Modernis.co, Malang – Wahai mahasiswa-mahasiswa yang mati rasa. Taukah kamu hari ini aku mengalami tragedi yang tidak pantas terjadi dimuka bumi ini tapi justru itu terjadi didepan kampusmu yang berdiri megah dengan kursi raja yang kau duduki didalamnya yang berkilauan layaknya permata.
Seorang ibu tua renta yang berdiri ditengah jalan menghentikan setiap kendaraan yang lewat menawarkan tumpukan plastik sampah yang layak pakai berharap untuk dibeli lalu kemudian ia gunakan untuk beli makanan menghilangkan rasa lapar yang memerangi perut dan jiwanya.
Sementara engkau menikmati kedudukan kecintaanmu dengan segala kemewahan yang sudah terpapar dihadapanmu. Katanya kamu cinta kesejahteraan, kau cinta pembebasan, dan kau cinta keadailan. Tapi dibawah kakimu terdapat jelata yang kau injaki kodrat kemanusiaannya. Lalu apa gunanya Lagu Buruh Tani yang selalu kau nyanyikan, apa itu hanya sekedar penghibur diri dan memanipulasi rakyat kecil,?
Kau dustai ilmumu. Kau nodai kehormatanmu dan kau bususkkan keharuman namamu sebagai agen perubahan dan pembela kaum tertindas. Dimana oreantasi Lagu Darah Juangmu, apakah sudah kau habiskan tetesannya hanya untuk meraih jabatan hingga kememelaratan tidak lagi engkau hiraukan,?
Kau meraih kepemimpinan dengan misi perubahan tapi yang engkau aktualisasikan keterpurukkan. Kau meraih kepemimpinan dengam misi revolusi, tapi yang kau orientasikan hanya kejayaan pemilik industri. Kau meraih kepemimpinan dengan misi kesejahteraan, tapi yang teroperasionalisasikan hanyalah menambah jumlah penyangguran sehingga menjalar paparan orang-orang kelaparan.
Apakah sudah mati cinta kemanusiaaanmu, ataukah kau khianati itu demi kenikmatanmu? Apakah tidak adalagi cinta keadilanmu, ataukah itu hanyalah sekedar jargon-jargon yang kososng. Apakah sudah mati semangat perjuanganmu ataukah itu sudah teralih pada paham praktis jadi pemimpin,?
Ayolah kawan, coba renungkan kembali dimana posisismu sekarang, bagaima kau meraih semua itu, untuk apa kau dapatkan semua itu. Dan kembalilah pada dasar terbentuknya dirimu, cobalah merangkai kembali dan merealisasikannya dengan baik lagi. Ingatlah selalu wahai kawan;
Apabila kau kehabisan cara datangilah seniormu, pertanyakan kepada Kakanda dan Ayunda yang sudah berpengalama tentang persoalan yang mengerangmu, tanyakan pada mereka bagaiman seharusnya kau arahakan dan gunakan posisimu, dan untuk apa kamu memanfaatkan semua label dari jubah kehormatanmu.
Tanyakan pada mereka bagaimana dinamika pendidikan hari ini yang membuat kita dilematais, tanyakan bagaiamana seharusnya menciptakan pendidikan yang tidak seperti pabrik yang hanya mencetak tumpukan-tumpukan izajah.
Ayolah kawan berusalah untuk melawan kebiasan mengekor pada kekuasaan, keluarlah dari zona nyaman, perbanyaklah diskusi dan berbicara tentang teori mengkaji pemikiran parah tokoh yang berintelektual tinggi agar kau tidak terpapar paham radikal karena kurang ngopi. (lih: Qureta: Kampus Terpapar Paham Radikal Karena Mahasiswa kurang Ngopi diakses 22 oct 2018)
Ingatlah kawan, kau punya kedudukan dan nama yang terpandang disetiap khalangan Mahasiswa, kala kau hanya menghamba kemana akan kau bawa semua perjalanan para pemuda. Jika sesekali engkau mencoba dengan menggunakan kedudukanmu untuk melawan kebijakan baku maka yakinlah bahwa semua mahasiswa yang berada dibawah naungan kekuasaanmu akan mendukungmu.
Selama ini mereka diam bukan tidak mau dan tidak tau tapi mereka menunggu titah dan perintah darimu, kau punya teman dan pendukung setia, kau punya imajinasi yang harus terus untuk diasah agar setiap pribadi mahasiswa mampu menjadikanmu teladan yang cinta kebenaran dan selalu berlomba dalam berbuat kebaikan.
Ayolah ikrarkan niat, kibar kelapkanlah panji perjuangan karena sejarah pendahulumumu telah menciptakan bukti. Sekarang giliranmu ciptakan sejarah sendiri. Ingatlah kejayaanmu bukan pada masa lalu melalu pendahulumu yang bersejarah ngeri. Tapi sejarah dan kejayaanmu ada ditanganmu sekarang ini yang penuh dengar rasa percaya diri.
Ingat kawan kau adalah pemuda yang ingin merasakan peranan segala kisah, mencari pengalaman dan membuat dunia bercerita.
Cobalah bayangkan bagaimana kisa hidupmu nanti. Apa yang akan kamu ceritakan kepada anak cucumu, apakah kau akan bercerita kalau kau dulu orang hebat yang yang mengekor pada tahta birokrasi atau kamu akan menceritakan pengalaman menarik tentang sebuah perlawanan yang kamu pelopori?.
Ceritakan pada mereka kalau kau pernah menjadi pejuang sejati yang merobohkan segala benteng penindas yang menghadang. Kau pernah terasingkan hanya karena membela kebenaran.
Ceritakan pada mereka kalau kau pernah bertarung dengan sakitnya rasa lapar hanya karena tidak mau menerima jabatan dengan cara instan. Ayo ceritakan pada meraka kalau kau pernah diklaim pemuda kiri hanya karena membela merela-mereka yang miskin.
Dan ingatlah kawan semua itu tidak akan terealisasikan jika kau tidak mau mengambil jarak dengan pihak teknokrasi, semuanya akan menjadi omong kosong dan dongeng tipuan jika kau hanya berdiam diri menikmati jabatan. Darinya marilah berjuang bersama oreantasikan imajinasi yang tiada batas dan realisasikan kebebasan agar tiada lagi yang tertindas.
*Oleh : Syarifudin R. S. (Mahasiswa Prodi. Tarbiyah FAI UMM)