Modernis.co, Malang – Virus Corona telah menyerang Indonesia sejak bulan Maret, pada bulan Juni ini angka yang terjangkit dihimpun dari data Nasional sudah mencapai 46 ribu jiwa telah terjangkit virus Corona atau Covid-19, dan jumlah ini akan terus bertambah setiap harinya.
Semakin banyak dan tingginya jumlah yang terjangkit hingga masa pandemi yang tak kunjung reda menjadikan Pemerintah menempuh berbagai macam strategi demi menyelamatkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi.

Beberapa sektor ekonomi lumpuh sejak pandemi virus corona terjadi seperti yang kita tahu, sebelumnya pemerintah Indonesia telah menerapkan PSBB agar angka penyebaran virus Covid-19 dapat ditekan, namun selama PSBB pun jumlah penderita Covid-19 kian lama terus meningkat dengan signifikan.
Termasuk di wilayah Jawa Timur sekarang ini mencapai 10115 jiwa. Data ini dihimpun dari pemerintah pada tanggal 23 Juni 2020. Angka ini adalah terbesar nomor 2 setelah DKI Jakarta, dengan angka penyebaran yang tinggi membuat Gubernur Jatim sempat menerapkan protokol PSBB di sejumlah wilayah di Jatim seperti, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang yang menjadi Zona merah penyebaran Covid di Jatim.
Hingga saat ini sektor Pemerintah Indonesia pada akhirnya menerapkan new normal atau berdampingan dengan virus corona sehingga untuk PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dihentikan awal bulan Juni.
Pada saat Zona Merah di Kabupaten Malang dan Kota Malang, perekonomian Malang juga terkena dampak dalam diterapkannya beberapa aturan, sejumlah sektor Pertanian Ekonomi, Sosial, Pariwisata dan sebagainya.
Bahkan di Kecamatan Pujon yang merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten dengan sektor pertaniannya paling dominan. Beberapa bulan sejak pandemi Covid-19 menyerang Masyarakat Pujon sempat merasakan lesunya laju sektor pertanian di Kecamatan Pujon.
Kecamatan Pujon merupakan salah satu pemasok sayuran terbesar di beberapa wilayah di Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Tuban dan wilayah lain di Jawa Timur Aktivitas pengiriman sayur-sayur sempat terhenti karena adanya PSBB di sejumlah wilayah Jawa Timur, Seperti tutur Pak Kudori salah satu pemasok sayur mayur untuk wilayah Surabaya.
Dia berkata selama pandemi covid-19 dan diterapkan PSBB di Surabaya, pengiriman sayur mayurnya sempat terhenti sehingga harus menyewa jasa logistik agar pelanggan di Surabaya masih bisa mendapatkan sayur mayur dari Pujon.
Apalagi pada bulan April 2020 Pujon sempat berada di zona merah karena adanya pasien positif corona yang meninggal.
Padahal sebelum adanya Covid-19 Kudori bisa mengirimkan berbagai jenis sayur mayur sekitar 1 Ton per minggunya, saat PSBB Kudori hanya bisa mengirimkan setengah dari biasanya yang bisa dikirim karena biaya logistik yang mahal.
Tidak seperti sebelumnya saat ia bisa mengirimkan sendiri sayur mayur tersebut, Bahkan waktu lebaran Pak Kudori yang biasanya memberikan THR ke pegawainya harus mengurangi jumlah THR yang diberikan dari tahun sebelumnya. Pria 45 tahun tersebut harus rela mengalami penurunan pendapatan sekitar 30-50% sebelum wabah Covid-19 menyerang.
Di bulan Mei sejumlah harga sayur mayur sempat anjlok dan tidak laku di pasaran karena terlalu banyaknya stok sayuran yang tidak terjual, seperti halnya sayuran sawi bungkuk yang tidak laku di pasaran sehingga petani sampai membagi bagikan panenannya. Para petani menuturkan sayuran yang dibagi-bagikan lebih baik daripada dibuang seperti kasus di sejumlah kecamatan di Kabupaten Malang.
Disisi lain para penjual sepeda ontel di kecamatan Pujon mengalami kenaikan penjualan, karena banyaknya orang yang mengharuskan Work From Home (WFH) sehingga untuk menghilangkan kejenuhan warga yang WFH memilih untuk bersepeda ontel.
Menurut Jekky salah satu penjual Sepeda ontel di pasar tradisional kecamatan Pujon, bahwa sejak berlakunya PSBB dan WFH penjualan sepedanya naik 10% dari hari normal biasanya. Untuk reparasi sepeda ontel juga naik seiring banyaknya orang yang bekerja dari rumah bahkan anak sekolah harus
Di era New Normal saat ini Pak Kudori dan Jeky siap menjemput rezeki yang sempat berkurang karena PSBB, dia berharap pandemi virus Covid-19 akan segera berakhir dan kehidupan normal seperti dulu kala tanpa ada batasan seperti adanya virus Covid-19.
Oleh: Tri Agung Mahendra (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM)