Alumni UIN Banten, Jadikan Es Kelapa Minuman High Class

es kelapa high class

Modernis.co, Serang – Es Kelapa sudah barang tentu menjadi minuman khas orang Indonesia. Biasanya, minuman ini di bandrol dengan harga yang murah meriah. Namun siapa kira minuman ini ternyata bisa menjadi minuman high class dengan berbagai varian citra rasanya.

Wijanarko yang biasa di dipanggil Wiko ini memulai karir ekonomi kreatifnya dari kegelisahannya terhadap produk lokal yang masih eksis di Indonesia akan tetapi harus bersaing dengan pruduk-produk minuman yang berkembang saat ini.

“kegelisahan saya saat itu, melihat pruduk lokal yang masih eksis dan stunable di masyarakat adalah es Kelapa, tapi Es Kelapa saat itu masih belum ada inovasi rasa yang berkembang, yah rasanya itu itu aja kalo gak di campur gula yang biasanya dengan susu,” ungkapnya.

Alumni UIN Banten jurusan Pendidikan Bahasa Inggris ini juga mengakui bahwa inovasi rasa Es Kelapa yang ia kembangkan ini terinspirasi saat ia tinggal di Lombok selama satu tahun.

“saat saya masih mengajar di Lombok, saya pernah membeli Es Kelapa yang dicampuri dengan Jaruk nipis, semanjak saat itu saya punya keinginan buat berwirausaha,” Katanya.

Saat pulang ke Serang, Ia mengaku bahwa Es Kelapa dengan Inovasi cita rasanya perlu waktu eksperimen selama 3 minggu.

“untuk memuat rasa yang pas di lidah masyarakat dengan tanpa kehilangan rasa Kelapanya saya perlu berexperimen selama 3 minggu di rumah, dan alhamdulillah experimen itu membuahkan hasil yang manis dan di sukai masyarakat Serang.

Sekarang, Es Kelapa yang di beri nama Lapaku ini sudah memiliki dua outlate  yang berada di Jl. TB. Suwandi Ciracas dan JL. Raya Banten Lopang  Serang Banten.

Dengan 14 varian rasanya di antaranya; Coco Lemonade, Coco Lime, Coco Milk Original, Coco Taro, Coco Orance, Coco Tamarund, Coco Red Velvet, Coco Cohocolate, Coco Yakult, Coco Matcha, Coco Capuchino, Coco Bubble Gum, Coco Red Ginger dan Coco Mango.

Untuk merasakan rasa Es Kelapa Lapaku, masyarakat Serang cukup menyisihkan uang jajan dari kantong sebanyak Rp 11.000 sampai Rp 15.000/cupnya.

Saat ditanya perihal omzetnya per-hari. Alumni Pondok Pesantren Modern Daar El Istiqomah itu juga mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 500.000 – Rp 700.000/hari.

Wijanarko berpesan kepada masyarakat yang berminat membangun usaha di bidang ekonomi kreatif bahwa perlunya perencanaan yang matang dan kesiapan baik secara mental dan finansial untuk berwirausaha.

“membangun usaha bisnis seperti ini perlu ada perencanaan yang matang, misalnya dengan merencanakan BMC (Bisnis Modal Canvas), yaitu suatu upaya untuk merencanakan di awal, dengan memperhitungkan anggaran yang akan di keluarkan saat berwirausaha,” ungkapnya. (BO)

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment