan cara pandang baru. yaitu cara pandang keluar (out ward looking) dan cara pandang ke dalam (inward looking). Dengan demikian, rancangan pendidikan nasional mesti bertolak dari kebutuhan, masalah, dan situasi kebangsaan kita dewasa ini.

Menurut realitas, masyarakat Indonesia yang plural adalah termasuk ke dalam bangsa timur. Bangsa yang hidup dalam khazanah nilai-nilai tradisional berupa kehalusan rasa, hidup dalam kasih sayang cinta akan kedamaian, persaudaraan, ketertiban, kejujuran, dan sopan dalam tutur kata dan tindakan. Serta menghargai kesetaraan derajat kemanusiaan dengan sesama. Nilai-nilai itu disemai dalam dan melalui pendidikan anak sejak usia dini.

Dalam praktek penyemaian itu pendidik menempatkan peserta didiknya sebagai subjek, bukan objek pendidikan. Artinya peserta didik diberi ruang yang seluas-luasnya untuk melakukan eksplorasi potensi-potensi dirinya dan kemudian berekspresi secara kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Sementara itu pendidik atau pamong adalah orang yang menuntun proses pengekspresian potensi-potensi diri peserta didiknya agar terarah dan tidak destruktif bagi dirinya dan sesamanya.

Faktor-faktor yang saling berpengaruh diatas memberikan gambaran bahwa suatu bangsa bisa mencetak sumber daya berkualitas. Kesimpulan singkatnya adalah saling bersinergi dalam memecahkan problem-problem yang ada di sekitar kita.

Oleh: Erik Suhendra (Mahasiswa Ekonomi Syariah UMM)

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment