Modernis.co, Malang – Pada tubuh sexymu cintaku berlabuh. Hening, diam, dalam, berhenti hingga mati. Bahagia itu bersamamu sepanjang malam, pagi dan siang kemudian berceloteh tentang rindu dan cemburumu yang tak pernah habis
Bagiku kamu adalah perempuan paling cantik, paling baik, paling sexy dan paling-paling yang lain … dapat menyuntingmu adalah kemenangan besar dalam hidupku, bersamamu sepanjang waktu selaksa di taman surga.
baca juga opini lainnya : Soal Rasa Dalam Ber-IMM
Aku punya banyak alasan untuk mencintaimu sepanjang hidupku tanpa jeda. Kamu adalah diriku yang lain, kamu hadir untuk menggenapiku, menjaga marwahku, dan memberiku banyak alasan untuk melakukan banyak kebaikan. Kita adalah sepasang merpati yang tak bisa hidup tanpa satu sama lain. Kita hanya sepasang.
Aku sering berharap mati duluan, karena aku tak bisa membayangkan hidup tanpa kamu. Kesepian yang sesungguhnya adalah melihat dirimu marah karena aku kerap membuatmu terluka atau sakit hati meski sedikit, lalu kamu dengan sabar kembali memaafkan dan menerimaku kembali tanpa cela …
Jika saja kamu tahu isi hatiku dan menyelam ke dalamnya, kamu akan dapatkan istana megah yang aku bangun hanya untukmu . Meski Hatiku kadang robek dan patah kamu merekatkan kembali dan menjahitnya tanpa mengeluh.
baca juga opini lainnya : Apa Mahasiswa Sudah Mati Rasa?
Kamu adalah penguasa hatiku, penguasa jiwaku, penguasa pikiranku dan semua yang ada padaku adalah hakmu tanpa terkurangi.
Nyatanya aku bukan lelaki baik. Dan kamu terlalu indah bagiku, kadang aku malu menyentuhmu atau sekedar sebut namamu, aku tak sanggup menatap ketulusanmu. Kepolosanmu diam-diam sering menyiksaku. Aku hanyalah seorang lelaki yang terus berharap darimu, meski kamu telah memberi banyak kesenangan bagiku.
baca juga opini lainnya : Rasa Cinta Terlarang Dalam Ber-IMM
Dua mutiaramu: Sindhu dan Titang lahir dari perasan jiwamu. Terus memberi cahaya dan keagungan pada ke indahan yang kita bangun. Pada keduanya kita sering berharap dengan cengkerama tanpa jarak. Kita berempat adalah penghuni rumah yang indah. Tanpa kata tapi. Kita telah berjanji akan banyak berbuat bajik hingga turun kita yang terakhir.
Sungguh Allah telah mempertemukan kita. Merekat dan menautkannya dalam satu bukhul yang kokoh, sebab hanya ada Allah di sana tanpa yang lain. Kita telah berjanji untuk tidak saling memisah dan kita adalah pecinta yang tunai. Aamin Insya Allah.
Dariku untuk kekasih belahan jiwaku Nurul Wahidah Himarawati.
Oleh : Nurbani Yusuf (Pegiat Komunitas Padhang Mahsyar Malang/Kiayi Muhammadiyah Malang)