Kapitalisasi Ekonomi di Tengah Wabah Covid-19

Modernis.co, Depok – Tak bisa dipungkiri bahwa adanya wabah Corona Virus Disease (Covid-19) ini berdampak besar pada seluruh aspek kehidupan, terutama yang paling signifikan adalah dalam bidang ekonomi. Upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus ini melalui progam PSBB nya menyebabkan pertumbuhan ekonomi terhenti secara cepat, dimana para pekerja kantoran banyak yang di PHK, pedagang kaki lima gulung tikar.

Masyarakat Indonesia yang kebanyakan bekerja sebagai pekerja informal kelas bawah, maka secara otomatis diberhentikan tanpa mendapatkan uang pesangon dari pimpinannya.

Disatu sisi, ada segelintir orang yang memanfaatkan keadaan untuk memupuk kekayaan diri dengan cara menjual bahan-bahan pokok dan pelindung diri menggunakan harga yang sangat tinggi, contoh kecilnya adalah masker yang akhir-akhir ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat agar terhindar dari paparan virus, banyak para pengusaha yang menjualnya dengan harga tinggi yaitu sekitar ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.

Padahal beberapa bulan sebelum adanya wabah ini benda ini masih dijual dengan harga puluhan ribu perbox. Hal ini terlihat jelas bahwa terdapat segelintir orang dibelakang layar yang membunuh nalar kemanusiaannya demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Selain itu, harga bahan-bahan pokok makanan juga ikut melambung tinggi. Karena inilah yang menyebabkan banyak masyarakat yang tidak mengikuti aturan pemerintah untuk tetap dirumah karena beralasan “jika ia tidak mencari uang,maka ia akan mati kelaparan”. Pernyataan ini sangat miris untuk didengar dan seharusnya bisa menggugah hati pemerintah untuk lebih peduli lagi terhadap orang-orang yang terkena dampak dari kebijakannya.

Beberapa waktu lalu, Presiden telah mengeluarkan penetapan dalam Kepres No 12 Tahun 2020 tentang penetapan bencana non alam penyebaran corona virus disease 19 (Covid-19) yang memiliki konsekuensi bahwa segala kebijakan dan dampak dari adanya covid-19 ini dipegang oleh pemerintah pusat.

Namun pada kenyataannya, pemerintah  hanya memberikan kebijakan berupa narasi saja tanpa tindak langsung terhadap dampak kebijakan tersebut dimasyarakat. contohnya dalam kasus system lockdown yang diberlakukan oleh pemerintah dibeberapa daerah. Seharusnya diiringi dengam pemberian tunjangan bahan makanan agar masyarakat tidak mengalami kelaparan yang memicu adanya tindakan kriminal untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

 Selain itu perlu adanya tindakan atau sanksi tegas terhadap para pelaku usaha yang memanfaatkan keadaan ini untuk meningkatkan keuntungan dalam penjualan produknya. Maka Dalam hal ini, bukan hanya masyarakat saja yang disuruh untuk berdiam dirumah tapi juga para investor atau pengusaha juga berhenti untuk melanggengkan strategi keuntungan usahanya.

Dalam bidang kesehatan misalnya, terdapat beberapa rumah sakit swasta yang tidak mau menangani pasien Covid-19 dengan alasan takut akan berdampak pada eksistensi nama rumah sakit tersebut sehingga menurunkan keuntungan pemasukan, padahal dalam keadaan seperti ini yang sangat dibutuhkan adalah uluran bantuan dari para medis untuk merawat pasien dan mengurangi penyebaran virus.

Dengan masih adanya tindakan beberapa dari lembaga seperti ini menunjukkan bahwa kurang tegasnya pemerintah dalam penanganan Covid-19  disegala aspek kehidupan. Untuk itu saya menekan pemerintah untuk mengesampingkan dulu egoisme diri dalam bidang politik dan bertindak tegas terhadap oknum-oknum dibelakang layar yang dengan teganya memanfaatkan keadaan darurat ini demi memperkaya diri sendiri.

Selain itu, seharusnya antara komponen dalam tataran pemerintah pusat, daerah dan lembaga yang ada dimasyarakat saling bersinergi untuk melawan Covid-19 ini. Agar tidak ada kebijakan yang sewenang-wenang tanpa mengomunikasikan dengan kalangan bawah sehingga menimbulkan tindakan pembangkangan oleh masyarakat.

Jika pemerintah masih egois akan kebijakannya dan masyarakat juga tidak peduli dengan aturan yang ada. Maka kemungkinan yang akan terjadi adalah Indonesia akan menduduki peringkat tertinggi sebagai Negara yang memiliki jumlah kematian yang banyak akibat virus Covid-19.

Oleh : Abdul Aziz Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment