Jelang Pemilu, Anak-Anak Muda Ajak Nadjib Hamid Berdialog

pemilu


Modernis.co, Surabaya – Menjelang coblosan, anak-anak muda Muhammadiyah yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengadakan kegiatan dialog kebangsaan dengan tema ‘menakar visi politik Muhammadiyah’, Jum’at (12/4) di Aula Mas Mansyur, Surabaya.

Kegiatan tersebut menghadirkan tiga pembicara yaitu Abdul Musyawir Yahya (Kabid RPK DPP IMM), Ali Muthohirin (Kabid Hikmah PP Pemuda Muhammadiyah) dan Nadjib Hamid sebagai pembicara pamungkas yang sekaligus sebagai Calon DPD RI Jawa Timur dengan nomor urut 41.

Dalam kegiatan itu, Nadjib Hamid selaku pembicara utama menyambut baik kegiatan dialog yang dilakukan IMM. Menurut nya dia sangat mengapresiasi kegiatan dialog ini dan mempersilahkan kepada mahasiswa yang hadir untuk bertanya sebanyak yang mereka mau.

Pada dialog itu, Nadjib Hamid menyampaikan bahwasanya Pemilu Tahun 2019 ini adalah momentum mengukir sejarah bagi Muhammadiyah. Dengan adanya kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin, maka inilah momentum untuk melukiskan sejarah, harus dimanfaatkan dengan baik, karena kesempatan ini belum tentu ada di lima tahun ke depan. Ungkapnya.

jelang pemilu
jelang pemilu

Nadjib Hamid juga menyampaikan tentang urgensi politik Muhammadiyah di tengah realitas politik kebangsaan hari ini. Baginya, Muhammadiyah berpolitik tujuannya hanya dua, yaitu menjaga aset Muhammadiyah dan menyelamatkan kehidupan bangsa.

Nadjib Hamid menambahkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi besar dengan aset yang banyak, sehingga dengan berpolitik Muhammadiyah ada harapan untuk menahan regulasi yang akan mengancam aset-aset Muhammadiyah.
Kedua adalah menjaga kehidupan bangsa.

Dalam konteks ini, Nadjib Hamid selaku calon DPD RI mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa dakwah yang dilakukan dengan kekuasaan sangat efektif dilakukan. Menurutnya, situasi saat ini dakwah tanpa memegang kendali kekuasaan itu sangat sulit dilakukan. Sehingga dakwa dan kekuasaan (politik) harus bersinergi untuk mencapai tujuan yaitu kehidupan bangsa yang lebih bermoral.

Dia menceritakan bahwa sebelum Doli di tutup, ada seorang perempuan berusia 60 tahun mengaku bahwa pekerjaan sehari-harinya adalah menjadi wanita harapan laki-laki, ketika di tanya siapa yang sering menggunakan jasanya si perempuan itu mengatakan anak-anak SMP bahkan SD dengan bayaran 1500 hingga 3000 rupiah. Mendengar cerita itu, walikota Surabaya langsung memerintahkan kepada jajarannya untuk menutup tempat itu karena sudah menjadi wabah yang pasti akan merusak kehidupan bangsa ini. Ini artinya dengan adanya kekuasaan yang disandingkan dengan misi dakwah akan melahirkan sebuah kebijakan yang akan menyelamatkan masa depan bangsa ini.

Terakhir, Nadjib mengajak seluruh anak-anak muda untuk ikut berpartisipasi aktif mengawal pemilu ini. Peran anak-anak muda bukan hanya menjadi pemilih, melainkan mengajak segenap masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Sebelum menutup, Nadjib Hamid juga menyatakan bahwa dirinya terjun di dunia politik bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan dia dipaksa untuk mencalonkan diri oleh banyak kalangan, termasuk para jajaran pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur.NAM

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment