Modernis.co, Malang – Keputusan Arab Saudi yang menunda jalur visa kunjungan ke Mekkah ataupun tidak menerima turis dari luar negeri ini merupakan salah satu upaya pemerintah kerajaan Arab Saudi untuk mencegah dan menanggulangi virus corona menyebar di kerajaan mereka setelah mereka resmi mengumumkan ada seorang yang positif terpapar Corona setelah melakukan perjalanan dari Iran melalui Bahrain.
Keputusan itu hanyalah bersifat sementara, banyak yang mengatakan penutupan jalur umrah namun bukanlah penutupan melainkan penundaan yang mana penundaan tersebut tidak berlangsung lama hanya bersifat sementara dan kembali seperti biasa.
Virus corona yang sedang asik dibicarakan diberbagai belahan dunia yang dilansir menjadi virus mematikan yang merupakan virus yang berasal dari Wuhan, China. Dijelaskan oleh WHO virus ini satu keluarga dengan virus Corona penyebab SARS dan MEPS, virus ini pula bermula dari hewan yang menularkannya ke manusia kemudian akan menular lagi dari manusia ke manusia.
Virus yang dipercaya mematikan ini juga telah menyebar keluar negeri dan ditemui pula kasus serupa seperti di Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Singapura, serta yang paling jauh adalah Washington, Amerika serikat. Para pasien- pasien yang terkena virus Corona ini memang setelah melakukan perjalanan dari Wuhan dan diketahui pula di Wuhan memang terdapat bandara yang berskala Internasional.
Dengan adanya virus yang dipercaya mematikan ini membuat warga dibelahan dunia dirundung rasa ketakutan yang besar bahkan dibeberapa negara pun telah menutup penerbangan dari dan ke Tiongkok. Tak terkecuali Arab Saudi yang merespon virus ini dengan mengumumkan penundaan visa kunjungan ke Mekkah untuk jamaah umrah serta turis dari luar negeri tak terkecuali jamaah umrah yang berasal dari Indonesia. Dengan adanya keputusan tersebut banyak media memposting foto sepinya dan mengatakan bahwa suasana di masjidil haram tidak ada orang yang melakukan tawaf.
Media – media yang menyebutkan bahwa sepinya masjidil haram dan tidak ada orang yang melakukan tawaf karena virus corona tidaklah benar bahkan setalah diberlakukannya keputusan tersebutpun suasana di masjidil haram masih seperti biasanya serta masih banyak ribuan umat islam yang melakukan tawaf di masjidilharam.
Bahkan seorang pembimbing umrah dari Al- Malik travel menjelaskan bahwa tidak adanya perlakuan khusus yang berkaitan dengan kebijakan virus corona tersebut. Serta seorang pejabat Arab saudi mengatakan lantai atas mesjid masih dibuka untuk orang- orang yang ingin beribadah.
Dengan adanya keputusan penundaan visa kunjungan ke mekkah dan tidak menerimanya turis dari luar negeri tersebut yang hanya bersifat sementara itu hanya berlaku bagi orang yang bukan berasal dari Arab Saudi, diketaui juga tawaf merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan ketika berada di masjidilharam yang sama seperti sholat hanya saja diperbolehkan berbicara dengan kata lain walaupun tidak umrah tawaf ini masih bisa dilakukan yang berarti warga Arab saudi masih ada yang melakukan tawaf.
Bukan kali pertama pula pemerintah kerajaan Arab saudi menutup jalur umrah, namun setiap tahun jalur umrah ini ditutup pada saat menjelang hari raya haji dan sesudah hari raya haji yang bertujuan untuk menyiapkan suasana yang kondusif untuk para jamaah haji dan pda saat itu pula juga sedikit umat muslim yang melakukan tawaf dan masjidil haram pun terbilang sepi.
Jadi, tidaklah benar jika di masjidil haram tidak ada orang yang melakukan tawaf karena kebijakan tersebut, melainkan itu keputusan sementara yang akan kembali seperti semula walaupun memang belum ditentukan kapan akan dicabutnya kebijakan tersebut, Dan para pejabat- pejabat pemerintah Arab Saudilah yang lebih tau apa yang terbaik untuk kerajaan mereka.
Sebagai umat islam yang percaya dengan adanya pertolongan Allah SWT, berharap kepadanya adalah satu- satunya cara yang paling ampuh untuk meminta pertolongan agar apa yang sedang menyusahkan, apa yang sedang membuat gelisah cepat berlalu dan kita semua mampu mengatasinya serta orang- orang yang dalam kesusahan dan kegelisahan tersebut karena hanya memang Allah lah yang mengatur segala apa yang terjadi di bumi dan seisinya.
Oleh : Nadia Nuryasmi Azizah (Aktivis Forsifa UMM)