Modernis.co, Banten – Anggota DPD RI dan juga selaku Anggota MPR RI Dapil Banten H.TB M Ali Ridho Azhari menyosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) di Pondok Pesantren Salafiyah Mabdaul Hidayah, Desa Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Empat Pilar Kebangsaan yang di sosialisasikan Anggota DPD RI, H. TB M. Ali Ridho Azhari menyasar para anak santriawan dan santriwati Pondok Pesantren Salafiyah Mabdaul Hidayah, Desa Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu, 22 Mei 2021.
“Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ini sejarahnya dari awal, kita bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh keanekaragaman, suku bangsa, adat budaya, agama maupun bahasa daerah. Meskipun kayak akan keanekaragaman namun tetap satu kesatuan Indonesia sesuai semboyan Bhineka Tunggal Ika,” Jelas Anggota DPD RI yang juga selaku Anggota MPR RI Dapil Banten H M Ali Ridho Azhari dalam kegiatan.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang tertera dalam lambang negara Indonesia, Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika ini disebut sebagai ikrar pemersatu bangsa yang menggetarkan jiwa.
“Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa yang harus dijunjung tinggi kedudukannya. Mengapa 4 pilar kebangsaan ini harus kita teruskan, yaitu untuk menjaga bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, kalaupun berbeda – beda tetapi satu jua,” katanya.
Perbedaan bukan alasan untuk saling memecah belah ikatan persaudaraan. Seperti halnya, pada zaman kerajaan yang berperang karena perbedaan agama, ataupun budaya dan bahasa.
“Namun setelah Indonesia Merdeka, Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari beliau sungguh luar biasa memutuskan bahwa Negara Republik Indonesia, berdasarkan pancasila yaitu tidak memaksakan dengan agama lainnya. Itu sudah ditanamkan semenjak dahulu bahwa ideologi Negara Republik Indonesia adalah Pancasila,” katanya.
Ali Ridho mengungkapkan, Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dari Sabang sampai Merauke berbagai macam suku bangsa, budaya, agama, bahasa.
“Namun syukur alhamdulilah kalaupun majemuk tetapi masih dalam satu kesatuan NKRI. Mungkin bisa kita lihat di negara-negara Eropa, walaupun mereka satu bangsa tapi mereka tidak bisa bersatu, mereka terpecah belah menjadi beberapa puluh negara karena terjadi perang sodara,” katanya.
Berikutnya, juga di Timur Tengah, sama ada banyak negara berdiri sendiri karena terjadi peperangan sodara. “Indonesia alhamdulilah sampai saat ini masih bersatu dalam bingkai NKRI. Dan melalui sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ini, kita mempersatukan dari Sabang sampai Merauke, kalau tidak ada ini sangat berbahaya bisa memecah belah kesatuan NKRI,” katanya.
Oleh karenanya, Empat Pilar Kebangsaan harus ditanamkan kepada seluruh anak bangsa. Khususnya kepada generasi penerus bangsa agar memiliki pondasi kuat tidak mudah terprovokasi dan mudah terhasut ajakan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
“Empat Pilar Kebangsaan ini harus kita tanamkan bahwa Indonesia ada enam agama dan tidak bisa memaksakan kehendak dari 6 agama yang ada. Kita harus mengayomi dan mengasihi sesama anak bangsa,” tutupnya. (SA)