Modernis.co, Malang – Sebelum memulai sebuah tulisan ada baiknya berpedoman pada Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Hal ini agar sebuah tulisan yang akan dibuat dan dihasilkan tidak menyalahi aturan yang sudah dibakukan.
EYD adalah tata bahasa mendasar dalam sebuah tulisan baik itu dalam bentuk essay, artikel ilmiah, berita, cerpen, puisi dan lain-lain. Bagi para penulis sangat perlu memperhatikan penggunaan EYD agar karya tulis tidak membingungkan para pembaca.
Berikut kami sarikan contoh-contoh penggunaan eyd.
Penulisan Judul
Judul harus kapital di setiap awal kata kecuali pada kata-kata dan, yang, dalam, di, tentang, terhadap, ala dan lain-lain.
Contoh:
Menggugat Aktivis Mahasiswa
Literasi di Tengah Pandemi
Kekayaan yang Terpendam di Tanah Jawa
Ngopi ala Aktivis
Jokowi: Mudik Beda dengan Pulang Kampung
Jalan-Jalan ke Pasar Kembang, kuy!
Laup-pauk ala Suku Gayo
Huruf Kapital
⦁ Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh :
Saya membaca buku.
Kapan kamu menulis?
Ayo berangkat!
⦁ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh :
Abang bertanya, “Kapan kita pergi?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Besok pagi kita ke Malang,” katanya.
⦁ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh :
Islam
Kristen
Quran
Yang Maha Agung
Yang Maha Esa
Kitab-Nya
Allah SWT
Nabi Muhammad SAW
Tuhan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya
⦁ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Juga dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Contoh :
Haji Agus Salim
Nabi Isa
Presiden Jokowi
Presiden Indonesia
Pertemuan itu dipimpin oleh Ketua Umum IMM
bangsa Gayo
suku Sunda
suku Batak
hari Jumat
hari Natal
Perang Dunia I
Amerika Serikat
Danau Toba
Dataran Tinggi Gayo
Sungai Mahakam
Selat Malaka
asinan Lampung
pempek Palembang
S.H.
S.E
Dr.
Prof.
M.Hum.
S.Pd.
K.H.
Huruf Miring
⦁ Istilah asing atau nama ilmiah atau bahasa daerah ditulis miring.
Contoh:
Seni seviyorum
I love you
United Nations
Tut wuri handayani
Endasmu sengklek
Raimu koyok wedus
Imbuhan (awalan, sisipan dan akhiran)
⦁ Ditulis serangkai
Contoh :
Berjalan
Menengok
Lukisan
Adikarya
Purnawirawan
Mancanegara
Antibiotik
Pengulangan
⦁ Pengulangan kata
Contoh:
Perundang-undangan
Memata-Matai
Besar-besar
Lauk-pauk
Berita-berita modernis
Kata yang digabung
Contoh : Bagaimana, apalagi, beasiswa, parawisata, daripada
Tanda Baca
Contoh :
Gayo, Aceh.
Adi Munazir, S.H.
Tanggal 4-20 April 2021
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
Lain-lain
Contoh :
Bagaimanapun
Adapun
Meskipun
Indonesia pun pernah berjaya
Keadaan pun yang memaksa bagaimana,
Mereka berlarian satu per satu
Per 1 Januari
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Surat Izin Mengemudi (SIM)
Badan Usaha Logistik (Bulog)
Surah Yasin
Jalan Ahmad Yani
KTM-mu
STNK-nya
Ber-STNK
Sang Pencerah
Se-Indonesia
Dia meraih peringkat ke-3
Hari-H
Di depan sekolah
Di atas
Di sini
Di sana
Ke atas
Diberikan
Diberi
Tahun 2000-an
Covid-19
by naz