Modernis.co, Malang – Kenyataanya kita tidak serius memberantas PKI dan malah menjadikannya sebagai churafat politik, hanya semacam cap stempel untuk menjatuhkan lawan, baik secara personal atau kelompok partai yang tidak disuka. PKI yang sesunguhnya malah bebas berkeliaran.
Melawan dan menumpas PKI bukan hanya kewajiban KOKAM atau BANSER atau FPI atau KAMMI atau siapapaun yang lantang teriak takbir tapi kewajiban setiap muslim yang mengaku beriman. Maka apabila seorang mu’min menjumpai bendera, simbol, atribut atau ajaran dan paham komunis yang diajarkan baik secara individual atau berkelompok, lisan maupun tulis maka ia wajib melarang dengan kemampuan yang ia punya.
Baik melawan sendirian atau berkelompok, baik laki-laki, perempuan atau anak-anak. Bersenjata ataupun tidak. Melawan komunis atau PKI tidak sama dengan hanya sekedar menyebar berita hoaks tentang PKI. Atau malah ikutan sebar gambar gambar atribut PKI yang berbalik menjadi promo gratis.
baca juga opini lainnya : Politisasi Agama; Nalar Kekerasan atas Keberagamaan Islam
Kewajiban ini melekat dalam setiap muslim yang mengaku beriman. Tidak perlu menunggu waktu apalagi melemparkan kewajiban menumpas PKI kepada ormas tertentu atau aparat. Ini kewajiban aqidah yang dibebankan tanpa syarat. Menumpas segala kemungkaran sesuai dengan kemampuan masing-masing orang.
Rasulullah saw bersabda siapapun diantara kita yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangan atau kekuasaan jika tak mampu rubahlah dengan lisan dan jika tak mampu rubahlah dengan hati dan ini adalah selemah-lemah iman”.
PKI telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Paham komunis juga tak boleh diberi ruang di negara yang berke-Tuhanan. Paham komunis telah terbukti baik ideologis, politis bahkan lebih jauh telah menafikkan agama. Sebuah paham yang mesti dipahamkan kepada generasi muda secara rasional argumentatif bukan indoktrinatif. Bukan hanya sekedar memutar film G30 S PKI yang debatable tapi secara substantif ideologis dikenalkan bahayanya.
baca juga opini lainnya : Peran Parpol dalam Melahirkan Pemimpin
Belakangan PKI malah dipersepsi sebagai takhayul politik yang di-churafat-kan, akibatnya jelas PKI berbalik menjadi sesuatu yang menarik minat anak muda yang ingin tahu. Ideologi komunis justru tumbuh subur dikalangan mahasiswa dan kalangan terdidik lainnya. Tak kalah liat, komunis atau PKI berhasil memerankan dirinya sebagai kurban politik orba. Yang karenanya menuntut rehabilitasi atau pemulihan nama baik, Status PKI sebagai partai terlarang mulai di soal, bahkan ada beberapa yang mulai benderang menyebut dirinya bangga sebagai PKI.
Pengakuan ini ibaratnya gunung es. Kecil dipermukaan tapi besar dan kuat di akar rumput. PKI adalah ideologi latent, dan jujur saya bilang sangat menarik bagi kalangan anak muda. PKI adalah simbol perlawanan para buruh, orang miskin, kuli, pengangguran dan orang orang tertindas, Dan lawan dari PKI adalah para kapitalis, para borju dan pemilik otoriitas kekuasaan baik agama, sosial atau ekonomi. Pikiran dialektik menjadikan PKI yang ber-ideologi-kan komunis kerap menjadi alternatif perubahan.
Di Eropa, komunis melawan otoritas gereja yang korup. Agama adalah candu kata Marx sinis, yang dialamatkan pada para agamawan fanatik. Kita memang bersepakat bahwa komunis yang di-ideologi-kan PKI menjadi hantu yang menakutkan. Tapi juga tak harus di sikapi berlebihan sehingga menjadi churafat politik yang Irasional lalu membabi buta memberi cap PKI kepada sesiapa yang tak di suka. Sementara kita sibuk dengan orang yang di cap PKI, PKI yang sebenarnya malah bebas bergerak dan menginfiltrasi massa. Wallahu a’lam
Oleh : Nurbani Yusuf (Pegiat Komunitas Padhang Mahsyar Malang/Kiayi Muhammadiyah Malang)