Modernis.co, Surabaya – Dua hari yang lalu, kalangan muda Muhammadiyah dihebohkan dengan adanya pemberitaan bahwa salah satu kadernya yang menjabat sebagai Ketua Bidang Hikmah PP Pemuda Muhammadiyah dihujat karena komentarnya yang dianggap tidak sopan terhadap salah satu tokoh Muhammadiyah yang juga ketua Penasehat Partai Amanat Nasional (PAN) yaitu H.M Amien Rais (AR).
Sebagaimana yang diberitakan oleh tim redaksi sangpencerah.id bahwa yang bersangkutan, Ali Muthohirin (AM), melakukan tuduhan kepada Pak AR “Bahwa Pak AR telah melakukan provokasi yang akan menimbulkan konflik horizontal” yang kemudian pernyataan itu dirilis di media seperti okezone.com, pontas.id dan timesindonesia.co.id.
Melalui berita itulah saudara AM kemudian dikatakan sebagai oknum, bahkan benalu bagi Muhammadiyah karena mencoba menyerang beberapa tokoh Muhammadiyah yang punya pengaruh melalui kekuasaan yang dimilikinya. Kalau ditelaah, apa yang disampaikan oleh AM sebetulnya adalah ingin mengingatkan kita semua untuk tidak mengintervensi MK, apalagi menafikkan kerja MK dalam mengawal suksesi pemilu tanpa ada bukti yang jelas atau asumsi.
Yang sangat disayangkan dari pemberitaan ini adalah sikap dari tim redaksi sangpencerah.id yang menggunakan kata-kata kasar dan meneyarang personal dalam melakukan pembelaan terhadap Pak AR. Meskipun niatnya adalah membela, tapi dengan keluarnya kata-kata benalu, gagap, dangkal, dan oknum dengan konotasi yang negative, justru bisa dinilai negatif karena kalimat yang dikeluarkan itu.
Toh, kalau memang niatnya adalah melakukan pembelaan, kalimat-kalimat yang harusnya keluar adalah kalimat yang menyejukkan, atau kalimat nasehat yang mencerahkan. Lebih baik lagi dengan menjelaskan maksud dari pernyataan Pak AR sendiri, karena sebagaimana yang kita tahu pernyataan Pak AR memang dinilai kontroversial di kalangan manapun.
Untuk itu, DPD IMM Jatim dalam menyikapi persoalan ini menghimbau seluruh kader-kader angkatan muda di Muhammadiyah, khususnya IMM untuk tidak bertindak reaksioner, apalagi ikut serta memperpanjang konflik.
Melalui Sekretaris Umumnya, Nur Alim MA, DPD IMM meminta untuk bersikap tenang dan jangan menyulut api perpecahan. Apalagi berkata negative hanya karena alasan perbedaan pilihan politik.
Menurutnya perbedaan itu wajar-wajar saja, dan sah-sah saja, karena itu hak sebagai warga negara. Kalau sola pilihan politik kita harus diitervensi, maka kita perlu mempertanyakan makna demokrasi yang kita pahami itu seperti apa.
DPD IMM Jatim juga menyerukan empat hal kepada kader-kader IMM Jatim agar momentum pemilu ini bisa disikapi dengan tenang dan damai. Emapat hal tersebut adalah:
- Di momentum Pilpres 2019 IMM tetap harus menjaga netralitasnya sebagai salah satu ortom Muhammadiyah. Serta mengawal pesta demokrasi dengan kepala yang dingin, gembira, damai dan mengedepankan narasi-narasi yang mengajak pada perbaikan bangsa dan negara.
- Jika ingin mengkritik, sampaikan dengan kalimat yang santun, tidak memprovokasi dan jangan sampai menyerang personal yang dikritik.
- Seluruh kader IMM Jatim diminta untuk mengkampanyekan pemilu yang sehat, damai, sejuk dan menghindari berbagai narasi yang bernada negatif. Soal pilihan politik, itu hak individu yang tidak boleh diganggu gugat.
- Menjaga marwah IMM dengan tidak menjadikan organisasi sebagai kendaraan untuk berpolitik praktis.
(Nam)