Modernis.co, Malang – Dalam kehidupan manusia berada di perjalanan menuju apa yang diharapkan. Pengharapan yang dituju bermacam-macam sehingga saling bersinggungan antara satu dengan yang lain. Persinggungan ini menghadirkan konflik, sehingga dapat menyebabkan kekacauan di lingkungan manusia.
Kehadiran konflik dalam kehidupan manusia diakibatkan oleh adanya kepentingan individu. Sehingga penindasan lahir untuk melindungi kepentingan manusia dari manusia yang lain. Hal ini, menjadi permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan manusia.
Surah al-A’raf ayat 172 menjelaskan bahwa tuhan mengambil sumpah kesaksian manusia agar dapat dipertanggung jawabkan dikemudian hari. Kesanggupan manusia bersaksi di hadapan tuhannya, sehingga lahir di dunia untuk menyampaikan risalah untuk manusia lain. Penyampaian risalah yang dibebankan kepada manusia untuk manusia lain tertutup oleh hasrat kepuasaan kepemilikan dan kekuasaan.
Meninggalnya manusia sebelum dewasa atau dalam keadaan masih bayi dan sejenisnya. Ketidak kemampuan dalam penyampaikan risalah yang diemban di atas pundak manusia itu. Dalam surah al-ahzab ayat 7 mengatakan dimana para nabi diambil sumpahnya dalam menyampaikan risalah dan saling membenarkan apa yang dibawanya.
Setelah risalah yang disampaikan oleh para nabi untuk ummatnya, maka ummatnya mememiliki kewajiban untuk menyampaikan apa yang diajarkan oleh para nabi. Hal ini, menjadi permasalahan dengan kondisi manusia pada zaman ini. Maraknya pendidikan pengguruan tinggi yang seharusnya menjadi pelatihan untuk menyampaikan risalah yang dibawa oleh para nabi, tapi melahirkan manusia-manusia yang hanya peduli dengan nilai atau materi yang lainnya.
Dalam tafsir Muhammad ibn Jarri al-Thabari jilid 20 hal 213, perjanjian tuhan dan para nabi bukan untuk menuhankan para nabi, tetapi untuk saling membenarkan ajaran yang disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu sampai yang terakhir.
Dengan kondisi manusia yang tidak memahami hakikat manusia itu hadir di dunia, sehingga tuhan mengutus nabi untuk memberikan peringatan atau risalah untuk disampaikan pada manusia lain. Risalah yang disampaikan kepada pengikutnya, harus disampaikan pada manusia lain agar dapat menerima risalah yang disampaikan sehingga dapat memberikan perlawanan terhadap penindasan. Perlawanan yang dilakukan untuk mengubah kondisi sosial pada zaman modern ini.
Risalah yang disampaikan bukan hanya merupakan ajaran agama, tetapi melepaskan penderitaan yang disebabkan oleh penguasa pada saat itu. Nabi Musa berjuang melawan raja fir’un, nabi Ibrohim melawan raja Nabrut dan nabi Muhammad saw melawan pembesar-pembesar bani Quraisy.
Ketiga nabi yang disebutkan merupakan contoh kecil dalam perlawanan untuk pembebasan manusia dari penindasan. Perjuangan dalam penyampaian risalah dari nabi tidak hanya untuk menyebarkan agama, akan tetapi untuk melepaskan manusia dari perbudakan.
Dalam zaman modern ini, penindasan dilakukan dengan cara menekan atau berpihak kepada pemilik modal. Sehingga, penderitaan manusia yang dirasakan saat ini tidak hanya fisik tetapi pikiran yang disebabkan oleh tekanan dari pemilik modal untuk menguasai kekayaan alam dan memperkecil upah buruh.
Dengan kondisi seperti ini maka, diperlukan manusia yang sadar dengan risalah pembebasan yang dibawa oleh para nabi dan dilanjutkan oleh pengikutnya. Dengan kurang peduli manusia dengan kondisi sekitarnya, maka penderitaan semakin terjadi. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan tentang itu dan merupakan kontroling dalam pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan makhluk lain. Kebutuhan terhadap makhluk lain bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan materil, akan tetapi sebagai penasihat agar teman tidak terjerumus.
Kurangnya penyampaian risalah oleh manusia kepada manusia lainnya, akan merugikan manusia yang lebih banyak. Kepedulian inilah, yang kurang diperhatikan oleh manusia saat ini, terutama dalam kebijikan yang diambil oleh pemerintah yang sering merugikan masyarakat kecil.
Perjuangan para pendahulu tidak hanya menyapaikan ajara agama. Kehadiran para pemuda harus paham dengan kondisi yang ada sekarang. Kemiskinan yang ada saat ini tidak lepas dari kurangnya kepedulian para pemuda terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Baru-baru ini dengan ada omnibus law yang mengajukan RUU ketenaga kerjaan. Jika hal ini dibiarkan maka, nasib kekayaan alam akan dikuasai oleh pemodal. Dengan kondisi seperti ini, maka perjuangan penyampaian risalah kebenaran dan keadialan harus ditegakkan.
Dengan kondisi seperti ini maka. Pemuda harus memberikan isyarat kepada masyarakat bahwa negara tidak aman-aman saja. Kondisi seperti ini merupakan kecauan dalam pemerintahan. Hal ini, menggambarkan dan menceritakan bahwa kondisi pemerintahan hanya peduli terhadap pemodal dengan alasan untuk menaikan pendapatan negara.
Isu-isu untuk menaikan pendapatan negara dengan mengorbankan rakyat merupakan hal yang tidak baik. Kondisi seperti inilah, para pemuda yang berintelektuan dalam dunia akademik harus memberikan perlawan.
Oleh: Mohammad Teguh Santoso (Aktivis IMM Tamaddun FAI dan Germaks)