Modernis.co, Malang – Kehadiran teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini telah mempermudah kita dalam bersilaturrahim. Kita bisa bersilaturrahim dengan kerabat yang jauh cukup dengan memanfaatkan teknologi yang kita miliki pada saat ini.
Dan biayanya pun relatif lebih murah dibandingkan harus pergi ke luar kota atau luar daerah, yang mana biayanya lebih mahal. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini yang mana banyak sekali persyaratan dan biaya yang harus dikeluarkan, bahkan bisa dua kali lipat.
Salah satu momen yang paling ditunggu oleh para umat Islam yakni Hari Raya idul Fitri, tidak hanya di Indonesia tetapi umat islam di seluruh dunia. Pada saat Idul Fitrilaah tradisi yang tidak pernah ketinggalan, khususnya Indonesia adalah silaturrahim. Rasanya belum berhari raya apabila belum melakukan silaturrahim.
Semangat bersilaturrahim inilah yang kemudian menciptakan tradisi mudik. Mereka yang tinggal di perantauan, khususnya kota, mudik atau kembali kekampung halamannya untuk menyambung tali silaturrahim demi bisa berkumpul dengan kerabat, sanak saudara , dan orang-orang tersayang.
Walau sudah menjadi tradisi tahunan, namun masyarakat pada umumnya belum memahami arti silaturrahim yang sebenarnya. Menurut Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi) DKI Jakarta, Dr Attabiq Luthfi, silaturrahim berarti menyambung hubungan kekerabatan, persaudaraan yang memiliki hubungan darah dan sudah lama terjalin. Saat ini silaturrahum mengalami perluasan makna, menjadi membangun hubungan antar teman, satu jabatan, satu angkatan, bahkan dipakai untuk tujuan politik.
Ustadz Dr Attabiq kelahiran Cirebon mengatakan, tujuan silaturrahim yakni menjalin hubungan baik yang sudah lama terjalin di antara kerabat atau keluarga. Dengan adanya perluasan makna tersebut, silaturrahim bisa dilakukan oleh siapa saja.
Direktur Pusat Kajian Hadits, Dr Lutfi Fathullah, mempunyai pendapat yang sama dengan dikatakan Ustadz Dr Attabiq bahwa silaturrahim bisa dilakukan baik kerabat ataupun orang lain, muslim ataupun non-muslim. Dr Lutfi Fathullah juga mengatakan, bahwa silaturrahim memiliki banyak manfaat salah satunya yang terdapat dalam hadits yang artinya siapa yang ingin di panjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah menjalin silaturrahim. Jadi dengan bersilaturrahim kita bisa didoakan panjang umur juga.
Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, silaturrahim dapat dilakukan dalam berbagai media, seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, dan banyak media lainnya. Seseorang dapat berbagi apa saja di media sosial, yang intinya menjalin silaturrahim dengan kerabat atau sanak saudara.
Menurut Dr Attabiq, silaturrahim melalui media sosial, masih bisa dikategorikan silaturrahim dengan memperhatikan esensi dari silaturrahim yang bertujuan mempererat dan memperkuat hubungan kekerabatan yang sudah lama dijalin. Dr Attabiq juga berpendapat, bahwa silaturrahim dengan tatap muka memiliki nilai lebih, karena dapat menghilangkan perasaan yang tidak benar, serta mendapatkan sentuhan jika bertemu langsung dibanding dengan menggunakan media sosial.
Dr Attabiq mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sunan Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, menyebutkan bahwa jika ada dua orang muslim yang bertemu lalu saling bersalaman, maka diampuni dosa keduanya sebelum mereka berpisah. Menurut Dr Lutfi Fathullah, jika ingin bersilaturrahim, utamakan tetangga lebih dahulu kemudian kerabat atau sanak saudara yang jauh, karena interaksi dengan tetangga lebih banyak daripada saudara yang jauh.
Kelebihan silaturrahim secara langsung yaitu, memberi informasi yang lebih termasuk keadaan yang sebenarnya, menghindari salah persepsi, menimbulkan empati yang lebih besar, bisa berjabat tangan (Allah akan menghapus dosa hambanya ketika berjabat tangan), dan meneladani Rasulullah. Sedangkan kelebihan silaturrahim dengan teknologi yaitu, tidak merepotkan, efektif, efisien, murah, mudah dilaksanakan di mana saja dan kapan saja.
Di masa pandemi yang belum memungkinkan kita bepergian jauh kecuali keadaan mendesak, jangan menjadikan alasan kita memotong tali silaturrahim antar kerabat atau saudara yang jauh, gunakanlah media yang semakin canggih itu untuk tetap menjalin silaturrahim.
Oleh : Naufal Nazhif Nashrullah (Mahasiswa Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang)