Kebijakan New Normal Diberlakukan, Dapatkah Memulihkan Ekonomi Indonesia Kembali?

ade laksmi

Modernis.co, Malang – Semenjak penyebaran virus Corona (COVID-19) di seluruh dunia, perekonomian dunia mulai terganggu termasuk di Indonesia. Setelah masyarakat dipaksa untuk berdiam diri di rumah, melakukan segala aktivitasnya di rumah, sampai beribadahpun di rumah untuk mengurangi penyebaran virus corona, ternyata hal ini membuat terpukulnya sektor – sektor penggerak roda ekonomi Indonesia.

 Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan hingga kuartal I-2020, yaitu sekitar 2,97%. Karena kemerusutan inilah akhirnya pemerintah memberlakukan kebijakan New Normal sebagai cara yang mampu menaikan perekonomian Indonesia. Tetapi pertanyaanya, apakah sistem kebijakan New Normal ini mampu menaikan perekonomian Indonesia?

New Normal itu sendiri yaitu perilaku untuk menjalankan aktivitas secara normal seperti biasanya. Walaupun tetap menjalankan aktivitas normal seperti biasanya, tetapi protokol untuk mencegah penyebaran virus Corona tetap dijalankan. Karena menjalankan aktivitas seperti biasanya, maka diharapkan roda perputaran ekonomi dapat kembali pulih dan berjalan seperti sediakala.

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilent, hal ini tergantung kepada kesiapan Indonesia dalam hidup berdampingan dengan virus Corona ini. Menurut beliau, jika dilihat dari sisi ekonomi, kegiatan lockdown yang terus-menerus dapat memperburuk bagi kegiatan ekonomi, sehingga pemerintah harus mengambil jalan tengah dengan mewacanakan untuk melonggarkan dalam hal PSBB, Selasa (26/5/2020).

Namun, dengan memberlakukan New Normal di tengah pademik Corona di Indonesia yang terus mengalami peningkatan seperti ini, maka kasus yang akan terkena virus Corona ini akan semakin meningkat pula dan hal ini justru juga dapat menghambat pemulihan ekonomi, dikarenakan konsumen yang akan semakin memikirkan kesehatan di tengah pedemik Corona jika terus bertambah.

Hal ini juga dapat dilihat saat hari lebaran beberapa hari yang lalu, walau banyak pusat pembelanjaan yang kembali beroperasi, tetapi kenaikan ekonomi tidak terlalu begitu sifgnifikan. Menurut Pengamat Ekonomi Piter Abdulah, konsumsi masyarakat menjelang lebaran tahun 2020 kali ini hanya sebatas kebutuhan sandang dan pangan, meski ada peningkatan itu hanya akan terjadi sementara, Kamis (21/5/2020)

Dengan menyelamatkan nyawa manusia, maka sama saja dengan kita menyelamatkan perekonomian di tengah merebaknya virus Corona ini. Kita tidak dapat mempertahankan mata pencarihan jika penggerang roda ekonominya sendirinya tidak dapat menjaga diri dalam memperhatikan kesehatan, karena proses pemulihan ekonomi akan lebih cepat jika nyawa manusia menjadi yang pertama.

Kebijakan New Normal sendiri pernah diterapkan di negara maju seperti Korea Selatan, sayangnya pemberlakuan New Normal di Korea Selatan tidak berjalan begitu lama. Hal ini disebabkan oleh melonjaknya warga yang terkena virus Corona, akibatnya Korea Selatan kembali perketat pembatasan sosial. Melihat dari pengalaman Korea Selatan terkait New Normal, sebaiknya Indonesia mempertimbangkan kembali terkait pelaksanaan New Normal di Indonesia.

Bayangkan jika Indonesia menerapkan sistem New Normal yang kemudian kasus positif corona semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan akhirnya Indonesia harus menjalankan sistem PSBB kembali sehingga perekonomian Indonesia dapat terguncang kembali.

Jika sudah seperti itu PHK akan kembali hadir, daya beli masyarakat akan kembali turun, dan roda perputaran ekonomi akan kembali terjerat sehingga penerapan sistem New Normal hanya seperti membuang-buang waktu dan nyawa masyarakat. Untuk mengendalikan ekonomi maka kita harus mengendalikan virus Corona tersebut terlebih dahulu.

Memang, kebijakan New Normal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, ada yang menerima ada yang menolak. Walaupun New Normal terdengar mampu mengembalikan ekonomi seperti sediakala dan membuat masyarakat akhirnya mampu  mendapatkan pekerjaan kembali, tetapi akan lebih baik jika kita mencegah virus Corona dari pada mengobatinya.

Oleh : Ade Laksmi Ronaa

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment