Gagah dirimu ketika masuk gedung perkuliahan
Menggandeng istilah mahasiswa bersemboyankan untuk kemajuan
Bergairah dengan antik-antik kemewahan
Tak peduli orang di Rumah serba kesusahan
Duduk terdiam Engkau mendengar untaian-untaian materi disampaikan oleh para Dosen
Materi tentang keharusan meraih kesuksesan masa depan
Dengan memperhitungkan laba dan rugi besar-besaran
Sarjana, Pengusaha, Direktur, Pejabat menjadi tolak dasar keberhasilan
Petani dan Kuli Bangunan seakan adalah pekerjaan hina nan merendahkan
Cobalah berfikir dari rahim mana Engkau dilahirkan ?
Rahim Sarjana ?
Rahim Pengusaha ?
Rahim Pejabat ?
Sudahlah!
Engkau cukup congkak sampai lupa yang membesarkan dan memberimu makan
Sengatan matahari, terpaan angin, dan guyuran hujan tak mereka pedulikan
Demi sesuap nasi untuk dihidangkan
Ketika orang tuamu mulai sakit-sakitan, kulit keriput, ubun-ubun memutih
Lama menanti kehadiran sosok yang diperjuangkan tak kunjung tiba
Tapi sayang!
Kau telah terbuai oleh segenap kejayaan, tertelan ambisi ke egoisan.
*Karya Dae Lambitu (pencari ideologi yang hilang)