Modernis.co, Malang – Di tahun 2020 ini, Indonesia mengalami banyak sekali masalah. Baik dari segi politik, ekonomi, pendidikan, maupun agama. Banyak hal yang mempengaruhi terjadinya masalah dan banyak juga yang belum terselesaikan hingga saat ini. Faktor utama yang paling berperan adalah pemerintah karena mengemban amanah dari masyarakat.
Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa, polisi telah menembak keenam laskar. Karena mobil yang ditumpangi oleh laskar FPI dipepet dan dibuntuti oleh mobil yang berisikan polisi. “ Tidak hanya satu atau dua mobil, tapi banyak dan saling bergantian. Ada yang maju ke depan agar bisa memepet mobil Habib Janif yang berada di belakang saya,“ kata Habib Rizieq. Lalu terjadilah saat itu konflik antara laskar FPI dan beberapa mobil yang berisikan polisi tadi.
Keenam laskar FPI yang meninggal pada saat kejadian menurut pengakuan Sekertaris FPI Munarman adalah Fais, Ambon, Andi, Reza, Lutfil, dan Kadhavi. Mereka diculik orang tak dikenal kemudian dibunuh, mobil yang ditumpangi keenam laskar itu bernomor polisi B 2152 TBN. Mengalami kerusakan pada pintu mobil setelah insiden penghadangan itu.
Peraturan yang ditetapkan oleh organisasi Front Pembela Islam (FPI) tidak diperbolehkan membawa dan memakai senjata sama sekali dalam berorganisasi. Dan anehnya lagi CCTV yang berada di TKP yaitu di jalan Tol Jakarta – Cikampek pada senin dini hari, 7 Desember 2020 mati. Pertanyaan itu yang terbesit pada benak masyarakat, mengapa bisa terjadi, apa karena perbaikan?, atau sengaja dimatikan, itu masih belum diketahui.
Dan kabarnya pun polisi juga akan mengumpulkan bukti dari CCTV, polisi mengatakan akan dipastikan rekaman CCTV itu ada dan akan digunakan sebagai bukti. Yang sudah diamankan oleh polisi adalah senjata tajam dan pistol yang katanya digunakan laskar untuk menyerang polisi.
Adapun tanggapan keluarga keenam laskar yang meninggal dalam insiden tersebut, ada yang mengatakan “seandainya putra kami benar menyerang lantas dari mana dia tahu kalau itu mobil yang berisikan polisi. Terus Ketika dia tahu sedang mengawal ulama mengapa dia menyerang orang lain? kan dia tujuannya mengawal ulama, yang keluarga korban pikirkan ada apa ini?. Adanya beberapa kejanggalan-kejanggalan yang masih simpang siur
Kejanggalan-kejanggalan tadi masih dipertanyakan oleh pihak keluarga korban. Selain itu dari pihak keluarga meskipun mereka sedih namun ada rasa bangga karena putranya telah meninggal tidak di jalan yang salah namun di jalan yang benar, mereka telah membela islam dan juga mencintai dan memuliakan ulama seperti pada sabda Rasulullah salallahu alaihi wassalam:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنة
Nabi SAW bersabda : “Barang siapa memuliakan orang alim maka ia memuliakan aku, barang siapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah, dan barang siapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga.” (Kitab Lubabul Hadits).
Oleh: Afif Dzulfikri (Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang)