IMM di Era Kegelapan, Harapan Pada Kutu Loncat

badut badut imm

Modernis.co, Yogyakarta – Di tengah euforia awal tahun 2024, tersebar luas kabar berita bahwa DPD IMM DIY akan melaksanakan pelantikan struktural. Pasca Musyawarah Daerah (Musyda) pada Desember 2023, yang memperoleh 13 Formatur Utama termasuk 1 Ketua Umum terpilih. Tentu terdapat beraneka ragam hal menarik yang terjadi dalam pada prosesnya tersebut. Lantas, kemudian menghasilkan satu citra baru yang semu kembali hadir, sebagai buah konfigurasi politik Musyda IMM DIY.

Kejumudan demokrasi dalam proses Musyda IMM DIY yang dirasakan oleh para Kader IMM, tidak dapat dibantahkan. Hal ini tidak terlepas karena penataan dinamika Musyda itu sendiri, yang mana mengakibatkan hanya terdapat Satu Calon Tunggal Ketua Umum dan ketidakhadiran salah satu cabang dalam mengirimkan Calon Ketua Umum dan Formatur. Tidak dipungkiri, hal tersebut berdampak buruk bagi proses regenerasi kepemimpinan di tubuh IMM.

Hilal struktural IMM DIY dalam satu periode kedepan pun, sepertinya tidak lagi samar. Bahkan, telah tersebar isu-isu siapa saja yang akan mengisi struktural IMM DIY ke depan. Apabila menyimak dari isu-isu yang telah berkembang dalam perbincangan struktural IMM DIY. Maka, terdengar beberapa nama yang sebenarnya tidak asing lagi di telinga kader IMM DIY khususnya dua cabang yakni PC IMM Djazman Al-Kindi Yogyakarta dan juga PC IMM Bantul.

Sebagian dari daftar nama yang masuk dalam draft struktural IMM DIY kali ini, barangkali layaknya untuk disebut sebagai Kutu Loncat. Mengapa demikian, hal ini karena dalam posisi yang mereka miliki tidak jelas, di mana kedudukan mereka mengalami ambiguitas sebagai bagian dari PC IMM Djazman Al-Kindi Yogyakarta ataukah PC IMM Bantul, semuanya itu masih tampak bias.

Kutu Loncat ini merupakan orang-orang yang menunjukkan wajah politiknya untuk sekadar mencicipi kekuasaan sesaat, mereka yang dulunya bagian dari Kader IMM Djazman Al-Kindi Yogyakarta kemudian berlabuh ke cabang lainnya yaitu PC IMM Bantul, dikarenakan ketika berada menjadi bagian dari PC IMM Djazman Al-Kindi Yogyakarta mereka tidak mendapati apa yang mereka kehendaki sebagai kepentingan politik mereka.

Persoalan ini tidak berhenti hanya sampai disitu saja, melainkan berlanjut pada beberapa nama yang masuk dalam radar struktural DPD IMM DIY itu merupakan orang-orang yang masih mengemban amanah dalam struktural PC IMM Bantul. Hal itu sepertinya tidak perlu dimungkiri, bahwa PC IMM Bantul pernah diberikan Surat Peringatan oleh DPD IMM DIY sendiri, karena kegiatan pengkaderan dan gerakan tidak berjalan dengan aktif, oleh PC IMM Bantul yang diisi kutu loncat ini.

Akan tetapi, justru formatur terpilih IMM DIY saat ini, dengan hangatnya menerima orang-orang yang punya masalah dengan isu mengenai kinerja serta komitmen mereka terhadap sumpah mereka ketika dilantik, “Bahwa akan terus membersamai dan bertanggung jawab atas amanah yang telah diberikan kepada mereka”.

Kendati dalam proses perkaderan dan politik tidak menjadi sebuah persoalan pelanggaran AD/ART. Namun, kompromi semacam ini akan memiliki sebuah probabilitas yang memungkin mereka untuk melakukan hal yang sama lagi, yaitu menjadi Kutu Loncat berikutnya dan yang akan menjadi korban adalah DPD IMM DIY. Perlu dipertegas kembali kiranya jika IMM bukanlah sekadar organisasi politik praktik semata dan bukan pula ladang basah, tetapi IMM adalah organisasi pergerakan dan pengkaderan yang nyawa atau napasnya diperuntukkan kepada umat, persyarikatan dan bangsa.

Sudah menjadi sebuah kesepakatan bersama, bahwa menjadi pimpinan bukan hanya soal kedudukan saja, melainkan harus menjaga marwah IMM dalam menjalani nilai-nilai ideologis gerakan IMM. Dengan demikian, kutu-kutu Loncat ini perlu juga diingatkan mengenai nilai-nilai yang harus dijaga.

Berkenaan dengan degradasi demokrasi, sudah menjadi hal yang lumrah terjadi, seperti dalam tubuh formatur terpilih. Di mana telah mengesampingkan musyawarah yang baik dengan menjadikan demokrasi voting sebagai dalih pilihan utama untuk menentukan struktural. Langkah yang diambil tersebut merupakan hal yang sangat tidak dianjurkan karena meninjau dari jejak sejarah sendiri Socrates harus mati dengan terhina disebabkan oleh proses yang disebut sebagai demokrasi.

Sekalipun hal ini telah terjadi, zalim rasanya Ketika kader IMM DIY tidak menaruh optimisme. Sebab, tentunya perlu juga menaruh harapan yang besar terhadap DPD IMM DIY ke depan, untuk tetap menjaga ghirah gerakan yang telah lama dijaga oleh yang terdahulu. Hal ini agar proses politik yang sangat gelap kali ini, dapat menghadirkan cahaya yang baru. Cahaya yang membawa kebaikan.

Di samping itu, tentu tidak baik pula apabila menyalahkan Para Kutu Loncat ini atas tindakan mereka, karena terdapat beberapa faktor lainnya yang turut mempengaruhi tindakan mereka. Jika berbicara masa depan IMM tentu sekarang mereka yang akan memangku tanggung jawab besar, tetap menunjukkan nilai perubahan pada karakter Kutu Loncat ini agar dapat menjawab keraguan demi keraguan yang ada dalam alam imajinasi para kader. khususnya IMM DIY. Terakhir, menaruh harapan pada Kutu Loncat ini dalam menghidupkan dan memberikan warna yang baik pada IMM DIY, seperti menaruh harapan pada buah simalakama.

Oleh: Tegar Lesmana Aktivis IMM Yogyakarta

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment