Lagu Aisyah, Gambaran Sosok Istri Nabi

istri rasulullah

Mulia indah cantik berseri

Kulit putih bersih merahnya pipimu

Dia aisyah putri abu bakar

Istri rasulullah

Sungguh sweet nabi mencintamu

Hingga nabi minum di bekas bibirmu

Bila marah nabi kan memanja

Mencubit hidungnya

Aisyah..

Modernis.co, Malang – Kurang lebih seperti itu lirik dari lagu Aisyah istri Rasulullah. Lagu ini menjadi trending topic akhir-akhir ini. Akan muncul banyak cover lagu Aisyah istri Rasulullah jika kita ketik di pencarian beranda YouTube. Pasalnya, tidak hanya akun yang biasanya menyanyikan lagu Islami saja yang mengcover lagu ini, akan tetapi juga akun-akun yang secara konsisten meng-upload video atau mengcover lagu yang notabennya bukan Islami.

Namun, pada kenyataannya para pendengar tidak begitu mempertimbangkan siapa yang mengcover lagu tersebut. Hal demikian boleh jadi karena keserasian lirik dengan kisah cinta manusia yang kemudian disandingkan kepada Baginda Rasulullah dan istrinya atau mungkin sebab viralnya lagu tersebut, kemudian banyak akun-akun yang mencoba untuk covernya demi meningkatkan great akun yang dia kelola.

Di lansir dari Republika.co.id, lagu “Aisyah Istri Rasulullah” merupakan lagu yang diciptakan oleh Razif BIN Zainuddin. Lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh grup band bernama Projector Band asal Negeri Jiran Malaysia dengan judul “Aisyah” yang Dirilis pada Mei tahun 2017 lalu.

Lagu tersebut dinyanyikan ulang dan liriknya diubah menjadi versi religi oleh Youtuber Malaysia bernama Hasbi Haji Muh Ali alias Mr. Bie. Video cover tersebut, kemudian di-upload di akun YouTube miliknya yang bernama Mr Bie pada Agustus 2017. Video cover versi Mr Bie inilah yang kini populer dikenal sebagai lagu “Aisyah Istri Rasulullah”.

Namun agaknya saat ini, berbarengan dengan viralnya lagu tersebut, terdapat kontroversi dari beberapa pihak. Ada yang berpendapat bahwa lagu tersebut cukup frontal dengan menceritakan bentuk fisik istri Rasulullah dan kisah cinta keluarga Baginda.

Ada juga yang masih tetap konsisten berpendapat bahwa musik itu haram. Dalam hal ini, terkesan lebih parah lagi karena lirik dari lagu tersebut terkait erat dengan Aisyah dan Baginda Rasulullah. Dikuatkannya dengan hadits tentang musik (musik adalah seluring setan):

Abu Bakar mengunjungi rumah Aisyah dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ada disana. Ketika hari Idul Fithri atau Idul Adha. Ketika itu ada dua wanita penyanyi dari kaum Anshar yang sedang bernyanyi dengan syair-syair kaum Anshar di hari Bu’ats. Maka Abu Bakar berkata: mengapa ada seruling setan? mengapa ada seruling setan? Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: biarkan mereka wahai Abu Bakar!”

(HR. Bukhari no. 3931).

Ada banyak argumentasi lain yang kemudian di unggah baik melalui tulisan maupun video di media sosial. Bahkan dari mulut ke mulut. Hal demikian merupakan fenomena yang wajar, mengingat publik mempunyai hak bicara dan berpendapat. Begitu juga dengan media sosial yang merupakan panggung pribadi bagi setiap orang.

Bagi penulis sendiri, lagu dan lirik tersebut seharusnya direspon dengan positif. Sebab banyak orang yang kemudian berani mengekspresikan kemampuan dirinya. Namun memang benar, bahwa seharusnya yang diunggah merupakan konten-konten yang baik dan mendidik.

Jika kita telusuri, lagu tersebut secara lirik kurang lebih sudah benar. Beliau adalah putri Abu Bakar salah satu sahabat Rasulullah. Sosok wanita yang cantik dan sangat dicintai Baginda. Dikisahkan bahwa alasan Rasulullah memilih Aisyah sebagai pendamping adalah wahyu dari Allah SWT melalui mimpi beliau. Artinya bahwa ia adalah sosok wanita yang terpilih dan mulai yang Allah siapkan untuk kekasih-Nya (Muhammad).

Hanya saja, seolah-olah yang tertuang dalam lirik tersebut hanya tentang kecantikan paras wajah Aisyah dan kisah percintaan antara keduanya. Padahal banyak hal yang seharusnya diungkapkan dengan sudut pandang yang lebih daripada romantisme kisah cinta manusia.

Aisyah juga dikenal sebagai sosok yang cerdas dan kehadirannya diperhitungkan. Menurut Ibrahim Salim bahwa, kefakihan dan luasnya pengetahuan yang dimilikinya tidak terlepas dari kebersamaan yang cukup lama dengan Rasulullah. Tapi apa dikata, berbicara kisah kehidupan dengan waktu relatif lama, tentunya banyak hal yang terjadi dan berbagai macam sudut pandang yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian, seyogyanya bagi yang tidak sepakat dengan lagu tersebut, untuk dapat membuat konten yang mampu menuangkan argumentasi yang diharapkan. Konten tersebut dibalut dengan karya seni yang semisal dengannya. Hal ini menjadi solusi bijak dalam menanggapi sebuah karya. Karya dibalas dengan karya

Semoga semakin banyak lagu-lagu tentang kemuliaan Rasulullah dan keluarganya yang diminati banyak para kalangan dan tentunya tidak menimbulkan banyak pertentangan.

Oleh : Salim Akbar (Aktivis IMM Tamaddun Fai UMM)

editor
editor

salam hangat

Leave a Comment